63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini mengkaji tentang “Hubungan Harga Dan Promosi Terhadap Minat Pelanggan Berkunjung Ke Cafe Kedai Kopi Ulekareng Gayo
Jl. Dr. Mansyur Medan”, dalam penelitian ini disimpulkan sebagai berikut : 1.
Harga dan promosi secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap minat berkunjung padaKedaiKopi Ulekareng Gayo Jl. Dr. Mansur
Medan. 2.
Berdasarkan hasil Uji t diketahui bahwa secara parsial variabel harga, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap minat berkunjung, dan
variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung yang dapat dilihat dari nilai signifikan untuk harga 0,000, dan
promosi 0,007. Dapat disimpulkan bahwa variabel harga paling dominan mempengaruhi minat berkunjung.
3. Besarnya variabel R Square
sebesar 0,753artinya harga dan promosimenjelaskanminat berkunjung pada KedaiKopi Ulekareng Gayo
Jl. Dr. Mansur Medan sebesar 75,3 dan sisanya 24,7 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti didalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
64
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil yang peneliti temukan adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan pada KedaiKopi Ulekareng Gayo Jl. Dr Mansur Medan untuk
dapat memberikan harga yang lebih baik agar meningkatkan minat berkunjung pelanggan.
2. Diharapkan pada Cafe KedaiKopi Ulekareng Gayo Jl. Dr Mansur Medan
untuk dapat lebih meningkatkan promosi dan pameran produk agar meningkatkan minat berkunjung pelanggan.
3. Setiap manajer outlet harus memperhatikan minat berkunjung dari masing-
masing pelanggan karena pencapaian kunjungan dari pelanggan yang akan menentukan besarnya keuntungan yang didapat oleh kegiatan usaha dan
sesuai dengan tujuan awal dari kegiatan usaha.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Bauran Pemasaran
2.1.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan salah satu elemen dalam strategi pemasaran jasa maupun produk. Marketing Mix mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kemajuan perusahaan, sehingga Marketing Mix harus dilakukan dengan penuh pertimbangan yang tepat. Marketing mix juga merupakan
seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
Berikut ini 4 elemen Mareketing Mix menurut Yazid 2003:18 yaitu : 1. Produk product
Adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah
konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak
menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. 2. Harga pricing
Strategi penentuan harga Pricing sangat signifikan dalam pembelian value kepada konsumen dan pengaruh image produk, serta keputusan konsumen
untuk membeli. Pricing juga berhubunagn dengan pendapatan dan turut
Universitas Sumatera Utara
8
mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dengan strategi pemasaran secara
keseluruhan.
3. Promosi promotion Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi
yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan unutk memsarkan jasa dalam kegiatan pembelianpengguna jasa. Perangkat promosi yang kita kenal
mencakup aktivitas periklanan, personal selling, promosi penjualan, publik relation PR, informasi dari mulut ke mulut word of mouth dan pemasaran
langsung direct marketing. 4. Tempat place
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik misalnya
keputusan mengenai di mana sebuah hotel atau restoran harus didirikan.
2.1.2. Harga 2.1.2.1. Defenisi Harga
Kotler dan Armstrong 2008:345 mendefinisikan harga sebagai berikut “Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
memperoleh suatu produk.” Stanton 1998:308 menyatakan, “Harga adalah jumlah uang kemungkinan ditambah beberapa barang yang dibutuhkan untuk
memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Universitas Sumatera Utara
9
Menurut Tjiptono 2002:151 harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau pengguanaan suatu barang dan jasa. Selanjutnya Alma 2000:79 menyatakan harga adalah nilai suatu barang yang
dinyatakan dengan uang.
2.1.2.2. Tujuan Penetepan Harga
Wijayanto 2012:291 menyatakan penetapan harga merupakan tahapan krusial dari pemasaran. Penetapan harga Pricing sebaiknya mengacu pada
pertimbangan internal dan eksternal perusahaan. Pada prinsipnya, harga tidak harus serendah mungkin, namun yang penting adalah reasonable price atau harga
yang dinilai wajar oleh konsumen dengan tetap memperhatikan harga yang berlaku di pasaran.
Tujuan penetapan harga menurut Tjiptono 2002, 152 - 154 adalah sebagai berikut:
1. Tujuan berorientasi pada laba. Asumsi teori ekonomi menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih
harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi, tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba.
2. Tujuan berorientasi pada volume Selain tujuan berorientasi pada laba ada pula perusahaan yang menetapkan
harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu yang bisa dikenal dengan istilah volume pricing objectives.
3. Tujuan berorientasi pada citra.
Universitas Sumatera Utara
10
Citra image suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius 4. Tujuan stabilitas harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan
harga mereka. 5. Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing. Mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau
menghindari campur tangan pemerintah. Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap
strategi bersaing perusahaan tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menempatkan posisi relatifnya dalam
persaingan.
2.1.2.3. Metode Penetapan Harga
Wijayanto 2012 : 292 – 294 meyatakan metode penetapan harga dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain:
1. Pendekatan Penawaran – Permintaan Pendekatan ekonomi yaitu penawaran dan permintaan dapat digunakan dalam
penetapan harga untuk mendapatkan profit yang optimal. Dalam hokum permintaan, kenaikan harga menyebabkan penurunan permintaan,
2. Pendekatan Biaya
Universitas Sumatera Utara
11
Pada tataran praktis, sering kali sulit mendapatkan gambaran kurva permintaan dan penawaran secara akurat. Pendekatan alternatif lainnya dapat
menggunakan pendekatan biaya yaitu dengan markup. Secara umum rumus markup adalah :
Harga jual = Harga pokok X 1 + markup. 3. Analisi titik impas atau Break-even analysis
Pendekatan alternatif lainnya dapat menggunakan break even BEP dengan rumus:
��� ����� ���� = ����� ����� �����
ℎ���� − ����� ��������
4. Pendekatan Persepsi Penetapan harga dapat dilakukan dengan pendekatan persepsi untuk
mendapatkan tingkat harga yang pantas. Persepsi dapat berupa persepsi penjual maupun persepsi konsumen. Persepsi konsumen dapat diketahui
melalui penelitian pemasaran. Sedangkan persepsi penjual dilakukan dengan intuisi bisnis yang dimiliki penjual.
5. Kompetitor Pembandingan Harga juga dapat ditetapkan dengan melihat strategi harga yang digunakan
kompetitor. Kejelian dapat menetapkan harga yang kompetitif akan menentukan keberhasilan setiap pelaku usaha dalam persaingan bisnis.
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.2.4. Langkah-Langkah dalam Menetapkan Harga
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga. Menurut Kotler dan Keller 2009 : 76 – 91 ada 6
langkah dalam menetapkan harga yaitu:
1. Memilih tujuan penetapan harga
Mula–mula perusahaan memutuskan di mana perusahaan ingin memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan,
semakin mudah perusahaan menetapkan harga. 2.
Menentukan permintaan Setiap harga akan mengarah ketingkat permintaan yang berbeda dan
karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Hubungan antara harga dan permintaan ditangkap dalam
kurva permintaan. Dalam kasus normal keduanya berhubungan terbalik: semakin tinggi harga semakin tinggi permintaan
3. Memperkirakan biaya
Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin
mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi, mendistribusiakn dan menjual produk termasuk tingkat pengembalian
yang wajar untuk usaha dan resikonya. Tetapi, ketika perusahaan
Universitas Sumatera Utara
13
menetapkan harga produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka, profitabilitas tidak selau menjadi hasil akhirnya
4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing
Perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing
terdekat. Jika penawaran perusahaan mengandung fitur-fitur yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, perusahaan harus mengevaluasi nilai mereka
bagi pelanggan dan menambahkan nilai itu ke harga pesaing. Jika penawaran pesaing mengandung beberapa fitur yang tidak ditawarkan oleh
perusahaan, perusahaan harus mengurangkan nilai mereka dari harga perusahaan. Sekarang perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan
dapat mengenakan lebih banyak, sama, atau kurang dari pesaing 5.
Memilih metode penetapan harga Berdasarkan jadwal permintaan pelanggan, fungsi biaya dan harga
pesaing, kini perusahaan siap memilih harga. Ada 3 pertimbangan utama dalam penetapan harga yaitu: biaya menetapkan batas bawah untuk harga.
harga pesaing dan harga produk pengganti memberikan titik orientasi. Penilaian pelanggan atas fitur-fitur unik menetapkan batas atas harga.
6. Memilih harga akhir
Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus
mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, termasuk dampak kegiatan
Universitas Sumatera Utara
14
pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga berbagi keuntungan dan resiko, dan dampak harga pada pihak lain.
2.1.2.5. Strategi Penetapan Harga
Menurut Tjiptono 2005:198-200 strategi penerapan harga jasa adalah sebagai berikut:
a. Strategi penetapan harga berdasarkan nilai yang akan diterima : 1. Statisfaction-based pricing penetapan harga berdasrkan kepuasan
Karakteristik intangibilitas jasa menghadirkan tantangan bagi perusahaan dan pelanggan dalam hal menciptakan nilai jasa secara jelas. Tujuan
utamanya adalah untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan pelanggan. Penyedia jasa mengupayakan sebagai berikut:
a. Garansi jasa service guarantees ; penetapan harga disertai garansi b. Benefit-driven pricing ; penetapan harga berdasrkan nilai tambah
c. Flate-rate pricing; penetapan harga berdasrkan biaya actual 2. Relationship pricing
Adalah penetapan harga berdasarkan upaya yang menarik, mampertahankan dan meningkatkan relasi dengan para konsumen, seperti:
a. Long-term contracts; Penetapan harga berdasarkan kontrak dengan insentif harga dan non harga
kepada pelanggan agar mereka bersedia mengikat diri pada relasi jangka panjang.
b. Price bundling;
Universitas Sumatera Utara
15
Adalah strategi penetapan harga dengan menjual satu jasa atau lebih dalam satu paket. Harga satu paket harus lebih murah dari pada harga.
3. Efficiency pricing Aspek utama dalam strategi ini adalah pemahaman, pengelolaan dan
penekanan biaya. Sebagian atau keseluruhan penghematan biaya akan diteruskan kepada para pelanggan dalam bentuk harga yang lebih murah total
masing-masing item bila dijual terpisah. a. Strategi penetapan harga konvensional ke dalam sektor jasa.
1. Cost-based pricing; metode penetapan harga berdasarkan perhitungan biaya-biaya finansial.
2. Competition-based pricing; strategi ini berfokus pada harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri atau pasar yang sama.
3. Demand-based pricing value-based pricing; penetapan harga berdasarkan pada perspektif pelanggan yaitu permintaan
b. Strategi penetapan harga berdasarkan persepsi pelanggan. 1. Nilai adalah harga murah.
a. Disounting; penetapan harga yang disertai dengan diskon. b. Odd pricing; pemberian harga ganjil agar lebih dipersepsikan murah.
c. Synchro-pricing; pengelolaan harga berdasrkan sifat strategis. d. Penetration pricing; penetapan harga murah untuk percobaan.
2. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dari sebuah jasa. a. Prestige pricing; penetapan harga mahal untuk kualitas prestisius.
b. Skimming pricing; penetapan harga mahal dengan dana besar promosi.
Universitas Sumatera Utara
16
3. Nilai adalah kualitas yang didapatkan. a. Value pricing; penetapan harga berdasarkan paket.
b. Market segmentation pricing; penetapan harga berdasarkan segmen pasar.
4. Nilai adalah semua yang telah diberikan. a. Price framing; mengorganisasi harga berdasarkan referensi akurat
b. Price bundling; menetapkan harga berdasarkan paket c. Complementary pricing; menetapkan harga untuk sifatnya melengkapi
d. Results-based pricing; menetapkan harga berdasarkan hasil jasa.
2.1.3. Promosi 2.1.3.1 Pengertian promosi
Menurut Mursid 2003:5, promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu produk. Promosi adalah suatu bidang
kegiatan pemasaran dan merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan information,
membujuk persuation, dan mempengaruhi influence segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Betapapun berkualitasnya suatu produk,
bila pelanggan belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu bermanfaat bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Sedangkan menurut Purnama 2001:69, promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para calon
pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau
Universitas Sumatera Utara
17
memperoleh suatu respon. Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang digunakan untuk mengomunikasikan produk atau jasa oleh kepada konsumen,
dimana promosi ini terdiri dari periklanan, promosi penjualan dan personal selling.
2.1.3.2. Jenis-jenis promosi
Menurut Mursid 2003:59, keempat jenis promosi, periklanan, promosi penjualan sales promotion, penjualan personal, dan publisitas, bersama-sama
menjadi bagian dari sebuah bauran promosi yang ingin dikelola secara strategis oleh para pemasar untuk dapat mencapai tujuan organisasi, yaitu:
a. Iklan Iklan advertising merupakan penyajian informasi non personal tentang
suatu produk, merk, perusahaan atau took yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang menjadi sponsornya.
Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen-evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan
dengan produk dan merek. Dalam prakteknya, iklan dianggap sebagai manajemen citra image
management. Menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi,
tujuan paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembeli dan konsumen. Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam televisi, radio, majalah,
surat kabar, papan reklame, dan sebagainya. b. Promosi Penjualan
Universitas Sumatera Utara
18
Promosi penjualan sales promotion adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Banyaknya jenis
promosi penjualan - termasuk di dalamnya penurunan yang temporer melalui kupon, penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran
dagang, tayangan titik jual, contoh gratis, serta hadiah membuat promosi penjualan sulit didefenisikan.
c. Penjualan Personal Penjualan pribadi personal selling melibatkan interaksi langsung antara
seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. Penjualan personal dapat menjadi metode promosi paling hebat untuk paling tidak untuk dua alasan berikut;
Pertama,komunikasipersonal dengan salesman dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan keputusan. Oleh karena
itu,konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk dan memahami informasi yang disajikan salesman tentang suatu produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang
atau interaktif memungkinkan salesman mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pembeli potensial.
d. Publisitas Publisitas publicity adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang
perusahaan, produk, atau merk si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran. Misalnya, sebuah artikel di majalah PC World yang membandingkan berbagai
macam merek perangkat lunak. Pengelola data merupakan informasi produk yang sangat berguna bagi konsumen namun tidak dibebankan biaya sama sekali pada
para pemasar perangkat lunak tersebut. Demikian pula halnya dengan merek baru,
Universitas Sumatera Utara
19
perbandingan merek di jurnal dagang, surat kabar atau majalah berita, atau diskusi di radio dan talkshow di televisi, semua menyajikan berbagai informasi produk
bagi para konsumen.
2.1.3.3. Tujuan Promosi
Tujuan promosi secara umum adalah membangkitkan keinginan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan
melalui promosi diharapkan dapat mempengaruhi cara berpikir konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang dihasilkan perusahaan
Menurut Kismono 2001:374, perusahaan perlu menetapkan tujuan promosi yang akan membantu tercapainya tujuan secara lebih luas.Program
program promosi dapat di dasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut ini: a. Memberikan informasi.
Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah memberikan informasi kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana
konsumen dapat membelinya, dan berapa harga yang ditetapkan. Konsumen memerlukan informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan
pembelinya. b. Meningkatkan penjualan
Kegiatan promosi juga merupakan salah satu cara meningkatkan penjualan. Perusahaan dapat merancang promosi penjualan dengan memberikan kupon
belanja, sampel produk dan sebagainya. Untuk membujuk konsumen mencoba produk yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah atau dengan
tambahan keuntungan lain.
Universitas Sumatera Utara
20
c. Menstabilkan penjualan Pada saat pasar lesu, perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi agar
tingkat penjualan perusahaan tidak mengalami penurunan yang berarti. d. Memposisikan produk
Perusahaan perlu memposisikan produknya dengan menekankan keunggulan produknya dibanding produk pesaing. Strategi promosi yang tepat seperti
iklan dapat membantu perusahaan. e. Membentuk citra produk
Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan dapat membantu membentuk image konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan dapat
menggunakan media iklan untuk membangun citra produknya di mata konsumen.
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Promosi Menurut Kotler dan Amstrong 2001:97, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi promosi adalah: a. Dana yang tersedia
Segala jenis usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan, untuk mencapai tujuan usahanya selalu membutuhkan dana. Jumlah dana yang tersedia
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan promosi. Perusahaan yang mempunyai dana yang cukup maka kegiatan promosinya akan lebih lancar
dibanding dengan perusahaan yang mempunyai dana yang terbatas. Jika dana untuk promosi sudah tersedia maka promosi dapat terus diperhatikan.
Universitas Sumatera Utara
21
b. Sifat pasar Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan juga tergantung
pada pasar yang dituju. Jika pasar yang dituju adalah pasar kecil, maka cukup dengan menggunakan personal selling, tetapi apabila wilayah
pasarnya luas perlu diperhatikan bentuk apa yang paling sesuai. c. Jenis produk
Jenis produk suatu perusahaan juga turut mempengaruhi promosinya. Apakah barang konsumen atau barang industri. Jika barang yang
dipromosikan barangkonsumen maka dapat dilakukan periklanan, tetapi jika barang industri maka dapat dilakukan personal selling.
d. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang Siklus kehidupan barang terdiri dari empat tahapan yang berbeda-beda dan
setiap tahap berada pada lingkungan pasar yang berbeda. Tahap-tahap tersebut adalah tahap perkenalan, tahap pendewasaan, tahap puncak, dan
tahap kemunduran.
2.1.4. Minat 2.1.4.1. Pengertian Minat Konsumen Minat Berkunjung
Minat interest digambarkan sebagai suatu situasi dan kondisi sikap ingin seseorang sebelum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk
memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Menurut Durianto 2003:109 niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
22
Nugroho 2003:216 juga menyatakan ada tiga komponen sikap, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Kepercayaan atas
merek adalah komponen kognitif dari sikap, evaluasi merek adalah komponen afektif atau perasaan dan maksud untuk membeli adalah komponen konatif atau
tindakan. Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat
berkunjung adalah suatu sikap positif konsumen dan kecenderungan tindakan untuk melakukan kunjungan untuk pembelian terhadap suatu produk yang
didasarkan pada kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.
2.2. Penelitian Terdahulu
Iin Nurbaidah Lubis melakukan penelitian yang berjudul : “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen pada Waroeng RMAJ
Medan”. Masalah penelitiannya adalah apakah variabel kualitas, produk, harga dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
konsumen pada Waroeng RMAJ Medan dan variabel manakah yang lebih dominan mempengaruhinya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan
menganalisis variabel kualitas produk, harga dan kualitas pelayanan pada Waroeng RMAJ Medan. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis
pertama terbukti, yaitu secara simultan variabel kualitas produk, harga dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli konsumen pada Waroeng RMAJ
Medan. Hipotesis kedua terbukti, yaitu faktor kualitas produk. Ilham Harahap 2006 melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Roti di Al Anshar
Universitas Sumatera Utara
23
Bakery Medan”. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditunjukkan bahwa minat beli dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen roti
kualitas, harga, dan merek sebesar 43,6 sedangkan sisanya sebesar 56,4 di pengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kemasan, promosi, diskon, hadiah dan
pelayanan kepada konsumen. Widya Parina Harahap melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Harga, Produk, Promosi dan People Orang Terhadap Minat Nasabah Pada PT. Asuransi Parolamas Cabang Medan”. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis
data yang telah dilakukan, variabel harga, produk, promosi dan people orang secara bersama-sama memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel minat nasabah. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil uji F α = 0,05 sebesar 56,316 Ftabel 2,47. Dengan demikian hipotesis pertama dari penelitian
ini yaitu bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga, produk, prosi dan people orang terhadap variabel minat nasabah terbukti kebenarannya.
Dengan nilai thitung sebesar 5,632 1,986 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 0,05 maka hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel harga memiliki pengaruh
yang dominan dan positif terhadap minat nasabah. Variabel produk mengikuti dengan nilai thitung sebesar 2,030 1,986 dengan nilai signifikan sebesar 0,045
0,05. Kemudian diikuti variabel people orang dengan nilai thitung sebesar 2,906 1,986 dengan nilai signifikan sebesar 0,005 0,05 dan variabel promosi tidak
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat nasabah dengan nilai thitung sebesar 1,662 1,986 dengan nilai signifikan sebesar 0,100 0,05.
Dengan demikian hipotesis kedua yaitu bahwa variabel produk memiliki pengaruh
Universitas Sumatera Utara
24
yang paling dominan terhadap variabel minat nasabah tidak terbukti kebenarannya. Dari analisis koefisien determinasi nilai R Square variabel harga,
produk, promosi dan people orang memberikan pengaruh sebesar 72,1 terhadap minat nasabah sedangkan sisanya sebesar 27,9 dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Slamat Riady Hasibuan melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara USU”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada pengujian secara serempak Uji F diketahui bahwa variabel harga dan promosi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada pengujian secara parsial Uji
t diketahui bahwa variabel promosi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Melalui pengujian koefisien determinan R Square diperoleh nilai sebesar 0,696, berarti 69,6 faktor-faktor keputusan
pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas harga dan promosi sedangkan sisanya 30,4 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
25
2.3. Kerangka Konseptual