Belanja Modal Analisis Keuangan

26 Pada tahun 2013 arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp.320.627 juta yang terdiri dari penerimaan dari pelanggan sebesar Rp.1.722.775 juta, pembayaran kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp.1.306.626 juta, penerimaan bunga sebesar Rp.5.391 juta, penerimaan pengembalian pajak sebesar Rp.3.238 juta, pembayaran bunga dan pajak penghasilan masing- masing Rp.12.275 juta dan Rp.91.876 juta. Pada tahun 2012 arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp.188.137 juta yang terdiri dari penerimaan dari pelanggan sebesar Rp.1.539.247 juta, pembayaran kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp.1.261.763 juta, penerimaan bunga sebesar Rp.4.960 juta, penerimaan klaim asuransi sebesar Rp.702 juta, pembayaran bunga dan pajak penghasilan masing- masing Rp.11.653 juta dan Rp.83.355 juta. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Pada tahun 2014, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp.320.002 juta terutama untuk pembelian asset tetap senilai Rp.320.505 juta, uang muka investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp.147 juta dan perolehan penjualan aset tetap sebesar Rp.650 juta. Pada tahun 2013, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp.156.297 juta terutama digunakan untuk pembelian aset tetap sebesar Rp.163.423 juta, dan uang muka investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp.16.533 juta. Kemudian terdapat pengembalian uang muka investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp. 19.839 Juta. Pada tahun 2012, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp.92.690 juta terutama digunakan untuk pembelian aset tetap sebesar Rp.48.868 juta, investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp.24.500 juta, dan uang muka investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp.19.839 juta. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Pada tahun 2014, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp.156.155 juta terutama terdiri dari pembayaran pinjaman jangka pendek sebesar Rp.6.220 juta, pembayaran utang sewa pembiayaan sebesar Rp.1.715 juta dan pembayaran dividen sebesar Rp.148.219 juta. Pada tahun 2013, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp.111.990 juta terutama terdiri dari pembayaran pinjaman jangka pendek sebesar Rp.12.189 juta, pembayaran utang sewa pembiayaan sebesar Rp.2.186 juta dan pembayaran dividen sebesar Rp.97.615 juta. Pada tahun 2012, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp.109.276 juta terutama terdiri dari pembayaran pinjaman jangka pendek sebesar Rp.9.670 juta, pembayaran utang sewa pembiayaan sebesar Rp.530 juta dan pembayaran dividen sebesar Rp.99.076 juta.

4.5 Belanja Modal

Tabel berikut menyajikan informasi mengenai belanja modal untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 sebagai berikut: dalam jutaan Rupiah Keterangan 2014 2013 2012 Belanja Modal 320.505 163.422 48.868 Belanja modal Perseroan sebagian besar digunakan untuk pemeliharaan mesin dan pembelian peralatan kantor. Sebagian besar sumber dana pembelian barang modal Perseroan dari dana internal, sisanya menggunakan pendanaan dari financial leasing, baik dalam bentuk Rupiah maupun USD. Perseroan tidak pernah mengalami masalah sehubungan dengan pembelian barang modal yang tidak sesuai dengan tujuannya karena Perseroan telah melakukan beberapa langkah diantaranya: - Melakukan perencanaan seksama agar pembelian mesin sesuai dengan kebutuhannya. - Selain itu pemasok dari mesin juga harus melakukan uji coba commissioning dalam jangka waktu lebih kurang 1 satu bulan sebelum mesin itu dapat dioperasikan untuk dipakai dalam proses produksi. Dengan kapasitas produksi yang hampir terutilisasi penuh, pembelian barang modal memberi dampak terhadap peningkatan kapasitas serta produktifitas Perseroan. Buku PUT I TOTO 2015.indd 26 6915 8:00:22 PM 27 2014 2013 2012 0.505 3.422 .868 Didalam pembelian barang modal yang dilakukan, Perseroan mengadakan pengikatan dengan vendor, yang dipilih melalui proses tender yang dilakukan oleh Perseroan. Perseroan tidak menerapkan transaksi lindung nilai untuk pembelian barang modal dalam mata uang asing. Dalam proses pembelian barang modal, Perseroan meminta penawaran dari beberapa vendor. Setelah penawaran diterima, Perseroan akan menegosiasikan harga dengan para vendor tersebut. Jika kesepakatan harga, termin, dan metode pembayaran disepakati maka dilakukan perikatan belanja barang modal Perseroan dalam bentuk PO purchase order. 5 Manajemen Risiko Perseroan dipengaruhi oleh berbagai risiko keuangan, yaitu: risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang asing, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Tujuan manajemen risiko Perseroan secara keseluruhan adalah untuk secara efektif mengendalikan risiko-risiko ini dan meminimalisasi pengaruh merugikan yang dapat terjadi terhadap kinerja keuangan Perseroan.

a. Risiko Tingkat Suku Bunga