SYARAT KHUSUS SKh- 41
meniadakan setiap gangguan terhadap jalur atau jalur-jalur lalu lintas umum.
Bila ruang bebas antar jalur lalu lintas umum dan peralatan operasional Penyedia Jasa terbatas, maka harus digunakan peralatan khusus yang
dirancang untuk mengirim ke dan meninggalkan daerah selebar pelat beton yang sedang dikerjakan tanpa mengganggu jalur lalu lintas umum.
3 Pembukaan Untuk Lalu-lintas Direksi Teknis akan menentukan pada saat mana perkerasan boleh dibuka
untuk lalu lintas. Dalam hal jalan akan dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari, maka kuat lentur beton terhadap contoh uji yang diambil dari
campuran di lapangan yang dicetak dan dilapisi pengawet menurut SNI 03-4810-1998 harus telah mencapai kuat lentur 90 dari kuat lentur
minimum yang disyaratkan untuk umur 28 hari, sebagaimana ditentukan pada Spesifikasi ini, ketika ditest sesuai SNI 03-4431-1997. Bila tidak ada
pengujian, perkerasan tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari dari saat beton dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka, perkerasan harus
dibersihkan dan penutup sealing sambungan sudah sempurna.
Untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana, sesuai ketetapan Direksi Pekerjaan, lalu lintas dapat dibuka sebelum umur 14 hari apabila contoh uji silinder
telah mencapai kuat tekan 80 dari kuat tekan minimum yang disyaratkan untuk umur 28 hari.
6.3. PELAKSANAAN
1 Percobaan Lapangan Field Trials
a Selambat-lambatnya 7 hari sebelum pelaksanaan percobaan lapangan, Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan metode
kerja dan daftar peralatan yang akan digunakan. b Disain campuran sesuai Butir 5.5.2.5 harus dicoba di lapangan di luar
lokasi pekerjaan permanen dengan panjang minimum 50 m selebar lajur, dengan tebal sesuai rencana.
c Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan perawatan akan diawasi oleh Direksi Teknis untuk
memperoleh hasil yang baik. Komponen-komponen yang harus diperiksa antara lain : slump, ketebalan, kerataan, elevasi, tebal rata-
SYARAT KHUSUS SKh- 42
rata dari hasil survai, kepadatan, kuat tekan, kuat lentur, kadar semen homogenitasnya,
waktu pencampuran,
waktu tempuh
pengangkutan waktu yang diperlukan untuk pemadatan, gradasi, dan penampilan
performance permukaan. d Berdasarkan hasil percobaan lapangan, dalam waktu 14 hari Direksi
Teknis harus menyetujui Penyedia Jasa untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan Penyedia Jasa untuk membuat beberapa
variasi percobaan yang lain. e Dari percobaan lapangan ini akan diperoleh hubungan antara kuat
lentur dengan umur, kuat tekan dengan umur dan kuat tekan contoh inti
core drill dengan kuat lentur yang benda ujinya diambil dari pemotongan pelat beton.
f Pekerjaan-pekerjaan sederhana, sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak memerlukan percobaan lapangan
2 Metode Konstruksi a Persiapan Lokasi Pekerjaan
Lapis fondasi bawah atau wet lean concrete harus diperiksa
kesesuaiannya dengan bentuk kemiringan melintang dan elevasi yang diperlihatkan dalam Gambar dan toleransi yang diizinkan. Lapisan
tersebut harus dipotong, dibuang atau ditambah sebagaimana diperlukan, agar memiliki elevasi yang benar. Lapis tersebut kemudian
dipadatkan secara seksama dan diperiksa kembali kepadatan dan kerataannya. Beton tidak boleh dihampar pada bagian lapis fondasi
bawah atau wet lean concrete yang belum diperiksa dan disetujui
secara tertulis oleh Direksi Teknis. Lapis fondasi bawah atau
wet lean concrete harus ditutup membran kedap air. Setiap membran yang digelar sebelum memperoleh
persetujuan Direksi Teknis harus disingkirkan untuk memungkinkan pengecekan dan pemeriksaan lapis fondasi bawah
lean concrete oleh Direksi Teknis.
b Pemasangan Membran Kedap Air Membran harus disambung secara tumpang-tindih
overlap minimal 30 cm. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus
kedap air waktu beton untuk slab dicor.
SYARAT KHUSUS SKh- 43
Membran harus dipasang menutupi lapis fondasi bawah atau wet lean concrete dan harus dipakukan dengan paku berkepala lebar sehingga
membran tidak mudah tergulung akibat tiupan angin. c Acuan dan Rel Sisi
1 Acuan Tetap Semua acuan sisi dengan panjang 3 m harus dipasang segaris dan
diikat satu dengan yang lain, dengan sistem penguncian untuk menyambung dan mengikat erat acuan-acuan tersebut. Untuk
tikungan dengan radius lebih kecil dari 30 m dapat digunakan acuan sisi yang lebih pendek dari 3 m. Permukaan sambungan
harus menerus dan rata. Acuan sisi yang digunakan tidak boleh cacat, bengkok, terpuntir atau melengkung melampaui batas
toleransi sebesar vertikal 3 mm dan horizontal 6 mm untuk setiap 3 meter panjang.
Acuan harus bersih dan diminyaki segera sebelum penggunaan, rel- rel harus dijaga tetap bersih dan rata.
Apabila pengendalian tebal pelat menggunakan rel, maka rel dan roda mesin penghampar harus bersih dan tidak cacat dan dijaga
tetap bersih. Roda-roda mesin penghampar tidak boleh langsung berjalan pada permukaan atas acuan sisi. Rel dan acuan harus
terpasang dengan kokoh pada lapis di bawahnya agar tidak terjadi lendutan vertikal.
Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi Teknis paling lambat 24 jam sebelum pelaksanaan pengecoran beton, serta panjang acuan
dan rel yang telah dipasang paling sedikit sepanjang 100 m. Direksi Teknis akan memberi informasi segera kepada Penyedia Jasa
mengenai segala kekurangan dalam acuan, setelah pemeriksaan. Jika tidak ada pemberitahuan adanya kekurangan-kekurangan
maka Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaan pengecoran beton sepanjang acuan tersebut setiap waktu pada hari berikutnya.
Bila selama pekerjaan ditemukan adanya kekurangan-kekurangan oleh Direksi Teknis maka Penyedia Jasa harus memperbaiki.
2 Acuan Gelincir Pada acuan gelincir, acuan menyatu dengan alat penghampar yang
pada umumnya dilengkapi dengan peralatan pemadat, perata dan
SYARAT KHUSUS SKh- 44
penyelesaian akhir yang juga dapat menyatu atau terpisah dari alat penghampar.
Acuan gelincir dapat berpenampang rata ataupun berpenampang takik
key way. Untuk pengendalian tebal slab, dapat digunakan sistem pengendalian ketinggian otomatis berupa pengendalian
sensor kawat taut string atau sensor skies.
d Pembesian 1 Ruji
dowel Batang ruji harus ditempatkan di tengah ketebalan pelat.
Kepadatan beton di sekeliling ruji harus baik agar ruji bisa berfungsi secara sempurna.
Bagian batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dengan bahan pencegah karat. Sesudah bahan pencegah korosi kering,
maka bagian ini harus dilapisi dengan dengan bahan anti lengket sebelum ruji dipasang pelindung muai. Ujung batang ruji yang
dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan topipenutup topi pelindung muai. Plastik atau jenis lain dapat digunakan sebagai
pengganti bahan anti lengket. Ruji, batang pengikat dan komponen perlengkapan ruji seperti
dudukan untuk penyangga tulangan, yang diletakkan pada fondasi bawah harus cukup kuat untuk menahan pergeseran atau
deformasi sebelum dan selama pelaksanaan. 2 Dudukan Ruji
Dudukan ruji harus ditempatkan pada lapis fondasi bawah atau tanah dasar yang sudah dipersiapkan. Dudukan ruji harus
ditempatkan tegak lurus sumbu jalan, kecuali ditentukan lain pada Gambar Rencana.
Ruji harus ditempatkan dengan kuat pada posisi yang telah ditetapkan sehingga tekanan beton tidak akan mengganggu
kedudukannya. Pada tikungan yang diperlebar, sambungan memanjang pada sumbu jalan harus sedemikian rupa sehingga
mempunyai jarak sama dari tepi-tepi slab. Susunan batang ruji harus dipasang pada dudukan sejajar vertikal
mupun horizontal dengan sumbu jalan yang dipegang kuat pada
SYARAT KHUSUS SKh- 45
posisinya dengan menggunakan dudukan atau terpegang pada posisinya dengan perlengkapan mekanis
dowel inverter. 3 Batang Pengikat
Tie Bar Batang pengikat harus ditempatkan di tengah ketebalan pelat.
Kepadatan beton di sekeliling ruji harus baik agar batang pengikat terletak dengan
sempurna. 4 Baja Tulangan
Reinforcing Bar pada perkerasan beton semen bersambung dengan
tulangan, tulangan yang terdiri atas anyaman kawat di las steel
wire fabric reinforcement atau anyaman batang baja Bar Mats
a Lebar dan panjang anyaman kawat atau anyaman batang baja harus sedemikian rupa, sehingga pada waktu anyaman
tersebut dipasang, kawatbatang baja yang paling luar terletak 7,5 cm dari tepisambungan slab
. b Batang-batang baja pada setiap persilangan harus diikat kuat.
Batang-batang baja yang disambung, bagian ujung-ujungnya harus berimpit dengan panjang tidak kurang dari 30 kali
diameternya. c Anyaman batang baja yang dibuat di pabrik dengan cara
mengelas pada tiap persilangan batang-batang tersebut, bagian ujung-ujung batang memanjang harus berimpit dengan
panjang minimal 30 kali diameternya. Pola anyaman harus sedemikian rupa sehingga batang-batang
baja harus mempunyai jarak tidak kurang dari 5 cm. d Ujung lembar anyaman kawat baja harus ditumpang tindihkan
sebagaimana yang tercantum pada Gambar Rencana. Lembar anyaman harus diikat kuat untuk mencegah pergeseran.
e Apabila slab dibuat dengan dua kali mengecor, maka permukaan lapisan pertama harus rata dan terletak pada
kedalaman tidak kurang dari 5 cm di bawah permukaan akhir slab, tetapi untuk tebal pelat lebih besar dari 15 cm kedalaman
tersebut tidak boleh lebih besar dari 12 tebal pelat, sedangkan
SYARAT KHUSUS SKh- 46
untuk tebal pelat lebih besar 15 cm tidak boleh lebih dari 13 tebal pelat. Tulangan ditempatkan di atas lapis pertama
pengecoran. Penghamparan lapisan pertama harus mencakup seluruh lebar
pengecoran dengan panjang yang cukup untuk memungkinkan agar anyaman dapat digelar pada posisi akhir tanpa terjadi
kelebihan penulangan yang terlalu jauh. Untuk mencegah pergeseran, anyaman tulangan yang berdampingan harus
diikat. Dalam pengecoran lapisan berikutnya, adukan dituangkan di
atas tulangan. Untuk jangka waktu tertentu permukaan beton lapis pertama tidak boleh dibiarkan terbuka, terutama pada
keadaan cuaca panas atau berangin. Biasanya 30 menit merupakan jangka waktu maksimum yang masih diizinkan.
Selama penghamparan pemasangan tulangan harus selalu diperiksa dan apabila dipandang perlu harus dilakukan
perbaikan. 5 Baja Tulangan
Reinforcing Bar pada perkerasan beton semen menerus dengan tulangan
a Tulangan harus ditempatkan pada kedalaman lebih besar dari 65 mm dari permukaan untuk tebal pelat
≤ 20 cm dan maksimum sampai 13 tebal plat untuk tebal plat 20 cm.
Tulangan memanjang dipasang di atas tulangan arah melintang.
b Batang baja yang disambung, bagian ujungnya harus berimpit satu sama lainnya dengan panjang minimum 30 kali
diameternya, tetapi tidak boleh kurang dari 40 cm. e Penempatan Beton
1 Pembatasan Pencampuran Beton tidak boleh dicampur, ditempatkan atau diselesaikan kalau
penerangan alamiah tidak mencukupi, kecuali bila diadakan dengan suatu sistem penerangan buatan yang memadai 100 lux untuk
pelaksanaan kegiatan yang disetujui oleh Direksi Teknis. Pemilihan kapasitas alat pencampur beton, alat pengangkutan, dan
kapasitas concrete paver harus diperhitungkan sedemikian rupa agar
SYARAT KHUSUS SKh- 47
dapat menjamin menghasilkan beton semen yang homogen, seragam, ekonomis dan tidak menyebabkan
paver berhenti lebih dari 30 menit. Untuk itu rencana operasionalnya, sebelum pelaksanaan,
harus disetujui oleh Direksi Teknis. Bahan tambah yang berupa cairan harus dicampur ke dalam air
sebelum dituangkan ke dalam mesin pengaduk. Seluruh air campuran harus sudah dimasukkan ke dalam mesin pengaduk
sebelum seperempat masa pengadukan selesai. Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau dengan
cara lain tidak diperkenankan. Bila beton dikirim dalam truk pencampur atau truk pengaduk dengan perbandingan air-semen
lebih rendah dari perbandingan air-semen rancana, penambahan air dimungkinkan untuk mencapai slump rencana dengan catatan
perbandingan airsemen rencana tidak boleh dilampaui dan operasi pencampuran dilakukan tidak lebih dari 45 menit sejak dimulainya
pencampuran agregat dan semen, dengan izin Direksi Teknis. 2 Penakaran, Pengangkutan, dan Pencampuran Beton
Penakaran, pengangkutan
dan pencampuran
beton harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan Seksi 7.1. Apabila digunakan beton siap campur
Ready-mixed Concrete, pelaksanaan pencampuran beton harus sesuai dengan persyaratan
SNI 03-4433-1997. 3 Pengecoran
a Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi Teknis secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk
memulai suatu pengecoran beton atau meneruskan pengecoran yang telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan tertulis
tersebut harus termasuk lokasi pekerjaan, sifat pekerjaan, kelas beton, dan tanggal serta waktu pengecoran beton.
b Meskipun ada pemberitahuan persetujuan untuk melaksanakan, beton tidak boleh dicor bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya
tidak hadir menyaksikan seluruh operasi pencampuran dan pengecoran.
SYARAT KHUSUS SKh- 48
c Campuran Beton yang berasal dari batching plant harus
diangkut dengan truk pencampur pengaduk dan campuran harus sudah dihampar dan dipadatkan maksimum 120 menit
sejak air dicampurkan ke dalam campuran. Campuran beton yang tertunda penghamparannya melebihi 30 menit harus
dibuang dan harus dibuat sambungan konstruksi. d Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti
sampai pada suatu sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan dihentikan
sesuai c di atas. e Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk
menghindari segregasi pemisahan partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton harus dicor ke dalam acuan
sedekat mungkin dengan posisi akhirnya untuk menghindari segregasi dengan tinggi jatuh maksimum 1,50 meter.
f Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga beton yang baru dicor menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya dengan
memperhatikan butir c di atas. g Bila pelaksanaan perkerasan dilakukan pada cuaca panas dan
bila temperatur beton basah fresh concrete di atas 24°C,
pencegahan penguapan harus dilakukan. Air harus dilindungi terhadap panas sinar matahari, dengan cara melakukan
pengecatan tankinya dengan warna putih dan mengubur pipa penyaluran atau dengan cara lain yang sesuai. Temperatur
agregat kasar diturunkan dengan menyemprotkan air. Pengecoran beton harus dihentikan bila temperatur beton pada
saat dituangkan lebih dari 32°C. Kehilangan kadar air yang cepat dari permukaan perkerasan
akan menghasilkan pengikatan setting yang lebih awal dan
mengurangi waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan perataan permukaan, pembuatan alur. Dalam
keadaan seperti ini tidak diperbolehkan menambahkan air ke permukaan slab. Pada kondisi yang sangat terpaksa
berkurangnya kadar air bisa diimbangi dengan melakukan penyemprotan mengkabut.
SYARAT KHUSUS SKh- 49
f Penghamparan Beton dengan Mesin Slab beton bertulang harus dihampar dalam 1 satu atau 2 dua lapisan
mengikuti persyaratan-persyaratan berikut : 1 Beton dihampar dalam satu lapisan
a Tulangan harus dipertahankan pada posisinya dengan penunjang besi atau ditanamkan dalam beton yang belum dipadatkan
dengan cara mekanis. b Cara penunjangan tulangan harus menjamin posisi tulangan
dalam pelat beton sesuai Gambar. 2 Beton dihampar dalam dua lapisan
a Lapisan pertama harus dihampar dengan suatu elevasi sedemikian rupa sehingga setelah pemadatan, tulangan
diletakkan pada lapisan beton pertama yang telah dipadatkan. a Setelah tulangan diletakkan pada posisinya segera ditutup
dengan beton lapis ke dua. c Lapis beton ke dua harus selesai dihamparkan tidak boleh
melebihi waktu 30 menit dari lapisan pertama di bawahnya. g Pemampatan dan Penyelesaian dengan Mesin
Beton harus dihampar dengan mesin beralat penggetar atau dengan penggetar manual. Penggetaran manual dilakukan pada setiap titik
dengan lama getar maksimum 5 detik dengan jarak titik getar + 30 cm. Mesin penghampar beton dengan perlengkapannya harus dapat
mencetak beton sehingga memenuhi elevasi, dimensi, kerataan dan kehalusan yang disyaratkan.
Beton harus dihampar dengan ketebalan yang sesuai dengan tipe dan kapasitas alat pemadat. Mesin penghampar harus mampu mencetak
beton dengan tinggielevasi permukaan yang tepat untuk konstruksi berlapis tunggal atau ganda.
Pada pekerjaan besar harus disediakan penghampar jenis dayung paddle atau ulir auger, atau ban berjalan, maupun jenis wadah
hopper dan ulir, kecuali apabila digunakan penghampar acuan gelincir. Pada mesin penghampar acuan gelincir, peralatan penghampar biasanya
sudah menyatu. Semua peralatan harus dioperasikan secara seksama. Pada pekerjaan yang lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan dengan
cara manual.
SYARAT KHUSUS SKh- 50
Apabila perkerasan beton menggunakan tulangan, pemasangan tulangan harus diperkuat oleh dudukan kemudian beton dicor dan dipadatkan dari
atas. h Pemampatan dan Penyelesaian dengan Balok Vibrasi Terkendali
Penghamparan beton yang dilakukan secara semi-mekanis ataupun manual dapat diratakan dan dimampatkan dengan menggunakan Balok
penggetarpemadat berupa kayu bertapal baja berukuran tidak kurang dari lebar 75 mm dan tebal 225 mm, dengan suatu masukan energy
tidak kurang daripada 250 wattmeter lebar slab, balok penggetar digerakkan maju ke muka sedikit demi sedikit tidak melebihi ukuran lebar
balok tersebut. Sebagai alternatif dapat digunakan dua balok kembar dengan kekuatan yang setara. Bila tebal
lapisan beton yang dipadatkan melebihi 200 mm, maka diperlukan tambahan vibrasi dengan menggunakan vibrator jenis tabung celup
immerse tube sesuai ketentuan Butir 5.5.3.2.g. Setelah setiap 1,5 m panjang slab selesai dipadatkan, kegiatan di atas harus diulang untuk
memberikan suatu permukaan akhir yang halus. Kemudian permukaan tersebut harus diratakan menggunakan sebuah
alat penggaruk rata dengan panjang tidak kurang dari 1,8 m sekurang- kurangnya 2 lintasan. Jika dengan penggarukan belum menghasilkan
permukaan yang rata, maka suatu lintasan balok bervibrasi harus dilakukan kembali dan diikuti dengan lintasan lanjutan menggunakan alat
penggaruk rata. Apabila slab berukuran kecil atau tidak beraturan, atau bila tempat kerja
yang bersangkutan sedemikian terbatas sehingga menyebabkan penggunaan cara-cara yang ditetapkan dalam ketentuan menjadi tidak
praktis, dengan persetujuan Direksi Teknis, beton dapat dicor, dimampatkan dan diratakan secara manual.
3 Pekerjaan Penyelesaian Akhir Sebelum dilakukan pekerjaan penyelesaian akhir, pada waktu beton masih
plastis, harus dilakukan pemeriksaan terhadap kerataan dengan mistar 3 m. Bila kerataan tidak memenuhi persyaratan maka harus segera diperbaiki.
a Pembuatan Tekstur Permukaan Texturing
SYARAT KHUSUS SKh- 51
Setelah penyelesaian
sambungan-sambungan dan
dipenuhinya persyaratan kerataan dan sebelum penerapan perawatan, terhadap
permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan harus dilakukan pembuatan tekstur permukaan berupa alur
grooving dalam arah tegak lurus atau sejajar terhadap garis sumbu jalan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis.
Pembuatan tekstur permukaan dapat dilaksanakan secara manual atau masinal dengan jarak alur 20 mm dan kedalaman 3 mm. Peralatan yang
tidak menghasilkan kedalaman merata harus diganti. Perapian Tepi
Pada tepi-tepi atas perkerasan beton harus dibuat penumpulan dengan radius 6 mm yang dibentuk dengan alat khusus dan dioperasikan secara
manual. Sedangkan pada tepi atas memanjang lajur penghamparan dan construction joint penumpulan dengan radius 3 mm kecuali untuk joint
yang digergaji, tidak perlu penumpulan. b Perawatan
Segera setelah pembuatan tekstur dan perapian tepi selesai, perawatan beton harus dimulai. Permukaan terbuka dari beton yang baru dicor
harus dilindungi terhadap pengaruh panas matahari, angin, dan hujan dengan menggunakan konstruksi rangka yang ditutup dengan atap dari
bahan-bahan yang bersifat merefleksi panas dan melindungi dari hujan. Setiap konstruksi atap harus dipasang segera setelah penyelesaian
permukaan beton dan dengan suatu cara sedemikian rupa sehingga permukaan beton tidak terganggu.
Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk memastikan waktu tercepatterawal pada saat permukaan tersebut dapat dilakukan
penggelaran bahan yang bersifat pelindung kelembaban. Bahan ini dapat berupa :
Kain burlap atau bahan yang bersifat sangat menyerap air lainnya yang disetujui. Bahan apapun yang digunakan harus dijaga agar selalu basah
untuk jangka waktu tidak kurang dari 7 hari. Kegiatan pengecoran beton harus ditunda jika penyediaan air tidak cukup baik untuk
perawatan dan pengecoran, atau bila bahan perawatan lainnya tidak cukup tersedia dilokasi pekerjaan.
SYARAT KHUSUS SKh- 52
Membran perawatan lapisan tipis curing compound yang disetujui oleh
Direksi Teknis dan sesuai dengan AASHTO M 148, jenis 2 dengan penyemprotan 0,22 liter
– 0,27 liter per m2 untuk penyeprotan cara mekanis atau 0,27 liter
– 0,36 liter per m2 untuk penyemprotan manual dengan menggunakan mesin penyemprot tangan yang telah disetujui
dan dihindarkan dari terpaan angin. c Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru dicor telah mengeras dalam waktu sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan tersebut
harus dibongkar dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan. Segera setelah acuan dibongkar, maka semua celah siar muai
sambungan ekspansi dan seluruh lebar bagian yang akan terbuka harus dibersihkan. Setiap daerah yang menunjukkan adanya sedikit
keropos harus ditambal dengan adukan yang terdiri atas 1 satu bagian semen dan 2 dua bagian agregat halus berdasarkan berat. Bila
Direksi Pekerjaan menganggap bahwa tingkat keropos yang ada sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima,
maka Penyedia Jasa harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya dengan bahan yang dapat diterima atas biayanya
sendiri. Bagian yang dibongkar tersebut harus untuk seluruh tebal dan lebar pelat sepanjang separuh dari panjang pelat.
Untuk pelat beton bersambung dengan tulangan, perbaikan kekeroposan dilakukan pembongkaran sepanjang minimum 3 m dengan
lebar dan ketebalan penuh. Penyambungan beton baru dengan beton lama dilakukan dengan
pemasangan dowel atau dengan perekat epoxy. d Persyaratan Permukaan
Setelah beton cukup mengeras, permukaan yang bersangkutan selanjutnya harus diuji untuk diperiksa kebenarannya
trueness, dengan menggunakan
straight-edge berukuran 3 meter yang disetujui dan diletakkan di atas permukaan yang bersangkutan pada posisi yang
berurutan dan tumpang tindih overlap 1,5 meter melintasi seluruh
permukaan. Setiap bagian permukaan yang jika diuji dalam arah membujur, menunjukkan suatu perbedaan atau menyimpang dari alat
pengujian lebih dari 4 mm tetapi tidak lebih dari 8 mm harus diberi
SYARAT KHUSUS SKh- 53
tanda dan segera digerinda dengan suatu alat gerinda yang disetujui sampai perbedaan tersebut tidak lebih dari 4 mm. Perhatian khusus
harus diberikan bila memeriksa sambungan melintang untuk menjamin bahwa kriteria ini terpenuhi. Bila perbedaan atau penyimpangan
terhadap alat pengujian lebih dari 8 mm, maka perkerasan harus dibongkar dan diganti oleh
Penyedia Jasa atas biayanya sendiri. Bagian-bagian yang dibongkar tersebut harus separuh dari panjang slab dan untuk seluruh tebal dan
lebar pelat yang bersangkutan. Untuk slab beton bersambung dengan tulangan, perbaikan kerataan
dilakukan dengan pembongkaran penuh ½ slab atau kelipatannya. Penyimpangan permukaan maksimum yang diperbolehkan di bawah
alat sraight-edge 3 meter yang ditempatkan dalam segala arah beton
yang akan dilapis ulang dengan suatu lapisan aspal tidak boleh melebihi 10 mm.
4 Sambungan Joint
Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang ditentukan dalam Gambar. Semua siarsambungan harus dibuat pada jarak
tertentu, tegak lurus sumbu jalan dan harus dilindungi agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan
pengisi. a Sambungan Memanjang
longitudinal joints 1 Batang baja ulir
deformed untuk batang pengikat tie bar dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang ditentukan harus diletakkan
tegak lurus dengan sambungan memanjang memakai alat mekanik atau dipasang dengan besi penunjang
chair atau penunjang lainnya yang disetujui. Bila tertera dalam Gambar dan bila lajur
perkerasan yang berdekatan dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk takikan
keyway sepanjang sambungan memanjang dengan pelobangan untuk
Tie Bars. Tie bars harus dapat dibengkokkan dan diluruskan kembali sampai
posisi tertentu sebelum beton pada lajur yang berdekatan dihamparkan atau sebagai pengganti
tie bars yang dibengkokkan dapat digunakan 2 batang
tie bar yang disambung two-piece connectors, bukan dengan las.
SYARAT KHUSUS SKh- 54
Sambungan memanjang acuan longitudinal form joint terdiri atas
takikan 1 alur ke bawah memanjang pada permukaan jalan. Sambungan tersebut harus dibentuk dengan alat mekanikal atau
dibuat secara manual dengan ukuran dan elevasi sesuai Gambar, sewaktu beton masih mudah dibentuk. Alur ini harus diisi dengan
bahan filler material yang telah tercetak premolded atau dicor
poured dengan material penutup sesuai yang disyaratkan. Sambungan memanjang tengah
longitudinal centre joint harus dibuat sedemikian rupa sehingga ujungnya berhubungan dengan
sambungan melintang transverse joint, bila ada.
2 Sambungan memanjang gergajian longitudinal sawn joint harus
dibuat dengan memotong beton dengan gergaji beton yang disetujui sampai kedalaman, lebar dan elevasi sesuai Gambar. Untuk
menjamin pemotongan sesuai dengan elevasi pada Gambar, harus digunakan alat bantu atau garis bantu yang memadai. Sambungan
memanjang ini sebagai pengarah retak harus digergaji secepatnya dengan tanpa menimbulkan kerusakan pada pelat beton sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan atau dengan pengarah retak crack
inducer yang terdiri dari batang kayu berpenampang segi tiga. Siar harus dibersihkan dan sambungan harus segera diisi dengan material
penutup sealer sesuai dengan yang disyaratkan.
b Sambungan Ekspansi Melintang transverse expansion joints
Bahan pengisi Filler untuk sambungan ekspansi expansion joint filler
harus menerus dari acuan ke acuan, hingga mencapai lapisan subbase atau lapisan
lean concrete dan sepanjang acuan. Bahan pengisi harus berupa lempengan
pre-form joint filler dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu lajur. Bahan pengisi
yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui Direksi Pekerjaan.
Bahan pengisi harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar bahan
pengisi tetap pada elevasi dan alinyemen yang semestinya, selama penghamparan dan penyelesaian beton. Perubahan posisi akhir
sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen horisontalnya menurut garis lurus. Bila bahan pengisi dipasang berupa bagian-bagian,
SYARAT KHUSUS SKh- 55
maka diantara bagian-bagian yang berdekatan tidak boleh ada celah. Pada sambungan ekspansi tersebut tidak boleh ada gumpalan-gumpalan
beton. c Sambungan Kontraksi Melintang
transverse contraction joints Sambungan ini terdiri atas bidang-bidang yang diperlemah dengan
membuat takikanalur pada permukaan perkerasan dan harus menggunakan dowel sebagai alat transfer beban
load transfer assemblies sebagai tertera pada Gambar.
1 Takikanaluran formed grooves
Takikan ini harus dibuat dengan menekankan alat kedalam beton yang masih plastis. Alat tersebut harus tetap ditempat sekurang-
kurangnya sampai beton mencapai pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak beton didekatnya, kecuali bila alat itu
memang dirancang untuk tetap terpasang pada sambungan. 2 Sambungan gergajian
sawn contraction joints Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji
pada permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai yang tercantum pada Gambar, dengan gergaji beton
yang disetujui. Setelah sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang berdekatan harus dibersihkan.
Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan tidak
boleh lebih dari 18 jam setelah pemampatan akhir beton. Sambungan harus dibuatdipotong sebelum terjadi retakan karena
susut. Penggergajian harus dilakukan pada waktu siang dan malam dalam cuaca apapun. Penggergajian harus dihentikan bila didekat
tempat sambungan atau di depan gergajian ada retakan. Selanjutnya perbaikan harus dilakukan sebagaimana dijelaskan diatas.
d Sambungan Konstruksi Melintang transverse construction joints
1 Perkerasan jalan beton bertulang biasa Sambungan-sambungan konstruksi melintang pada perkerasan beton
hanya boleh dipasang bila terjadi pengakhiran pekerjaan sepanjang slab, kerusakan mesin atau cuaca yang merugikan dan pada kondisi
terpaksa dengan slab terakhir dapat sepanjang ½ slab dari suatu sambungan ekspansi atau kontraksi. Sambungan-sambungan tersebut
SYARAT KHUSUS SKh- 56
harus dibentuk dengan menggunakan acuan yang dicoak splít cross
untuk melewatkan tulangan biasa dan batang-batang pengikat. Tulangan biasa harus diperpanjang melewati sambungan sekurang-
kurangnya sepanjang 500 mm. Sebagai tambahan tulangan biasa harus diperpanjang secukupnya untuk memungkinkan tulangan panel
berikutnya saling melewati dan terikat sepenuhnya. Sebagai pilihan, sambungan-sambungan konstruksi melintang dalam
bentuk sambungansambungan kontraksi dapat diadakan tidak kurang 2,5 m dari suatu sambungan melintang yang dikonstruksi sebelumnya
di mana tidak ada beton yang berdampingan telah dihampardicor. Setiap pelat berdampingan berikutnya yang diikat harus mempunyai
suatu sambungan segaris dengan sambungan darurat tersebut. Jika beton yang berdampingan telah dihampar maka setiap sambungan
darurat harus segaris dan sesuai dengan sambungan dalam beton itu. Sambungan-sambungan yang dibuat pada akhir kerja, yang bukan
sambungansambungan darurat, harus merupakan sambungan kontraksi atau sambungan ekspansi.
2 Perkerasan beton bertulang menerus Lokasi sambungan-sambungan konstruksi harus diusulkan oleh
Penyedia Jasa dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Sambungan-sambungan tersebut harus dibuat dalam suatu garis lurus,
tegak lurus pada sumbu memanjang jalur kendaraan dan di konstruksi sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar.
e Sambungan Membujur Sambungan-sambungan membujur harus dibuat antara tepi-tepi jalur lalu
lintas atau sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar. Lebar maksimum pelat tidak boleh lebih dari 4,50 m antara sambungan-
sambungan membujur atau antara sambungan membujur dan tepi perkerasan.
Batang-batang pengikat harus dipasang atau disisipkan tegak lurus terhadap garis sambungan membujur, dan sambungan tersebut diikat sedemikian
rupa sebagaimana ditetapkan dalam Butir 5.6.2.4g.5. Batang-batang tersebut harus berdiameter 12 mm, 1 meter panjang berupa batang berulir
yang bertegangan leleh tinggi. Batang-batang tersebut harus dipasang
SYARAT KHUSUS SKh- 57
secara horizontal pada tengah-tengah tebal pelat dengan jarak antara 600 mm.
Bila perkerasan dibangun dengan lebar lebih dari lebar satu jalur dalam satu operasi, maka suatu
crack inducer berupa batang tipis dari kayu atau bahan sintetis atau pelat tipis yang disetujui harus dipasang dengan kokoh pada
badan jalan sepanjang garis sambungan dalam batas toleransi horizontal ± 5 mm, dan dipasak ke dalam dasar pelat yang bersangkutan.
Suatu alur harus dibuat pada puncak pelat tersebut, dan ditempatkan vertikal di atas sumbu pelat tipis tersebut dengan suatu batas toleransi
horizontal 12 mm. Alur ini tidak boleh menyimpang dari garis umum sambungan-sambungan yang bersangkutan. Kedalaman gabungan alur dan
crack inducer harus berada pada seperempat dan sepertiga ketebalan pelat yang bersangkutan dan perbedaan antara kedalaman alur puncak dan tinggi
crack inducer pada dasar harus tidak lebih besar dari 12 mm. Jika alur-alur dibuat dengan menggergaji, maka kedalaman alur tersebut harus antara
seperempat dan sepertiga ketebalan pelat, dan puncak batang pengikat harus sekurang-kurangnya 20 mm di bawah dasar alur tersebut,
crack inducer dapat ditiadakan.
Bila suatu crack inducer digunakan dalam perkerasan beton bertulang yang
dikonstruksi dalam 2 atau 3 lebar jalur dalam satu operasi, maka Penyedia Jasa dapat menggantikan batang-batang pengikat dan tulangan biasa
dengan lembar-lembar anyaman baja tulangan khusus yang diperpanjang paling sedikit 600 mm pada tiap sisi sambungan yang bersangkutan,
membentuk tulangan memanjang sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak dan tulangan melintang berdiameter 8 mm dengan jarak antara 200
mm. Lembaran anyaman tulangan tersebut harus diletakkan pada elevasi tulangan lainnya.
Bila suatu jalur kendaraan beton bertulang 3 jalur dikonstruksi dalam 2 lebar pelat, maka sambungan membujur antara pelat-pelat tersebut harus berada
pada sumbu jalur kendaraan dan harus dikonstruksi dengan batang-batang pengikat sebagaimana ditetapkan di atas. Setiap pelat yang dikonstruksi
harus mempunyai lembar anyaman baja tulangan khusus yang ditempatkan secara sentral dari jenis yang ditetapkan untuk perkerasan yang dikonstruksi
selebar 2 atau 3 jalur dalam satu operasi. Panjang tulangan melintang
SYARAT KHUSUS SKh- 58
dalam lembar anyaman baja tulangan khusus tersebut harus 600 mm lebih panjang dari pada sepertiga lebar pelat.
f Alur Pada Sambungan Alur-alur dipermukaan beton pada sambungan-sambungan harus dibentuk
dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Alur-alur tersebut dapat dibentuk pada waktu beton masih dalam keadaan plastis atau digergaji
setelah beton mengeras. Bagian alur yang akan ditutup harus mempunyai sisi yang benar-benar vertikal dan sejajar, kecuali jika cetakan-cetakan
khusus digunakan pada waktu beton dalam keadaan plastis, untuk ini garis sumbu cetakan harus vertikal.
Alur-alur harus ditutup sesuai dengan Butir. Jika alur-alur tersebut dibuat dengan digergaji, maka Penyedia Jasa harus
membentuknya sebagai berikut : 1 Sambungan kontraksi
Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman yang disyaratkan dan harus mempunyai lebar yang memadai tidak lebih dari 6 mm.
2 Sambungan ekspansi a Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman dan lebar penuh
yang diperlukan untuk segel seperti diperlihatkan dalam Gambar, atau
b Dua celah digergaji, masing-masing satu sepanjang tiap tepi dari bahan pengisi sambungan sampai kedalaman segel, dan bahan
diantara celah-celah tersebut dibuang. Jarak keseluruhan antara tepi-tepi bagian luar dari kedua celah tersebut harus merupakan
lebar segel yang disyaratkan. Penggergajian awal harus diselesaikan secepat mungkin dan selalu dalam
batas waktu 18 jam setelah pemadatan akhir beton. Alur-alur sambungan ekspansi dan sambungan konstruksi yang lebih lebar
dari 5 mm harus ditutup permanen atau sementara sebelum lalu lintas menggunakan perkerasan yang bersangkutan. Celah-celah yang kurang
lebar harus digergaji sampai lebar dan kedalaman penuh yang disyaratkan dan segera dipasangi bahan penutup permanen.
Bila alur dibentukdicetak, Penyedia Jasa harus memperagakan hingga memuaskan
SYARAT KHUSUS SKh- 59
Direksi Pekerjaan bahwa permukaan akhir yang melalui sambungan tersebut dapat
diperoleh dalam batas toleransi yang bersangkutan. Alat pembentukan harus meliputi sebuah pelat vibrasi horizontal dengan lebar sekurang-
kurangnya 300 mm melintasi garis sambungan, atau alat yang sejenis, untuk menjamin bahwa beton sepenuhnya dipadatkan kembali pada
tempatnya, dan menggunakan sebuah batang perata yang cukup lebar untuk menjamin permukaan akhir akan memuaskan. Bila alur-alur yang
dibentuk lebih lebar dari 12 mm, maka cara pembentukan yang dipakai adalah dengan menyisihkan dari pelat volume beton yang perlu dipindahkan
untuk membentuk alur tersebut. Alat pembentuk tidak boleh dipasang pada mesin penghampar beton beracuan geser, jika mesin tersebut harus
berhenti untuk membentuk sambungan tersebut. Jika timbul tonjolan- tonjolan kasar pada waktu alur-alur dibuat, maka bagian-bagian tersebut
harus digerinda untuk membentuk suatu radius kira-kira 6 mm atau suatu pembulatan sudut tepi pelat selebar kira-kira 6 mm.
Bila perkerasan dikonstruksi selebar dua atau tiga jalur dalam satu operasi, maka
sambungan atau sambungan-sambungan membujur dapat dibentuk dengan menyisipkan di depan batang perata alat pelapis beton, suatu batang tipis
yang dibentuk sebelumnya yang disetujui dari suatu alat penyalur yang diperlengkapi alat pemadat bervibrasi.
Batang tipis tersebut harus cukup kaku untuk memungkinkan batang tersebut ditempatkan secara vertikal dan cukup dalam sehingga kedalaman
total batang tipis dan crack inducer akan berada antara seperempat dan
sepertiga ketebalan pelat yang bersangkutan. Cara penempatan batang tipis tersebut harus menjamin bahwa letaknya vertikal, sesuai dengan alinyemen
yang benar, pada kedalaman yang cukup untuk memungkinkan dilintasi oleh balok
finishing atau mesin pengalur beton plastis, dan dalam posisi yang benar. Beton yang dipindahkan oleh batang tipis tersebut harus
dipadatkan dengan layak ke dalam pelat dalam batas toleransi-toleransi permukaan yang diizinkan. Bila pelat-pelat tepinya berbatasan, maka suatu
batang tipis yang dibentuk sebelumnya yang disetujui harus dipasang pada tepi pelat beton yang telah mengeras membentuk sambungan membujur.
SYARAT KHUSUS SKh- 60
Bila perkerasan dari bahan lentur dan pelat beton berbatasan dalam arah membujur pada elevasi permukaan jalan, maka suatu alur selebar 10 mm
dan sedalam 20 sampai 25 mm harus dibentuk atau digergaji, kemudian ditutup dengan menuang suatu bahan segel yang cocok untuk kedua
perkerasan tersebut. g Penutup Alur
Sebelum lalu lintas diperkenankan mempergunakan perkerasan jalan dan sebelum penutupan permanen, alur-alur harus dibersihkan dari setiap
kotoran atau bahan lepas dan harus dilindungi dengan memasukkan suatu kepingan penutup sementara sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Sebagai alternatif dalam hal sambungan dibentuk dimana suatu bahan pengisi sementara atau pembentuk digunakan, maka bahan tersebut dapat
dibiarkan pada posisinya sampai sambungan-sambungan siap untuk penyegelan permanen.
Penutupan permanen sambungan-sambungan harus dilaksanakan dalam waktu 28 hari sejak pengecoran beton. Segera sebelum penutupan
permanen, sambungan harus dibersihkan dari segala kotoran, bahan lepas, penutupan sementara atau bahan pengisi lainnya harus dibuang.
Sisi-sisi dari bagian alur yang akan ditutup harus dikikisdirapikan dengan gerinda, gergaji atau semprotan pasir kering
dry sand blasting. Alur tersebut harus didempul sementara sebelum penyemprotan pasir. Sebagai
tambahan atau untuk membuang senyawa penyegel yang lama, pancaran air bertekanan tinggi atau penyemprotan air dan pasir dapat digunakan.
Permukaan-permukaan alur tersebut harus kering pada waktu penyegelan. Ketebalan minimum segel-segel harus sesuai dengan rincian-rincian dalam
gambar. Jika dalamnya alur melampaui ketebalan penutup, alur tersebut dapat diisi sampai kedalaman yang disyaratkan dengan suatu bahan pengisi
yang dapat dipadatkan dari jenis yang tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi oleh senyawa pengisi yang akan digunakan. Setiap tepi-tepi
alur-alur tersebut yang pecah harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Pekerjaan dengan menggunakan suatu bahan yang disetujui, yang cocok
dengan bahan penutup, sebelum bahan penutup tersebut digunakan. Alur-alur yang dipersiapkan kemudian harus diberi lapisan awal dan ditutup
dengan bahan bahan yang dituangkan. Bahan pengisi yang harus dituang panas harus dipanaskan secara tidak langsung dan dikendalikan dengan
SYARAT KHUSUS SKh- 61
thermostat atau termometer serta dilengkapi dengan sebuah pengaduk sampai suatu temperatur tidak lebih tinggi dari temperatur pemanasan yang
aman yang disarankan oleh pabrik pembuat yang bersangkutan. Bahan pengisi ini tidak boleh dipanaskan pada temperatur tersebut untuk suatu
perioda waktu lebih lama dari waktu pemanasan yang aman yang dinyatakan oleh pabrik pembuatnya. Alat pemanas pencampur harus
dibersihkan setiap akhir hari kerja dan setiap bahan yang telah dipanaskan dan tidak dipakai harus dibuang. Bahan pengisi harus dituang sampai pada
suatu permukaan antara 3 mm dan 6 mm di bawah permukaan beton yang bersangkutan, kecuali jika ditentukan lain dalam kontrak.
h Perawatan Bak Kontrol dan Selokan Tutup-tutup dan bak kontrol, selokansaluran dan rangka-rangkanya harus
dipisahkan dari pelat perkerasan utama dan merupakan pelat tersendiri. Pelat-pelat tersebut harus lebih besar dari bagian luar lubang bak kontrol
ditambah suatu beton yang mengelilinginya yang kurang dari 150 mm di bawah dasar perkerasan jalan beton.
Posisi dari bak kontrol, selokan dan sambungan-sambungan pada perkerasan jalan beton harus disesuaikan relatif satu sama lainnya
sedemikian rupa sehingga pelat-pelat bak control dan selokan harus berdampingan dengan suatu sambungan, atau tepi dari pelat perkerasan,
atau kalau tidak terletak dalam batas tengah-tengah pelat. Bila ini tidak mungkin, maka tulangan khusus harus ditempatkan di sekeliling ceruk
recess selokan atau bak kontrol. Ceruk-ceruk bak kontrol dan selokan harus dibuat bersamaan dengan
pengecoran pelat utama terhadap kotak acuan. Tepi-tepi kotak harus vertikal dan mengikuti elevasi dan ketebalan pelat. Acuan tersebut harus
dibongkar bila beton di sekeliling tutup bak kontrol atau selokan akan dicor. Bahan pengisi sambungan setebal 20 mm harus dipasang pada celah tepi
pelat yang terbuka, bila lebar celah kurang dari yang dipersyaratkan maka harus dilebarkan dan digergaji setelah beton tersebut mengeras.
Suatu alur penutup harus dibuat langsung di atas bahan pengisi sambungan pra-bentuk dan ditutup.
i Alat Transfer Beban load transfer devices
SYARAT KHUSUS SKh- 62
Bila digunakan dowel batang baja polos, maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis sumbu perkerasan beton, dengan memakai
pengikatpenahan logam yang dibiarkan terpendam dalam perkerasan. Ujung dowel harus dipotong agar permukaannya rata dan berbentuk bulat.
Setengah dowel harus dicat, dilapisi aspal, pelumas atau dibungkus plastik tipis atau sesuai yang tertera pada Gambar, agar bagian tersebut tidak ada
lekatan dengan beton. Pada sambungan ekspansi harus dipasang selubung dowel dari logam yang disetujui Direksi Pekerjaan, harus dipasang pada
setiap batang dowel. Penutup itu harus berukuran sesuai dengan diameter dowel dan bagian ujung yang tertutup harus tahan air dan tersedia ruang
untuk menampung pemuaianpenyusutan. Pada sambungan kontraksi, batang dowel bísa diletakkan dalam seluruh
ketebalan perkerasan dengan alat mekanik yang disetujui Direksi Pekerjaan. j Menutup Sambungan
sealing joint Celah sambungan harus ditutup segera sesudah selesai proses perawatan
curing beton, harus sudah selesai dikerjakan pada rentang waktu 7 hari – 14 hari dan sebelum jalan terbuka untuk lalu lintas, termasuk kendaraan
Penyedia Jasa. Sebelum ditutup, setiap sambungan harus dibersihkan dari material yang tidak dikehendaki, termasuk bahan perawatan
membrane curing compound dan permukaan sambungan harus bersih dan kering
ketika diisi dengan material penutup. Material penutup
joint sealer yang digunakan pada setiap sambungan harus sesuai dengan yang tertera pada Gambar atau perintah Direksi
Pekerjaan. Bila digunakan material penutup yang harus dipanaskan, selama pemanasan
material harus dicegah pemanasan yang berlebihan dan pemanasan yang tidak merata. Waktu dituangkan, harus dicegah material tumpah pada
permukaan beton yang terbuka. Kelebihan material pada permukaan beton harus segera díbersihkan. Penggunaan pasir atau material lain sebagai
pelindung material penutup tidak diperbolehkan. Bila digunakan material penutup fleksibel berbentuk pita yang terkompres,
celah harus dibersihkan dan material dalam keadaan terkompres harus disisipkan pada elevasi 2 mm dari permukaan pelat beton.
SYARAT KHUSUS SKh- 63
6.4 PENGENDALIAN MUTU