Teori-teori proses menua Batasan Lanjut Usia

2.3.4 Teori-teori proses menua

1.Teori “Genetik Clock” Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam nuclei inti sel nya suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. 2. Mutasi somatik teori error catastrophe Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yanga menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari radiasi dan zat kimia yang bersifat toksik dapat memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori tersebut, antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme Darmodjo, 2000.

2.3.5 Batasan Lanjut Usia

WHO 1999 menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan middle age antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia elderly berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua old usia 70-90 tahun, dan usia sangat tua very old diatas 90 tahun. Sedangkan Nugroho 2000 menyimpulkan pembagian umur berdasarkan pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 ke atas . Menurut Prof.Dr.Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia dikelompokkan menjadi usia dewasa muda eldelry adulhood , 18 atau 20-25 tahun, usia dewasa penuh Universitas Sumatera Utara middle years atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia geriatric age lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan 70-75 tahun young old, 75-80 tahun old, lebih dari 80 very old. Menurut UU No.4 tahun 1965 pasal 1 seseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. 2.4 Senam Lansia 2.4.1 Defenisi

Dokumen yang terkait

Sikap Dan Perilaku Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Padang Lawas (Kasus: Desa Gunung Manobot Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padang Lawas)

12 117 80

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR IBU HAMIL DENGAN MEMILIH PENOLONG PERSALINAN DI DESA MOMPANG KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS

1 8 62

PERBEDAAN TINGKAT INSOMNIA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH SENAM YOGA DI POSYANDU LANSIA DESA BLULUKAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA TERHADAP PEMANFAATAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Keaktifan Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Desa Windan Makamhaji Kartasura.

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN LANSIA DENGAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI DESA PADASUKA KECAMATAN LUNYUK

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Senam Lansia di Desa Mompang Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2013

0 0 28

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TENTANG SENAM LANSIA DI DESA MOMPANG KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2013

0 0 13

Sikap Dan Perilaku Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Padang Lawas (Kasus: Desa Gunung Manobot Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padang Lawas)

0 0 17

Sikap Dan Perilaku Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Padang Lawas (Kasus: Desa Gunung Manobot Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padang Lawas)

0 1 10

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA GUNUNG KARANG KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 15