Persentase susut bobot jambu biji terkecil sampai hari ke-6 adalah pada kardus dengan perlakuan sortasi dan disimpan pada suhu 5
o
C yaitu sebesar 3.47 dari berat awal bahan sebelum disimpan dan susut bobot tertinggi pada
kardus tanpa perlakuan sortasi dan disimpan pada suhu 30
o
C yaitu sebesar 12.27 dari kondisi berat awal bahan sebelum disimpan. Setelah
penyimpanan hari ke-10, terlihat bahwa kardus dengan perlakuan sortasi dan disimpan pada suhu 5
o
C tetap memiliki persentase susut bobot terkecil yaitu sebesar 6.05 sedangkan susut bobot terbesar terjadi pada kardus tanpa
perlakuan sortasi yang disimpan pada suhu 10
o
C yaitu sebesar 8.93 dari berat awal bahan sebelum disimpan.
D. Kekerasan
Pengukuran uji kekerasan dilakukan sebagai salah satu indikasi terjadinya kerusakan pada buah jambu biji, dimana semakin kecil nilai tekan
jambu biji maka akan semakin rusak jambu biji tersebut. Menurut Pantastico 1986 ketegangan disebabkan oleh tekanan isi sel pada dinding sel dan
bergantung pada konsentrasi zat-zat osmotik aktif pada vakuola, permebilitas protoplasma, dan elastisitas dinding sel. Buah-buahan akan kehilangan airnya
karena proses transpirasi dan respirasi setelah pemanenan, sehingga tekanan turgornya menjadi semakin kecil dan menyebabkan komoditi tersebut menjadi
lunak. Air sel yang menguap membuat sel menciut sehingga ruangan antar sel menyatu dan zat pektin menjadi saling berikatan. Tingkat kekerasan buah
jambu biji yang terjadi selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 14.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
2 4
6 8
10 12
Lam a Penyim panan hari ke-
T ing
ka t K
e ke
r a
sa n
N
KS5 KT S5
KS1 0 KT S1 0
KS3 0 KT S3 0
Gambar 14. Perubahan kekerasan jambu biji terhadap suhu penyimpanan. Pada Gambar 16 dapat diketahui bahwa kekerasan buah jambu biji
selama penyimpanan mengalami penurunan. Menurunnya kekerasan terjadi karena degradasi pektin yang dikatalis oleh enzim esterase yang menghasilkan
asam poligalakturanat bebas dan metanol serta enzim poligalakturonase. Pengurangan ketegangan juga berhubungan dengan pembentukan zat pektin
yang larut dalam air. Proses respirasi membutuhkan air yang diambil dari sel sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan air pada sel yang membuat sel
kehilangan kekerasannya. Semakin cepat laju respirasi, maka kekerasannya juga akan cepat menurun.
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa kekerasan terendah dialami oleh kemasan kardus tanpa perlakuan sortasi yang disimpan pada suhu 30
o
C yaitu sebesar 0.72 N, 0.45 N, 0.35 N dan 0.25 N pada hari ke-0, ke-2, ke-4,
dan ke-6 masa penyimpanan. Sedangkan kekerasan tertinggi dialami oleh kemasan kardus dengan perlakuan sortasi yang disimpan pada suhu 5
o
C yaitu sebesar 0.90 N, 0.81 N, 0.69 N dan 0.56 N pada hari ke-0, ke-2, ke-4 dan ke-6
masa penyimpanan. Pada analisis ragam Lampiran 19 terlihat bahwa jenis perlakuan dan
suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kekerasan pada akhir penyimpanan. Sedangkan interaksi antara suhu penyimpanan dan jenis
perlakuan pra pengemasan tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan selama
masa penyimpanan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi nyata yang terjadi antara suhu penyimpanan dan jenis perlakuan pra pengemasan, dimana
setiap perlakuan baik suhu maupun pra pengemasan memberikan pengaruh yang berbeda untuk tingkat kekerasan jambu biji.
E. Total Padatan Terlarut