terbuka memungkinkan responden menggunakan cara-cara unik mendefinisikan dunia, wawancara terbuka mengasumsikan bahwa tidak ada urutan tetap
pertanyaan yang sesuai untuk semua responden, dan wawancara terbuka memungkinkan responden membicarakan isu-isu penting yang tidak terjadwal.
Proses wawancara dilaksanakan secara berkala dengan alokasi waktu penelitian selama 1 bulan, wawancara akan dilakukan sebanyak 1 atau 2 kali
kepada setiap responden dan wawancara dilakukan tidak secara terus menerus selama 2 hari, tetapi dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Setiap sesi
wawancara dialokasikan dengan jangka waktu tidak lebih dari 2 jam, dan lokasi menyesuaikan dengan responden. Teknik wawancara yang digunakan adalah
dengan wawancara terbuka atau mendalam tanpa membatasi sejauh mana responden akan menjelaskan tentang jawaban dari setiap pertanyaan yang
diajukan, dan proses wawancara pun bersifat kondisional. Dalam setiap sesi wawancara peneliti sudah terlebih dahulu menentukan poin-poin yang akan
ditanyakan guna menjawab fenomena yang terjadi.
3.5.2 Pengamatan
Menurut Jorgensen dalam Mulyana 2004:162 metode pengamatan berperan serta pengamatan terlibat dapat didefinisikan berdasarkan tujuh ciri
berikut : 1
Minat khusus pada makna dan interaksi manusia berdasarkan perspektif orang-orang dalam atau anggota-anggota situasi atau keadaan tertentu.
2 Fondasi penelitian dan metodenya adalah kedisinian dan kekinian kehidupan
sehari-hari.
3 Bentuk teori dan penteorian yang menekankan interpretasi dan pemahaman
eksistensi manusia. 4
Logika dan proses penelitian yang terbuka, luwes, oportunistik, dan menuntut redefinisi apa yang problematik, berdasarkan fakta yang diperoleh dalam
situasi nyata eksistensi manusia. 5
Pendekatan dan rancangan yang mendalam, kualitatif dan studi kasus. 6
Penerapan peran partisipan yang menuntut hubungan langsung dengan pribumi di lapangan.
7 Penggunaan pengamatan langsung bersama metode lainnya dalam
mengumpulkan informasi. Pendapat lain mengenai pengamatan terlibat partisipatif berperan adalah
menurut Becker dalam Mulyana 2004:162 yang menyarankan bahwa pengamatan terlibat adalah pengamatan yang dilakukan sambil sedikit banyak
berperan-serta dalam kehidupan orang yang kita teliti. Ditambahlan pula bahwa pengamatan terlibat mengikuti orang-orang yang ia teliti dalam kehidupan sehari-
hari mereka, melihat apa yang mereka lakukan, kapan dengan siapa, dan dalam keadaan apa dan menanyai mereka mengenai tindakan mereka. Dari berbagai
pendapat yang ada dapat disimpulkan pengamatan dalam penelitian kualitatif adalah pengamatan partisipatif berperan serta terlibat. Pengamatan partisipatif
adalah pengamatan yang dilakukan dengan ikut serta atau terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang atau sekumpulan orang yang kita amati dengan tujuan
untuk mengetahui secara jelas berbagai kegiatan yang dilakukan beserta seluruh hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode pengamatan partisipatif, pengamatan dilakukan selama 1 bulan dengan mengambil waktu pada hari senin sd kamis.
Pengamatan dilakukan selama 4 hari dalam satu minggu secara berturut-turut selama 1 bulan. Kegiatan pengamatan dilakukan mulai dari jam kerja KSM
Bondho Tumoto yakni jam 08.00 sampai jam 16.00. Pengamatan yang dilakukan mencakup implementasi sistem bagi hasil di koperasi yang dilakukan oleh
karyawan, pengurus, manajer dan anggota. Dalam proses pengamatan peneliti mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dan manajer yang
berada di kantor KSM Bondho Tumoto Kecamatan Gunung pati Semarang. Alat bantu yang digunakan dalam observasi adalah Handphone dan
camera digital, agar kegiatan yang diamati bisa dilihat lagi untuk diamati lebih jauh lagi. Tujuan dari pengamatan tersebut adalah untuk mengetahui secara
langsung proses implementasi sistem bagi hasil yang dilakukan di KSM Bondho Tumoto. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui kendala
– kendala penerapan sistem bagi hasil dan cara penyelesaian dari kendala yang ada pada KSM Bondho
Tumoto..
3.5.3 Analisis Dokumentasi