Risiko Kredit Risiko Likuiditas

28 Berikut adalah tabel pengakuan bunga terhutang pada tanggal neraca, yang berasal dari utang modal kerja pinjaman dari BTMU, Bank Resona dan Bank Mizuho. Keterangan 2014 2013 2012 Bunga Terhutang Rupiah 25.215.277 24.350.608 53.748.850

c. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana Perseroan akan mengalami suatu kerugian dari para pelanggan, atau pihak terkait lainnya yang mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajibannya. Risiko kredit pelanggan dikelola oleh Direksi sesuai dengan kebijakan Perseroan, prosedur dan pengendalian yang telah ditetapkan dan berkaitan dengan manajemen risiko kredit pelanggan. Posisi piutang pelanggan dipantau secara teratur untuk menghindari risiko piutang tak tertagih. Tergantung pada penilaian Perseroan, piutang akan dihapuskan jika piutang tersebut dianggap tak tertagih.

d. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan suatu risiko pada saat posisi arus kas Perseroan mengindikasikan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk menutupi beban-beban jangka pendek Perseroan. Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan setara kas yang memadai untuk mendukung kegiatan bisnis secara tepat waktu. Perseroan menjaga keseimbangan antara kesinambungan penagihan piutang serta melalui fleksibilitas penggunaan pinjaman bank untuk mengelola risiko likuiditas. Buku PUT I TOTO 2015.indd 28 6915 8:00:22 PM 29 2014 2013 2012 .277 .608 .850

BAB V. RISIKO USAHA

Perseroan dan Entitas Anak tidak terlepas dari berbagai risiko usaha yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Sebelum memutuskan kegiatan investasi, maka calon investor harus terlebih dahulu secara hati-hati dan dengan cermat mempertimbangkan berbagai risiko usaha yang dijelaskan dalam Prospektus ini. Semua risiko usaha tersebut, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, mungkin dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja usaha, danatau kinerja keuangan Perseroan. Risiko yang disajikan berikut ini telah disusun berdasarkan bobot risiko yang akan memiliki dampak paling besar hingga dampak paling kecil bagi Perseroan.

A. Risiko-risiko Yang Terkait Langsung Dengan Perseroan

1. Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga Perseroan berusaha dalam sektor Saniter, Fitting, Peralatan Sistem Dapur dan Peralatan Elektronik dan Aksesoris serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan produk tersebut, dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor properti sehingga operasi Perseroan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Sentral. Dengan daya beli konsumen yang dipengaruhi oleh kenaikan tingkat suku bunga, kenaikan suku bunga dapat menyebabkan akan menurunkan daya beli dan akibat penurunan permintaan atas properti perumahan dan apartemen karena pembeli umumnya memanfaatkan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah KPR untuk membeli properti. 2. Risiko Kebijakan Pemerintah Perseroan selalu berusaha untuk memenuhi semua kewajiban terkait dengan kebijakan Upah Minimum Regional dan Upah Minimum Provinsi. Pada tahun 2014 dan 2013 telah terjadi kenaikan secara signifikan terhadap biaya UMRUMP yang berpengaruh terhadap biaya produksi dimana Perseroan sebagai perusahaan manufaktur memiliki banyak karyawan di pabrik dalam jumlah yang cukup besar. Selanjutnya kebijakan mengenai UMRUMP akan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja keuangan disebabkan karena meningkatnya biaya gaji karyawan. Dalam menjalankan proses produksinya, kegiatan pemasaran dan distribusi produk-produknya, Perseroan wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan-peraturan tersebut mengatur hal-hal yang berkaitan dengan standar produk, lingkungan, kesehatan, ketenagakerjaan, perpajakan dan keamanan. Perseroan juga wajib mengikuti peraturan yang berhubungan dengan persyaratan perizinan, praktek perdagangan, penetapan harga, serta pajak. Meskipun Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha Perseroan pada saat ini telah mematuhi seluruh peraturan yang berlaku, pemenuhan kewajiban atas peraturan-peraturan baru atau perubahannya atau interpretasinya maupun pelaksanaannya, serta perubahan terhadap interpretasi atau pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan yang telah ada dapat berdampak material dan negatif terhadap kinerja operasional Perseroan. Selain itu, apabila Perseroan tidak mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Perseroan dapat dikenakan sanksi perdata, termasuk denda, hukuman atau penarikan produk serta sanksi-sanksi pidana lainnya. Selain itu perubahan peraturan ketenagakerjaan, perubahan hukum dan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai upah minimum dan kebebasan serikat pekerja juga dapat mengakibatkan meningkatnya permasalahan dalam hubungan industrial, yang mana hal tersebut dapat berdampak material pada kegiatan operasional Perseroan apabila terjadi pemogokan kerja secara masal. 3. Risiko Kenaikan Biaya Utilitas Perseroan mempunyai beberapa aset properti termasuk pabrik-pabrik yang digunakan untuk produksi. Dalam memproduksi barang-barang: Saniter, Fitting dan Peralatan Sistem Dapur Perseroan sangat bergantung kepada kenaikan biaya utilitas, terutama biaya kelistrikan dan gas yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya produksi dan hal ini akan meningkatkan harga jual produk kepada konsumen. Namun demikian Perseroan tetap melakukan upaya-upaya efisiensi terhadap penggunaan listrik dan gas karena Pemerintah sudah mulai menaikkan tarif dasar listik per 1 Januari 2015. Dengan kenaikan tarif listrik dan gas tersebut, maka diperkirakan biaya produksi akan Buku PUT I TOTO 2015.indd 29 6915 8:00:22 PM