17
D. Keaslian Penulisan
Skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta Atas Pembajakan Karya Seni Digital Pada Jejaring Sosial Ditinjau Dari Undang-
Undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta ” ini ditulis dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
Berdasarkan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka tidak ditemukan adanya kesamaan judul . Judul skripsi ini belum
pernah ditulis dan di teliti dalam bentuk yang sama. Dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai oleh penulisan
skripsi ini, maka dapat disimpulkan baha apa yang ada di dalam skripsi ini merupakan karya sendiri dan bukan hasil jiplakan dari skripsi orang lain, dan
dimana diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku- buku, makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa
Koran-koran , media elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak , berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur , rasional dan terbuka. Semua ini
adalah merupakan implikasi dari proses penemuan kebenaran ilmiah, sehingga hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaran secara ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka
Hukum atas kekayaan intelektual adalah hukum yang mengatur perlindungan bagi para penciptanya dan penemuan karya-karya inovatif
sehubungan dengan pemanfaatan karya-karya mereka secara luas dalam masyarakat. Karena itu, tujuan hukum atas hak kekayaan intelektual adalah
Universitas Sumatera Utara
18
menyalurkan kreativitas individu untuk kemanfaatan manusia secara luas. Sebagai suatu hak ekslusif, hak atas kekayaan intelektual secara umum mendapatkan
tempat yang ssama dengan hak-hak yang dimilikinya. Hak cipta merupakan salah satu hak pribadi bagi si pencipta karya seni
untuk mendapatkan perlindungan. hak cipta itu sendiri sering tidak dihargai oleh berbagai kalangan didunia, padahal untuk memeperoleh hak cipta diperlukan
adanya tahapan-tahapan yang harus dilalui, misalnya pencatatan hak cipta itu sendiri.
Hak cipta yang dibahas disini merupakan suatu bentuk pelanggaran karya seni digital yang banyak terjadi di era globalisasi ini. Dimana orang lain dengan
mudahnya mengambil karya seni orang lain dengan mengcopy karya tersebut untuk dikonsumsi atau disebarluaskan lagi.
4
1. Bahwa kepada pencipta dibidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra ataupun
penemuan dibidang teknologi baru yang mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan dalam industri, diberikan suatu penghargaan dan perngakuan
serta perlindungan hukum atas keberhasilan upayanya dalam melahirkan ciptaan baru itu.
Beberapa alasan mengapa hak cipta harus dilindungi dapat dikemukakan sebagai berikut :
5
4
Wikipedia “Hak Cipta” , http:id.wikipedia.or diakses 12 April 2015.
5
Ahmad M.Ramli dan Fathurahman P, Film Independen Dalam Perspektif Hukum Hak Cipta dan Hukum Perfilman Indonesia Bandung: Ghalia Indonesia,2004, hlm.14.
Dengan demikian atas usaha dari pencipta ataupun penemu yang telah mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu dan dana yang tidak sedikit
jumlahnya. Kepadanya layak diberikan hak-hak ekslusif untuk mengeksploitasi Hak cipta guna meraih kembali apa yang dikeluarkannya.
Universitas Sumatera Utara
19
2. Bahwa hak atas kekayaan intelektual yang merupakan hasil ciptaan atau
penemuan bersifat rintisan, membuka kemungkinan resiko pihak lain akan mendapatkan dan melampaui atau mengembangkan lebih lanjut penemuan
yang dihasilkan oleh penemu.
6
3. Bahwa pada bidang tertentu penemuan yang bersifat terbuka, penemunya
wajib untuk menguraikan atau membeberkan penemuannya dengan cukup jelas dan terperinci, sehingga orang lain dapat belajar atau melanksanakan
penemuan itu, sehingga imbalan kepada penemu tersebut diberikan hak ekslusif untuk dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan eksploitasi atas
penemuannya. Oleh karenanya, penemuan-penemuan
mendasar itu pun harus dilindungi, meskipun belum tentu bisa memperoleh perlindungan dibawah hukum, tetapi dapat dikategorikan sebagai rahasia
dagang atau informasi yang dirahasiakan.
7
Hak cipta sebagai salah satu kekayaan intelektual telah dikenal sejak lama. Namun ironisnya, pelanggaran akan hak cipta ini lebih banyak terjadi dibanding
kekayaan intelektual lainnya. Perlindungan dan penegakkan hukum atas hak kekayaan intelektual ditujukan untuk memacu penemuan baru dibidang teknologi
dan untuk memperlancar alih serta penyebaran teknologi, dengan tetap memperhatikan kepentingan produsen dan pengguna pengetahuan tentang
teknologi dan dilakukan dengan cara yang menunjang kesejahteraan sosial dan ekonomi serta keseimbangan antara hak dan kewajiban. Untuk mewujudkan iklim
yang kondusif bagi peningkatan semangat atau gairah untuk menghasilkan
6
Ibid, hlm.15.
7
Ibid, hlm.15.
Universitas Sumatera Utara
20
kemampuan intelektual manusia, menumbuhkan suatu kebutuhan yaitu perlindungan hukum. Kebutuhan akan perlindungan hukum ini sebenarnya adalah
wajar. Dibalik perlindungan terhadap hak cipta ada serangkaian pemikiran
konsepsional yang dituangkan dan diuraikan, bahwa pemilik hak cipta telah mencurahkan karya, pemikiran, tenaga dan dana untuk memperoleh hasil dari
karya tersebut. Apabila kekayaan intelektual tersebut digunakan untuk maksud komersil, maka dianggap wajar bila pemilik hak cipta tersebut memperoleh
kompensasi dari pengguna kekayaan tadi. Secara simplisitis, pertama, bentuk penggunaan komersil dari kekayaan
intelektual dapat dilakukan langsung oleh pemilik kekayaan intelektual tersebut. Dengan demikian, maka pemilik memperoleh kompensasi secara langsung bagi
dirinya. Kedua, pemilik dapat menjual atau memperoleh kompensasi finasial dengan memperbolehkan pengguanaan kekeyaan intelektual tersebut kepada
orang lain. Ketiga, pemilik hak kekayaan intelektual tersebut dapat mencegah pihak lain memperoleh dan menggunakannya.
8
Pemikiran diatas telah menjadi titik awal kesadaran masyarakat internasional, regional dan domestik akan pentingnya memberikan penghargaan,
berupa perlindungan hukum terhadap hak atas kekayaan intelektual. Perlindungan hak atas azasi manusia seseorang bahwa setiap orang memiliki hak untuk
mendapatkan perlindungan untuk kepentingan moral dan materil yang diperoleh dari ciptaan ilmiah, kesusastraan atau artistik dalam hal dia sebagai pencipta.
8
Ibid, hlm. 17.
Universitas Sumatera Utara
21
Kepentingan moral ini direfleksikan dengan tersedianya hak moral dalam hak kekayaan intelektual yang tidak dapat dicabut dari pencipta.
Karya seni seseorang merupakan hasil pemikiran dan ide yang dituangkan dalam berbagai bentuk, seperti gambar, video, foto, dan lain sebagainya. Banyak
masyarakat yang menuangkan karya tersebut kedalam dunia internet, hal tersebut dimaksudkan agar karya yang mereka miliki dapat dilihat dan diketahui oleh
orang lain. Tetapi hal tersebut justru dimanfaatkan oleh pihak-pohak yang tidak bertanggung jawab sebagai faktor mencari rezeki. Pembajakan yang dilakukan
para para pembajak karya seni sering dilakukan melalalui media internet. Dengan pembajakan karya yang dimiliki oleh para pencipta dapat dengan mudah diambil
atau dicopy oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut. Banyak sekali kerugian yang disebabkan oleh pembajakan karya cipta,
yang secara langsung dirasakan oleh pihak yang bersangkutan, yaitu si pencipta. Hal inilah yang memicu pemerintah untuk lebih menggalakkan dan
mengedapankan prioritas si pencipta didalam dunia seni tanah air ini. Karena tingkat pembajakan karya seni khususnya didunia internet semakin hari semakin
marak terjadi.
F. Metode Penelitian