Pembuatan preparat histologi tissue processing dan pemeriksaan mikroskopik

40 Dikatakan adanya aktivitas hepatoprotektor apabila ALT dan AST dari EEKBM lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol negatif Na CMC 0,5 + parasetamol. Pemeriksaan ALT dan AST dilakukan di Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 3.11.8 Pemeriksaan kerusakan organ hati mencit 3.11.8.1 Pemeriksaan makroskopik Mencit dibedah kemudian diambil organ hati dan dicuci dengan larutan NaCl 0,9 untuk membersihkan sisa darah yang menempel. Pengamatan dilakukan dengan mengamati warna dan tekstur permukaan hepar mencit.

3.11.8.2 Pembuatan preparat histologi tissue processing dan pemeriksaan mikroskopik

Jaringan yang akan dibuat preparat histologi difiksasi dalam larutan buffer formalin 10 minimal 4 jam hingga mengeras matang. Sampel organ yang terfiksasi dengan sempurna ditrimming setebal ± 0,5 cm. Potongan kemudian dimasukkan dalam tissue cassette untuk dimasukkan dalam automatic tissue processor. Di dalam tissue processor jaringan melalui beberapa tahap pemrosesan preparat. Jaringan yang dipilih akan direndam secara berurutan ke dalam 12 tabung berisi berbagai reagen sebagai berikut: a. tabung I dan II berisi formalin 10 masing-masing selama 2 jam. Proses ini dinamakan fiksasi fixation, tujuannya untuk mengurangi efek penyusutan sel selama proses dehidrasi. b. tabung III berisi alkohol 70 selama 1 jam, tabung IV berisi alkohol 96 selama 1 jam dan tabung V, VI dan VII berisi etanol absolut, masing-masing selama 1 jam. Proses ini disebut dehidrasi dehydration yang bertujuan untuk menarik cairan yang berasal dari jaringan yang telah difiksasi. Universitas Sumatera Utara 41 c. tabung VIII, IX dan X berisi xylene, masing –masing selama 1,5 jam. Proses ini disebut pembeningan clearing, bertujuan mengeluarkan alkohol sehingga parafin bisa masuk ke dalam jaringan. d. tabung XI dan XII berisi paraffin masing-masing selama 2 jam. Proses pengisian paraffin ke dalam pori-pori jaringan ini dinamakan infiltrasi, bertujuan mengeraskan jaringan agar mudah dipotong dengan microtome. Tissue cassette berisi jaringan dikeluarkan dan dilakukan proses embedding, yaitu jaringan diletakkan di mould dan ditambahkan paraffin bersuhu 56 o C dan dibiarkan membeku di cold area dari embedding centre. Penyayatan jaringan sectioning dilakukan setelah sebelumnya dibentuk trimming menggunakan microtome dengan ketebalan 3-4 μm, hasil sayatan dipindahkan ke kaca objek dan dipindahkan ke penangas air agar ukuran sayatan mendekati ukuran sebenarnya dengan bantuan air hangat. Jaringan diwarnai dengan metode Hematoxylin-Eosin sebagai berikut : a. xylol I selama 5 menit b. xylol II selama 5 menit c. etanol I selama 5 menit d. etanol II selama 5 menit e. alkohol 96 selama 5 menit f. alkohol 80 selama 5 menit g. alkohol 70 selama 5 menit h. air mengalir selama 5 menit i. hematoxylin 5 menit j. air mengalir selama 1-2 menit Universitas Sumatera Utara 42 k. HCl 0,1 selama 2 menit l. eosin selama 5 menit m. air mengalir selama 5 menit Jaringan yang sudah diwarnai ditutup dengan kaca penutup dengan penambahan Entellan sebagai perekat. Pembuatan preparat histologi dilakukan di laboratorium patologi anatomi RS Murni Teguh Medan. Hasil kemudian diamati di bawah mikroskop.

3.11.9 Analisis data