21
Kepentingan moral ini direfleksikan dengan tersedianya hak moral dalam hak kekayaan intelektual yang tidak dapat dicabut dari pencipta.
Karya seni seseorang merupakan hasil pemikiran dan ide yang dituangkan dalam berbagai bentuk, seperti gambar, video, foto, dan lain sebagainya. Banyak
masyarakat yang menuangkan karya tersebut kedalam dunia internet, hal tersebut dimaksudkan agar karya yang mereka miliki dapat dilihat dan diketahui oleh
orang lain. Tetapi hal tersebut justru dimanfaatkan oleh pihak-pohak yang tidak bertanggung jawab sebagai faktor mencari rezeki. Pembajakan yang dilakukan
para para pembajak karya seni sering dilakukan melalalui media internet. Dengan pembajakan karya yang dimiliki oleh para pencipta dapat dengan mudah diambil
atau dicopy oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut. Banyak sekali kerugian yang disebabkan oleh pembajakan karya cipta,
yang secara langsung dirasakan oleh pihak yang bersangkutan, yaitu si pencipta. Hal inilah yang memicu pemerintah untuk lebih menggalakkan dan
mengedapankan prioritas si pencipta didalam dunia seni tanah air ini. Karena tingkat pembajakan karya seni khususnya didunia internet semakin hari semakin
marak terjadi.
F. Metode Penelitian
Demi mendapatkan data yang valid dan akurat penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur, sehingga metode yang dipakai sangatlah
menentukan. Metode penelitian yaitu urutan-urutan bagaimana penelitian itu dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
22
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sifat dan jenis penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normative.
Penelitian hukum normatif adalah penelitian dengan mengolah dan mengumpulkan data-data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, yaitu
bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat, seperti Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
2. Data penelitian Kelengkapan materi skripsi, dicari dan diambil bahan penelitian melalui
data sekunder. Adapun data-data sekunder yang dimaksud adalah sebagai berikut: a.
Bahan hukum primer, yaitu berbagai dokumen perundang-undangan yang tertulis yang ada dalam dunia Hak Cipta Undang-Undnag Nomor 28 Tahun
2014 serta peraturan perundang-undangan lain dibawah undang-undang. b.
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memiliki hubungan dengan bahan hukum primer dan dapat digunakan untuk menganalisis dan
memahami bahan hukum primer yang ada. Semua dokumen yang dapat menjadi sumber informasi mengenai hak cipta seperti hasil seminar atau
makalah-makalah dari pakar hukum, koran, majalah, serta sumber-sumber lain yakni internet yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang
dibahas.
Universitas Sumatera Utara
23
c. Bahan hukum tersier, yaitu mencakup kamus bahasa untuk pembenahan
tata Bahasa Indonesia dan juga sebagai alat bantu pengalih bahasa beberapa istilah asing.
3. Teknik pengumpulan data Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dikumpulkan dengan
melakukan penelitian kepustakaan atau yang lebih dikenal dengan studi kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan degan cara mengumpulkan data
yang terdapat dalam buku-buku literature, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, hasil seminar, dan sumber-sumber lain yang terkait dengan
maslaha yang dibahas dalam skripsi ini. 4. Analisis data
Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan metode kualitatif. metode kualitatif adalah metode analisa data yang
mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh menurut kualitas dan kebenarannya kemudian dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian
kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang di ajukan.
G. Sistematika Penulisan