PERPAJAKAN A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham

91 dalam jutaan Rupiah 2014 2013 2012 .536 .536 .536 426 426 426 9.907 9.907 9.907 4.789 3.979 3.980 1.192 5.650 8.165 dalam jutaan Rupiah tkan an an n yg mlah gan asar gal terjadi ggal gan

BAB XI. PERPAJAKAN A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham

Sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 yang diubah terakhir oleh Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan jika semua kondisi di bawah ini dipenuhi : 1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0 dari jumlah modal yang disetor. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651KMK.041994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai objek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun 1994 juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 Tahun 1997 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Atas penghasilan yang yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut pajak penghasilan sebesar 0,1 nol koma satu persen dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan dan bersifat final. Penyetoran pajak penghasilan yang terutang dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui Perantara Pedagang Efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham; 2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5 nol koma lima persen dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana Saham; 3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh Perseroan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 satu bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 diatas, maka perhitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2008. Peraturan Pemerintah atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek diatas juga berlakuuntuk dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia. Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No.36 Tahun 2008 berlaku efektif 1 Januari 2010. Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri selain dari pihak-pihak yang memenuhi syarat diatas dan bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 Undang- undang No.36 Tahun 2008. Perusahaan yang membayar dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto sesuai dengan pasal 23 Undang-undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23 merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terhutang oleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap. Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajb Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10 sepuluh persen dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2d diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2010 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen Yang DIterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri. Buku PUT I TOTO 2015.indd 91 6915 8:00:52 PM 92 Berdasarkan Pasal 26 ayat 1, dividen yang dibayar atau terhutang kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20 dua puluh persen dari kas yang dibayarkan dalam hal dividen tunai atau 20 dua puluh persen dari nilai par dalam hal dividen saham. Kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda P3B dengan Indonesia, dengan memenuhi surat edaran Dirjen Pajak No.SE-03PJ.1011996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda P3B, dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Sertifikat Domisili asli yang diterbitkan Kantor Pajak negara asal. Sertifikat ini berlaku untuk masa 1 satu tahun dan selanjutnya harus diperpanjang. Namun untuk bank, selama bank tersebut tidak mengubah alamat seperti yang tercantum pada sertifikat tersebut, sertifikat tersebut tetap berlaku. B. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, dan Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak. CALON PEMBELI SAHAM DALAM PUT I INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PUT I INI. Buku PUT I TOTO 2015.indd 92 6915 8:00:52 PM 93 TAN MILIKAN BAB XII. KEBIJAKAN DIVIDEN Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembayaran dividen harus disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS Tahunan berdasarkan usulan dari Direksi. Anggaran dasar Perseroan menyatakan bahwa dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS. Direksi dapat mengubah kebijakan dividen sewaktu-waktu sepanjang mendapat persetujuan dari RUPS. Direksi Perseroan mengusulkan kebijakan dividen kas dengan rasio maksimum sebesar 45 empat puluh lima persen dari dari laba bersih Perseroan setelah pajak mulai tahun buku 2014, dengan mempertimbangkan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan dan tingkat kesehatan Perseroan serta tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Berikut merupakan tabel riwayat pembayaran dividen Perseroan selama lima tahun terakhir: Tahun Buku Jumlah Dividen per Saham Rp Tanggal Pembayaran 2010 1.500 29 Desember 2010 20 Juli 2011 2011 2.000 5 Januari 2012 11 Juli 2012 2012 200 14 Januari 2013 17 Juli 2013 2013 200 15 Januari 2014 10 Juli 2014 2014 120 30 Desember 2014 17 Juni 2015 Perseroan melakukan stock split di 2012 sebesar 1:10, di 2014 sebesar 1:2. The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd., Jakarta BTMU dan Perseroan dan telah membuat Perubahan Atas Perjanjian Kredit No.15-0040LN tanggal 14 April 2015 yang ditandatangani terakhir tanggal 13 Mei 2015 yang mencabut negative covenants terkait pembayaran dividen. Buku PUT I TOTO 2015.indd 93 6915 8:00:53 PM 94

BAB XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL