Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah Bahan Prosedur

Lampiran G.3 Perhitungan Kemuluran Perhitungan kemuluran pada edible film dengan penambahan tepung tapioca, kitosan, gliserin, dengan variasi ekstrak buah naga merah dan aquadest dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan regangan terhadap panjang mula-mula I .

3.1 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah

naga merah 10 ml Adapun perhitungan kemuluran edible film: Stroke : 16,0 mm menit Panjang specimen mula – mula I : 110 mm Kemuluran ԑ = Stroke I x 100 = ��,� �� ��� �� x 100 = 14,54

3.2 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah

naga merah 20 ml Adapun perhitungan kemuluran edible film: Stroke : 11,4 mm menit Panjang specimen mula – mula I : 110 mm Kemuluran ԑ = Stroke I x 100 = ��,� �� ��� �� x 100 = 10.36 Universitas Sumatera Utara

3.3 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah

naga merah 30 ml Adapun perhitungan kemuluran edible film: Stroke : 10,7 mm menit Panjang specimen mula – mula I : 110 mm Kemuluran ԑ = Stroke I x 100 = ��,� �� ��� �� x 100 = 9.72

3.4 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah

naga merah 40 ml Adapun perhitungan kemuluran edible film: Stroke : 8,7 mm menit Panjang specimen mula – mula I : 110 mm Kemuluran ԑ = Stroke I x 100 = �,� �� ��� �� x 100 = 7.91 Universitas Sumatera Utara

3.5 Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah

naga merah 50 ml Adapun perhitungan kemuluran edible film: Stroke : 7,2 mm menit Panjang specimen mula – mula I : 110 mm Kemuluran ԑ = Stroke I x 100 = �,� �� ��� �� x 100 = 6.54 Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Abugoch, L. E,. Tapia, C., Villaman, M. C., Pedram, M. Y., Dosque, M. D. 2011. Characterization of quinoa protein-chitosan blend edible films. Food Hydrocolloids. 25, 879-886. Alves, V. D., Ferreira, A. R., Costa, N., Freitas, F., Reis, M. A. M., Coelhoso, I. M. 2011. Characterization of biodegradable films from the extracellular polysaccharide produced by Pseudomonas oleovorans grown on glycerol by product. Carbohydrate Polymers. 83, 1582-590. Aulia, A. 2012. PembuatanEdible Film dari Ekstark Buah Pepaya Carica papaya L. dengan Campuran Tepung Tapioka, Tepung Terigu dan Gliserin. Skripsi. Medan: Departemen Kimia Universitas Sumatera Utara. Bourtoom, T. 2007. Plasticizer effect on the properties of biodegradable blend film from rice starch-chitosan. Songklanakarin Journal of Science and Technology. 30, 149-155. Buckle, K.A. 1985. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press. Cerqueira, M. A., Souza, B. W. S., Teixeira, J. A., Vicente, A. A. 2012. Effect of interaction between the constituent of Chitosan-Edible Films on Their Physical Properties. Food Bioprocess Technology 5,3181-3192. Embuscado, M. E. 2009. Edible Films and Coating for Food Application. London: springer. Fessenden, R. J. 1986. Kimia Organik. Edisi Ketiga.Jilid kedua. Jakarta: Erlangga. Flores, S., Fama, L., Rojas, A. M., Goyannes, S., gerschenson, L. 2006. Physical properties of tapioca-starch films: Influence of filmmaking and potassium sorbate. Food Research Internasional 40,257-265. Gontard, N., Guilbert,S., dan cuq, J. L. 1993. Water and Glycerol as Plasticizer Affect Mechanical and Water Barrier Properties at an Edible Wheat Gluten Film. USU: J. Food Science. Gunawan., Budi. dan Azhari, Citra Dewi. 2010. Karakterisasi Spektrofometri IR dan Scanning Electron Microscopy SEM Sensor Gas dari Bahan Polimer Poly Ethelyn Glycol PEG. ISSN : 1979-6870 : 1-17 Hardjadinata,S. 2009. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik. Bogor:Penebar Swadaya. Universitas Sumatera Utara Http:www.pioneerthinking.comcraftscrafts-soapmakingglycerin.html. Diakses tanggal 2 januari 2016. Http:susyanairi.blogspot.comgliserinhtml. Diakses pada tanggal 5 januari 2016. http:www.iptek.net.idindwarintek?mnu=6ttg=6doc=6b30. Diakses tanggal 20 desember 2015. Jawetz, E. Menick, J,L., dan Adelberg, E. A. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Ahli bahasa: Eddy Mudihardi. Jakarta. Penerbit Salemba Medika. Ketaren, S. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta. UI-Press. 128-133. Jimmy. 2013. Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung tapioca, Kitosan, Gliserin, dan Ekstrak mangga Mangifera indica L.. Medan: USU. Julianti,E. dan Nurminah,M.2007. Buku Ajar Teknologi Pengemasan. http:www.e-leraning.com. Diakses pada tanggal 7 januari 2016. Kristanto,D. 2009. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan Kebun. Bogor: Penebar Swadaya. Kumar, M.N.V.R. 2000. A Review of Chitin and Chitosan Application. Reactive functional Polymers 461: hal 1-27. Lehninger, A. L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penterjemah: M. Thenawijaya. Jakarta: Erlangga. Mashithah, Z. 2012. Karakterisasi Edible film dari Campuran Ekstrak Wortel Daucus carota L. dengan Tepung Tapioka dan Gliserin. Skripsi. Medan: Departemen Kimia Universitas sumatera Utara. Mulja, M. 1995. Analisis Intrumental. Airlangga Press. Surabaya. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Sadani, M. 2014. Karakterisasi Edible film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, dan Ekstrak Jambu Biji Psidium guajava L. dengan Pemlastis Gliserin. Skripsi. Medan: Departemen Kimia Universitas Sumatera Utara. Sinaga, L. 2013. Karakterisasi Edible Film Dari Ekstrak Kacang Kedelai Dengan Penambahan Tepung Tapioka Dan Gliserol Sebagai Bahan Pengemas Makanan. Jurnal Teknik Kimia: Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Sugita, P., Wukirsari, T., Sjahriza A., Wahyono, D. 2009. Kitosan: Sumber Biomaterial Masa Depan. Bogor: IPB Press. Sulistiani, E. 2011. Pembuatan Edible Film dari Campuran Kanji, Dengan Ekstrak wortel Daucus Carota L. dan Gliserin Sebagai Bahan Pengemas. Skripsi. Medan: Departemen Kimia Universitas Sumatera Utara. Sudarmadji, S. 1984. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta: Liberti. Wafiroh, S., Ardiarto, T., Agustin, E. T. 2010. Pembuatan danKarakterisasi Edible Film dari Komposit Kitosan-Pati garut Maranta Arundinaceae Dengan pemlastis Asam Laurat. Surabaya: Universitas Erlangga. Wahyu, M. K. 2008. Pemanfaatan Pati Singkong Sebagai Bahan Baku Edible Film. Bandung: Indonesia. Whistler, R. L. 1984. Starch Chemistry and Technology. Second Edition. New York: Academic Press, Inc. Ltd. Wirjosentono, B. 1996. Analisis dan Karakterisasi Polimer. Medan: USU Press. Zhong, Q. P., Xia, W.S. 2008. Physicochemical properties of edible and preservative films from chitosancassava starchgelatin blend plasticized with glycerol. Food Technology Biotechnology 463, 262-269. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat-Alat - Hotplate - Oven - Neraca analisis - Gelas beaker - Gelas ukur - Labu takar - Alat torse - Termometer - Spektrofotometer FT-IR - SEM Scanning Electron Microscope - Jangka Sorong - Plat Akrilik - Spatula - Pipet Tetes - Blender - Botol Reagen - Botol Aquades - Magnetik Stirer - Erlenmeyer pyrex - Saringan - Hotplate - Corong - Spektrofotometer UV-Visible Spectronic 300 - Jangka Sorong - Labu Takar Permacolor - Cawan Petri - Tabung Reaksi - Rak Tabung Universitas Sumatera Utara - Pipet volume Pyrex - Plastik

3.2 Bahan

- Buah Naga Merah - Kitosan DD 90,2 - Tepung Tapioka Dua koki anggur - Gliserin PT.SOCI - sCH 3 COOH aq 1 - Akuades

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pengambilan Sampel

Sampel berupa buah naga merah yang diperoleh dari pasar buah medan. Buah naga merah memiliki nama latin 3.3.2 Pembuatan Larutan Pereaksi 3.3.2.1. Pembuatan Larutan CH 3 COOH 1 w v Dipipet 1 ml larutan CH 3 COOH aq kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 ml. Diencerkan dengan akuades hingga garis batas.

3.3.2.2. Pembuatan Larutan Kitosan2

w v Ditimbang 1 g kitosan kemudian dimasukkan ke dalam gelas beaker. Ditambahkan 50 ml larutan CH 3 COOH 1 V V . Didiamkan selama ± 1 jam hingga seluruh kitosan larut. Universitas Sumatera Utara 3.3.3 Cara Kerja 3.3.3.1. Preparasi Sampel Buah naga merah dikupas kemudian dipotong tipis-tipis,kemudian dimasukkan didalam blender. Setelah halus dan didapatkan ekstrak mangga.

3.3.3.2. Pembuatan Edible Film

Sebanyak 6 g tepung tapioca dimasukkan kedalam gelas beaker yang telah diisi dengan 81 ml akuades. Diaduk hingga homogen. Dipanaskan di atas hotplate pada suhu± 65 C hingga mengental. Ditambahkan kitosan 2 w v . Ditambahkan 10 g ekstark buah naga merah sambil diaduk hingga homogeny. Kemudian ditambahkan 2 g gliserin. Diaduk hingga homogen dan dibiarkan mengental. Campuran dituang di plat akrilik dan diratakan. Dikeringkan didalam oven pada suhu ± 30 C selama ± 2 hari. Dilakukan prosedur yang sama untuk sampel buah naga merah dengan variasi 20 g, 30 g, 40 g, 50 g dan akuades dengan variasi 71 ml, 61 ml, 51 ml, 41 ml.

3.3.4. Pengukuran Ketebalan Edible Film

Edible film yang diperoleh dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm, kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong sebanyak dari lima sisi, yaitu sudut sisi kiri atas, sudut sisi kanan atas, sudut sisi kiri bawah, sudut sisi kanan bawah dan tengah. Kemudian, dicari rata-rata dari ketebalan tersebut.

3.3.5. Pengukuran Kuat Tarik dan Kemuluran

Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan polimer. Kekuatan tarik suatu bahan didefinisikan sebagai besarnya beban maksimum F max yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi dengan luas penampang awal A . Universitas Sumatera Utara Perhitungan Uji Kuat Tarik : Kekuatan tarik σ = Fmaks �� = ���� �� Keterangan : Load = Tegangan KgF Ao = Luas specimen mm 2 σ = Kekuatan tarik bahan KgFmm 2 Bila suatu bahan dikenakan beban tarik yang disebut tegangan, maka bahan akan mengalami regangan. Kurva tegangan terhadap regangan merupakan karakteristik dari sifat mekanik suatu bahan. Untuk bahan polimer bentuk kurva tegangan regangan terlihat pada gambar 3.1 Regangan Gambar 3.1 Kurva Tegangan dan Regangan Bahan Polimer Spesimen yang digunakan untuk uji kekuatan tarik berdasarkan ASTM D 638 seperti terlihat pada gambar 3.2. rangkaian alat uji tarik diset sesuai dengan yang diperlukan. Kecepatan tarik 100 mmmenit dan beban maksimum 100 kgf. Sampel yang sudah berbentuk dumbbell dijepitkan pada alat uji tarik, kemudian alat dijalankan dan didata yang dihasilkan diamati pada monitor. Tegangan putus Perpanjangan Lumer Tegangan Lumer Kuat tarik Universitas Sumatera Utara 115 mm 64 mm 6 mm 25,5 mm 30 mm Gambar 3.2 Bentuk Spesimen Untuk Analisis Kuat Tarik dan Kemuluran ASTM D-638-72 Tipe IV Disamping uji sifat mekanik kekuatan tarik σ, juga diamati kemuluran ԑ yang didefinisikan sebagai perubahan panjang specimen I dengan perubahan panjang specimen setelah diberi beban I t maupun terhadap regangan stroke. Perhitungan Kemuluran : Kemuluran ԑ = �� − �0 �0 x 100 Kemuluran ԑ = ������ �0 x 100 Keterangan: ԑ = kemuluran Stoke = Regangan mmmenit I = Panjang specimen mula-mula mm I t = Panjang specimen setelah diberi beban mm Wirjosentono, 1996. Universitas Sumatera Utara

3.3.6 Analisa SEM Scanning Electron Microscope

Analisa SEM Scanning Electron Microscope merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan serta mempelajari sifat morfologi sampel. Dalam hal ini, dilihat dari permukaan edible filmhasil campuran tepung tapioca dengan kitosan, ekstrak buah naga merah, dan gliserin berdasarkan sifat mekanik edible film yang optimal.

3.3.7 Analisa FT-IR Fourier Transform Infra Red

Analisa FT-IR Fourier Transform Infra Red merupakan analisa terhadap interaksi senyawa-senyawa yang terkandung dalam edible film berupa uluran atau lekukan gugus fungsi yang ditampilkan dalam bentuk spectrum gelombang. Dalam hal ini, dilihat dari spectrum interaksi gugus fungsi dari edible film hasil campuran tepung tapioca dengan kitosan, ekstrak buah naga merah, dan gliserin berdasarkan sifat mekanik edible film yang optimal. 3.4 Uji Aktivitas Antibakteri 3.4.1 Uji Aktivitas dengan Metode Kirby Bauer

Dokumen yang terkait

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

0 1 13

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

0 0 2

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

1 3 6

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

0 1 18

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 13

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 2

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 6

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

1 3 18

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 3

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 24