Nisa Oktaria Kusuma 2005, mengadakan penelitian mengenai analysis perilaku konsumen peralatan olah raga alam bebas yang dihasilkan PT. Boogie
Advindo di kota Bogor. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik pengambilan contoh dengan menggunakan metode non-probability sampling
secara sengaja. Jumlah responden 100 orang. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif untuk karakteristik konsumen, serta untuk faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian dan atribut-atribut yang ideal menurut konsumen dengan model analysis sikap multiatribut Fishbein. Pengolah data
dalam penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan program software Excel dan
SPSS Versi 11.5.
Dari hasil penelitian diperoleh atribut yang paling penting adalah atribut daya tahan produk, karena dinilai paling memberikan kepuasan tertinggi pada
konsumen. Sedangkan atribut yang memberikan tingkat kepuasan terendah adalah atribut harga, dengan kata lain harga produk merek Boogie mahal. Setelah
dihitung model sikap Fishbein dan membandingkannya dengan keyakinan Ideal untuk produk tersebut, berdasarkan skala interval dapat diketahui bahwa sikap
konsumen terhadap produk merek boogie dinilai dalam katagori baik oleh konsumennya.
2.3. Kerangka Pemikiran
Menjamurnya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Ditengah persaingan yang ketat ini, Restoran Bakmi Japos
Bogor membutuhkan pengetahuan tentang perilaku konsumennya. Pengetahuan tentang perilaku konsumen tersebut meliputi karakteristik konsumen dan proses
keputusan pembelian konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan sikap konsumen terhadap atribut-atribut restoran berdasarkan
tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen. Karakteristik konsumen restoran sangat beragam dalam hal umur, status
perkawinan, pekerjaan, domisili, jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan. Untuk memenuhi karakteristik konsumen dan tahapan dalam proses keputusan
pembelian dilakukan analisis deskriptif melalui tabulasi sederhana, dimana data- data yang diperoleh di jawaban responden ditransformasikan ke dalam suatu
bentuk yang mudah dimengerti dan diterjemahkan. Proses pengambilan keputusan pembelian melalui lima tahap, yaitu : 1 pengenalan kebutuhan, 2 pencarian
informasi, 3 evaluasi alternatif, 4 pembelian dan 5 hasil. Proses pengambilan keputusan pembelian ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, pengaruh
lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Kemudian pada karakteristik konsumen dan proses keputusan konsumen akan dilakukan crosstab
atau tabulasi silang untuk melihat proses keputusan konsumen menurut beberapa karakteristik konsumen.
Penilain konsumen terhadap atribut-atribut restoran dan produk yang berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen menggunakan model
analisis Fishbein. Atribut-atribut tersebut adalah lokasi, tempat parkir, keramahan pelayan, penampilan pelayan, fasilitas delivery service, kecepatan penyajian,
kecepatan transaksi, tanggapan terhadap keluhan, suasana restoran, pemutaran musik, dekorasi ruangan, kebersihan toilet dan wastafel, kebersihan peralatan
makan, kebersihan restoran, menu prodak, porsi, rasa, aroma, dan harga produk serta promosi.
Model analisis Fishbein yang digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana konsumen merangkai kepercayaan terhadap atribut suatu produk, sehingga
membentuk sikap tentang berbagai obyek Rangkuti, 2003. Hasil dari ketiga analisis ini akan menghasilkan analisis perilaku konsumen dalam proses
keputusan pembelian makanan di Restoran Bakmi Japos Bogor. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4: Kerangka Pemikiran Konseptual Studi perilaku konsumen
Atribut produk
Analisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian makanan di
Restoran Bakmi Japos Bogor Model analisis
Fishbein Analisis deskriptif
Karakteristik konsumen
Menjamurnya usaha restoran menimbulkan persaingan yang ketat
diantara restoran yang ada
Proses keputusan pembelian
Sikap konsumen terhadap atribut
produk
Crosstab
Defenisi Mie
Mie merupakan sejenis makanan yang bahan baku utamanya berasal dari tepung terigu, tepung beras dan lainnya yang diolah dengan merebus
dalam air panas untuk kemudian disajikan sesuai selera. Di Asia, khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara, mie merupakan salah satu jenis makanan
yang paling populer. Menurut cerita legenda, mie pertama kali dibuat dan diproduksi di daratan Cina kira-kira 2000 tahun yang lalu dibawah kekuasan
dinasti Han. Dari Cina, mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan, Indocina dan Asia Tenggara, bahkan meluas keseluruh dunia,
termasuk Amerika Serikat dan daratan Eropa. Dalam masyarakat Cina, terdapat kebiasan untuk melakukan jamuan
makan dengan 10 macam hidangan. Dari kesepuluh hidangan tersebut, mie biasanya disajikan. Terakhir penghidangan mie, konon dilakukan untuk
mendoakan para hadirin agar berumur panjang.
Di Italy, terdapat makanan khas yang disebut Spaghetti mie dalam bentuk memanjang dan bulat agak pipih.
Di Malaysia, mie juga digunakan sebagai makan pokok seperti nasi mihon, kuayteow, mie instan, cantonese dan mie hookien adalah beberapa
jenis mie yang dikenal masyarakat di Malaysia. Di Indonesia, mie banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan makanan khas seperti mie nyemek, mie bangka, mie kari, mie aceh spasial, bakmi medan, cwi mie malang, mie cakalang, mie soto
mendawai, bakmi bothong, mie rebus padang, mie betawi, mi keeling, mie kangkung, mie siram melayu, mie telur, mie rebus jawa, bakwan malang, mie
tongseng, mie godog swiwi, mie babat tasik, mie kocok bandung, soto mie karang anyer, mie ceker, mie jambi dan mie kocik cerebon. Hal ini
menunjukan bahwa pemakaian mie sebagai bahan dasar makanan sudah lama dikenal dan telah melekat pada kebudayaan daerah dalam bentuk makanan
khas daerah. Berdasarkan kondisi sebelum dikonsumsi, mie dapat digolongkan ke dalam
beberapa kelompok, yaitu mie basah boiled noodle, mie kering steam and Fried noodle, mie mentah raw chinese noodle serta mie instan instan noodle.
1
2
Ne N
n +
= III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Penentuan Lokasi Penelitian