UMUM PERSYARATAN RKS lingkungan kawasan rusun leuwigajah DPU 59 L

SYARAT KHUSUS SKh- 31 06. Setiap penyimpangan bestek atau gambar, baik dimensi atau kualitas kayu, Penyedia Jasa harus membongkar dan mengganti sesuai dengan gambar dan bestek, tanpa mengajukan biaya tambahan. PENUTUP ATAP 07. Digunakan genteng press mesin, sesuai dengan keterangan yang tersebut dalam gambar. 08. Genteng yang melengkung, tidak cocok bentuknya cacat atau retak tidak boleh dipakai dan harus segera dipisahkan dan disingkirkan. 09. Untuk seluruh proyek harus digunakan genteng yang sama, dikeluarkan satu produk untuk satu type. Guna memilih kualitas, Penyedia Jasa memberikan contoh-contoh genting untuk dimintakan persetujuannya dari Direksi. 010. Pemasangan genting harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti bentuk ukuran tidak sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki diganti supaya sempurna. 011. Bubungan genting berbentuk setengah bulat atau bersudut, dipasang dengan adukan yang diisi dengan pecahan genting, serta diaci dengan acian semen. 012. Ujung genting teratas harus benar-benar tertutup oleh bubungan, dan ujung atas genting harus diberi papan reuter. 013. Setelah kering tidak boleh ada retak-retak, dan setelah dihaluskan harus dicat dengan meni yang sama dengan warna genting. 014. Genting beton padat dipakai bilamana ditentukan dalam gambar rencana yang telah disetujui. Cara pemasangan mengikuti yang ditentukan oleh pabrik. Warna genting ditentukan kemudian dan atas persetujuan Direksi. Pasal 16 PERKERASAN BETON SEMEN

6.1. UMUM

1 Uraian SYARAT KHUSUS SKh- 32 a Yang dimaksud dengan perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri dari pelat beton semen yang bersambung tidak menerus tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas tanah dasar atau fondasi bawah, tanpa atau dengan pengaspalan sebagai lapis penutup permukaan. b Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini hanya untuk Konstruksi Perkerasan Beton Semen Portland yang bersambung tidak menerus tanpa atau dengan tulangan, yang umumnya diletakkan di atas lantai kerja yang dapat berupa beton kurus lean concrete atau lapis fondasi bawah yang telah dipersiapkan dan diterima sesuai dengan spesifikasi ini, menurut elevasi, kelandaian, ukuran, penampang melintang dan penyelesaian akhir yang diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknis.

6.2. PERSYARATAN

1 Standar Rujukan Standar Rujukan yang terdaftar dalam Butir 7.1.2.1 dan Butir 7.3.2.1 harus berlaku pada seksi ini dengan tambahan-tambahan berikut : Standar Nasional Indonesia SNI Pedoman Teknis : SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik Pembebanan SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai untuk Perkerasan dan Bangunan Beton. SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untuk Tulangan Beton Pd T-05-2004-B : Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen. AASHTO, BS : AASHTO M 31 : Deformed and Plain Billet-Steel Bars for Concrete Reinforcement AASHTO M 54 : Fabricated Deformed Steel Bar Mats for Concrete Reinforcement. AASHTO M 148 : Liquid Membrane-Forming Compounds for Curing Concrete. SYARAT KHUSUS SKh- 33 AASHTO M 153 : Preformed Sponge Rubber and Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction. AASHTO M 154 : Air-Entraining Admixtures for Concrete. AASHTO M 194 : Chemical Admixtures for Concrete. AASHTO M 213 : Preformed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction Nonextruding and Resilient Bituminous Types. AASHTO M 25400 : Corrosion Resistant Coated Dowel Bars. BS P. 114 : Structural Use of Reinforced Concrete in Buildings. 2 Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a Penyiapan Tanah Dasar b Lapis Fondasi Agregat c Wet Lean Concrete d Beton e Baja Tulangan 3 Toleransi Toleransi-toleransi untuk perkerasan jalan beton harus dimonitor oleh Penyedia Jasa di bawah pengawasan Direksi Teknik. Pada umumnya hal ini harus dilakukan dengan pengukuran ketinggian levelling dan penggunaan crown template dan mistar perata straight edge berukuran panjang 3 meter. Pemeriksaan ketinggian untuk menetapkan ketebalan plat slab harus diadakan dengan jarak maksimum 10 meter dari poros. 4 Bahan a Semen 1 Semen harus merupakan Semen Portland Jenis I, sesuai dengan SNI 15-2049-1994 atau dipilih jenis lain yang sesuai dengan lingkungan setempat dan harus atas persetujuan Direksi Teknis. 2 Kecuali diperkenankan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka hanya produk dari satu pabrik yang digunakan di proyek. 3 Semen yang digunakan harus mempunyai kekuatan awal bila dilakukan pemotongan sambungan. b Air SYARAT KHUSUS SKh- 34 Air yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis. Air yang digunakan untuk mencampur, dan merawat harus bebas dari minyak, garam, asam, alkali, gula, tumbuh tumbuhan atau bahan- bahan lain yang merugikan terhadap hasil akhir dan memenuhi persyaratan dalam Tabel 5.3.2-1. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari mempunyai kuat tekan minimum 90 dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama. c Persyaratan Gradasi Agregat Agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan-persyaratan Butir 7.1.2.4.c Spesifikasi ini. Gradasi yang telah dinyatakan oleh Direksi Teknis memenuhi persyaratan, maka gradasi tersebut hanya boleh diubah dengan izin tertulis dari Direksi Teknis. Ukuran maksimum agregat harus lebih kecil atau sama dengan 13 tebal pelat atau lebih kecil atau sama dengan ¾ jarak bersih minimum antara tulangan. d Sifat Agregat Persyaratan - persyaratan Butir 7.1.2.4.c harus berlaku pada seksi ini. e Bahan Tambah 1 Penggunaan bahan tambah kimia, sesuai Butir 7.2.4.1.e., hanya digunakan untuk tujuan: kemudahan pekerjaan, pengikatan beton lebih cepat atau lebih lambat. Untuk itu harus dengan izin tertulis dari Direksi Teknis. 2 Penggunaannya harus didasarkan pada hasil uji dalam masa 24 jam pertama setelah pengecoran beton. Hal ini dikarenakan bahan tambah tertentu dapat memperlambat setting dan perkembangan kekuatan campuran beton semen, sehingga menunda waktu pemotongan sambungan dan menambah resiko terjadinya retakan acak. 3 Bahan tambah yang mengandung Calsium Chloride tidak boleh digunakan. f Membran Kedap Air SYARAT KHUSUS SKh- 35 Di bawah lapisan beton semen harus dipasang lembaran plastik yang kedap setebal minimum 150 mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air waktu beton dicor. g Tulangan Baja 1 Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, lemak atau bahan-bahan organik lainnya yang yang dapat mengurangi lekatan dengan beton atau kerugian lainnya. Pengaruh karat, kerak, atau gabungan dari keduanya terhadap ukuran, berat minimum, serta sifatsifat fisik yang dihasilkan melalui pemeriksaan benda uji dengan sikat kawat, tidak memberikan nilai yang lebih kecil yang disyaratkan dalam Butir 7.3.2.4.a. 2 Batang Pengikat Tie Bars mempunyai persyaratan: a Harus terbuat dari batang baja ulir yang memenuhi persyaratan AASHTO M 31 dan mempunyai diameter minimum 16 mm. b Apabila digunakan batang pengikat dari jenis baja lain, maka baja tersebut harus dapat dibengkokkan dan diluruskan kembali tanpa mengalami kerusakan. c Baut yang dibengkokan joint hook bolts dapat juga digunakan sebagai pilihan lain untuk batang pengikat. Baut tersebut harus mempunyai diameter minimum 13 mm dan harus dilengkapi dengan mur penyambung coupling yang memadai. 3 Batang Penyalur Beban atau Ruji Dowels mempunyai persyaratan: a Ruji harus bulat dan tidak kasar sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kebebasan pergerakan ruji dalam beton. b Ruji harus terbuat dari batang baja polos bulat sesuai AASHTO M 31. Batang ruji berlapis plastik yang memenuhi ASSHTO M 254 dapat digunakan untuk bagian yang dapat bergerak. c Apabila digunakan topi pelindung pemuaian dari logam, metal expansion cap pelindung tersebut harus menutupi bagian ujung ruji tidak kurang dari 50 mm dan tidak lebih dari 75 mm. Pelindung harus memberikan ruang pemuaian yang cukup, dan harus cukup kaku sehingga pada waktu pelaksanaan tidak rusak. SYARAT KHUSUS SKh- 36 4 Untuk Konstruksi Perkerasan Beton Semen Portland yang Bersambung tidak menerus dengan Tulangan. Jenis tulangan baja yang harus dipergunakan adalah antara lain: a Baja tulangan plat reinforcing bar yang memenuhi AASHTO M 53. b Tulangan baja berbentuk anyaman dari kawat steel wire fabric reinforcement yang memenuhi AASHTO M 35 untuk tulangan dari kawat baja polos di las berbentuk anyaman atau AASHTO M 221 untuk tulangan dari kawat baja ulir di las berbentuk anyaman c Anyaman Batang Baja Bar Mats yang memenuhi AASHTO M 54. Ukuran serta jarak batang harus ditunjukkan dalam Gambar Rencana. h Bahan-Bahan Untuk Penutup Sambungan 1 Bahan-bahan pengisi sambungan muai expansion joint dan sambungan pelaksanaan construction joint harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan SNI 03-4815-1998. Bahan- bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui dowel-dowel sesuai dengan yang diperlihatkan dalam Gambar. Bahan-bahan pengisi untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan utuh untuk tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali jika diizinkan lain oleh Direksi Teknis. Bila diperlukan penyambungan untuk bahan pengisi, sambungan tersebut harus disambung dengan jepretan kawat Stapling atau penyambungpengikat yang baik lainnya dan disetujui oleh Direksi Teknis. 2 Bahan penutup sambungan joint sealent berupa senyawa gabungan bitumen karet grade 99 atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Teknis, harus dapat dituangkan dalam keadaan panas, dapat menutup seluruh celah dan selalu kedap air. Tata cara pemrosesan dan pelaksanaan harus sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut. 5 Perencanaan dan Persyaratan Campuran SYARAT KHUSUS SKh- 37 a Disain Campuran Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara yang ditetapkan sesuai . Batasan kadar semen yang diberikan harus diterapkan, dengan memperhatikan kuat tekan beton yang akan memberikan kuat tarik lentur yang sesuai dengan yang disyaratkan. Perbandingan sebenarnya antara air bebas terhadap semen untuk agregat dalam keadaan permukaan kering harus ditentukan berdasarkan syarat-syarat kekuatan dan kemudahan pengerjaan tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 0,55 berdasarkan perbandingan berat. b Campuran Percobaan Penyedia Jasa harus memastikan perbandingan campuran dan bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran-campuran percobaan, dengan disaksikan Direksi Teknis. Dengan menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan dalam pekerjaan. Campuran percobaan dianggap dapat diterima apabila memenuhi semua persyaratan sifat campuran yang ditetapkan dalam Butir 5.5.2.5 c di bawah ini. c Persyaratan Sifat Campuran 1 Beton harus mempunyai suatu kuat lentur karakteristik sebesar minimal 45 kgcm2 pada umur 28 hari bila diuji sesuai dengan SNI 03-4431-1997. Bila pengujian dilakukan pada benda uji silinder, kekuatan beton karakteristik minimal harus sebesar 400 kgcm2 pada umur 28 hari. Sebagai perkiraan kuat lenturkuat tekan beton karakteristis pada umur 28 hari, dapat dilakukan dengan uji lentur beton umur 7 hari yang harus sebesar 0,7 x kuat lentur karakteristik atau uji kuat beton umur 7 hari yang harus sebesar 0,6 x kuat tekan karakteristik. 2 Beton tersebut harus merupakan jenis yang memiliki sifat kemudahan pengerjaan yang sesuai untuk mencapai pemadatan penuh dengan instalasi yang digunakan, dengan tanpa pengaliran yang tak semestinya. Slump sebagaimana diukur dengan cara pengujian SNI 03-1972-1990 untuk acuan tetap fixed form harus antara 40 mm sampai 60 mm dan untuk acuan gelincir slip form harus antara 20 mm sampai 40 mm. c Penyesuaian Campuran d Penakaran Agregat e Pencampuran SYARAT KHUSUS SKh- 38 6 Persyaratan Peralatan a Umum Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pada Spesifikasi ini harus disetujui oleh Direksi Teknis dan dirawat agar supaya selalu dalam keadaan baik. Peralatan dan perkakas yang digunakan oleh Sub-Penyedia Jasa atau supplier untuk kepentingan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan pencampuran harus direncanakan, dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitas agar dapat mencampur agregat, semen, air secara merata sehingga menghasilkan adukan yang homogen, seragam dan pada kekentalan yang diperlukan untuk penghamparan dan pemadatan. Apabila instalasi pencampur digunakan maka instalasi pencampur harus dilengkapi dengan alat pengukur berat atau volume yang mampu menakar semen, agregat dan air secara tepat sesuai dengan rencana campuran yang telah disetujui oleh Direksi Teknis. b Pencampur di Lapangan Alat pencampur di lapangan harus digunakan Unit Penakaran Batching Plant terdiri atas bak-bak atau ruangan-ruangan terpisah untuk setiap fraksi agregat dan semen curah. Alat ini harus dilengkapi dengan bak penimbang weighting hoppers, timbangan scales dan pengontrol takaran batching controls. Semen curah harus ditimbang pada bak penimbang yang terpisah, dan tidak boleh ditimbang kumulatif dengan agregat. Timbangan harus cukup mampu untuk menimbang bahan satu adukan dengan sekali menimbang. Alat penimbang harus dapat menimbang semua bahan secara teliti. Ketelitian timbangan harus diperiksa sebelum digunakan dan secara berkala selama pelaksanaan. Pencampuran dengan alat yang tidak dilengkapi dengan penimbang hanya boleh digunakan untuk pekerjaan kecil c Kapasitas alat pencampur Kapasitas alat pemcampur harus sesuai dengan kapasitas alat penghampar agar tidak terjadi keterlambatan penghamparan dan tidak terjadi waktu tunggu di alat penghampar melebihi 30 menit. d Pengangkutan SYARAT KHUSUS SKh- 39 Pengangkut beton harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 Pengangkutan adukan beton ke lokasi pengecoran harus menggunakan antara lain : dump trucks, truck mixers atau truck agitators, sesuai dengan pertimbangan ekonomis dan jumlah beton yang diangkut. Pengangkutan harus dapat menjaga campuran beton tetap kohesif, tidak segregasi, dan tidak menyebabkan perubahan konsistensi beton. 2 Apabila beton diangkut dengan peralatan yang tidak bergerak non-agitating, rentang waktu terhitung mulai semen dimasukkan ke dalam mesin pengaduk hingga selesai pengangkutan ke lokasi tidak melebihi 45 menit untuk beton normal dan tidak boleh melebihi 30 menit untuk beton yang memiliki sifat mengeras lebih cepat atau temperature beton ≥ 30°C. 3 Apabila digunakan truck mixers atau truck agitators, rentang waktu pengangkutan dapat diizinkan hingga 60 menit untuk beton normal tetapi harus lebih pendek lagi jika untuk beton yang mengeras lebih cepat atau temperatur beton ≥ 30°C. e Penghamparan Pada pekerjaan besar harus dilakukan dengan mesin penghampar beton mekanis jenis dayung paddle atau ulir auger, atau ban berjalan, maupun jenis wadah hopper dan ulir, kecuali apabila digunakan penghampar acuan gelincir. Pada mesin penghampar acuan gelincir, peralatan penghampar biasanya sudah menyatu dilengkapi dengan penggetar vibrator tetap atau terpisah, batang ulir berputar auger, pemotong strike-offscreed, batang perata bergoyang oscillating beam dan penghalus smoother Semua peralatan harus dioperasikan secara seksama. Pada pekerjaan yang lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan dengan cara manual. f Alat Pemadat g Peralatan-peralatan lain Peralatan-peralatan lain yang termasuk dalam daftar berikut ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup dan ditambah dengan peralatan lain yang ditentukan oleh Direksi SYARAT KHUSUS SKh- 40 Pekerjaan. 1 Alat pembuat alur grooving tool 2 Gergaji beton 3 Tanki air 4 Mistar pengecek kerataan permukaan 5 Alat perata dengan tangan 6 Penghalus permukaan dari kayu 7 Burlap 8 Dan peralatan manual lainnya. 7 Persyaratan Kerja a Pengajuan Kesiapan kerja b Penyimpanan Bahan c Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja d Pengaturan Lalu Lintas 1 Pengaturan Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.3, Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas. 2 Pengamanan Perkerasan Jalan Penyedia Jasa harus memasang dan memelihara perintang-perintang yang sesuai dan harus memperkerjakan tenaga pengawas untuk mencegah lalu lintas umum dan lalu lintas proyek melintasi perkerasan yang baru dibangun sampai perkerasan tersebut dibuka. Perintang-perintang ini harus diatur agar tidak mengganggu lalu lintas umum pada jalur yang terbuka. Penyedia Jasa harus memelihara rambu-rambu dan lampulampu pengatur yang secara jelas menunjukkan jalur yang terbuka untuk umum. Dalam hal lalu lintas perlu melintasi perkerasan jalan tersebut, Penyedia Jasa harus membangun penyeberangan yang sesuai untuk menjembatani beton yang bersangkutan atas biayanya sendiri, sebagaimana disetujui oleh Direksi Teknis. Apabila suatu jalur lalu lintas umum yang telah ditetapkan bersambungan dengan pelat atau jalur yang sedang dikerjakan, Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang dan kemudian memindahkan pagar pengaman sementara sepanjang garis pembagi yang telah ditetapkan yang harus dipertahankan sampai pelat beton yang bersangkutan dibuka untuk lalu lintas. Penyedia Jasa harus merencanakan operasi sedemikian rupa untuk SYARAT KHUSUS SKh- 41 meniadakan setiap gangguan terhadap jalur atau jalur-jalur lalu lintas umum. Bila ruang bebas antar jalur lalu lintas umum dan peralatan operasional Penyedia Jasa terbatas, maka harus digunakan peralatan khusus yang dirancang untuk mengirim ke dan meninggalkan daerah selebar pelat beton yang sedang dikerjakan tanpa mengganggu jalur lalu lintas umum. 3 Pembukaan Untuk Lalu-lintas Direksi Teknis akan menentukan pada saat mana perkerasan boleh dibuka untuk lalu lintas. Dalam hal jalan akan dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari, maka kuat lentur beton terhadap contoh uji yang diambil dari campuran di lapangan yang dicetak dan dilapisi pengawet menurut SNI 03-4810-1998 harus telah mencapai kuat lentur 90 dari kuat lentur minimum yang disyaratkan untuk umur 28 hari, sebagaimana ditentukan pada Spesifikasi ini, ketika ditest sesuai SNI 03-4431-1997. Bila tidak ada pengujian, perkerasan tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari dari saat beton dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka, perkerasan harus dibersihkan dan penutup sealing sambungan sudah sempurna. Untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana, sesuai ketetapan Direksi Pekerjaan, lalu lintas dapat dibuka sebelum umur 14 hari apabila contoh uji silinder telah mencapai kuat tekan 80 dari kuat tekan minimum yang disyaratkan untuk umur 28 hari.

6.3. PELAKSANAAN