commit to user
kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran agar dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pengajaran dimana siswa
bekerja dalam kelompok- kelompok kecil yang terstruktur dan terdiri dari dua orang atau lebih untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari
materi pelajaran, keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
b. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif
Lungdren dalam Isjoni 2009: 13 menjelaskan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1 Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka ”tenggelam atau
berenang bersama”. 2
Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri
sendiri dalam mempelajari meteri yang dihadapi. 3
Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
4 Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para
anggota kelompok. 5
Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6 Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar. 7
Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim, et all dalam Isjoni 2009: 27, merangkum tiga tujuan penting dari pembelajaran kooperatif, yaitu:
1 Hasil belajar akademik.
Pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis
penting lainnya. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan, baik
commit to user
pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2 Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi
untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai
satu sama lain. 3
Pengembangan keterampilan sosial Tujuan ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan siswa
keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih
kurang dalam keterampilan sosial.
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Jarolimek Parker yang dikutip Isjoni 2009: 24 mengatakan kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
1 Saling ketergantungan yang positif.
2 Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
3 Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
4 Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru. 6
Memiliki banyak kesempatan untuk mengekpresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
Isjoni 2009: 24 menjelaskan kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor yaitu faktor dari dalam intern dan
faktor dari luar ekstern. Faktor dari dalam, yaitu: 1
Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, 2
Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai,
3 Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan
topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
commit to user
4 Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang yang menyebabkan
siswa yang lain pasif. Sedangkan faktor dari luar ekstern yaitu lingkungan kelas itu sendiri.
4. Tipe Think Pairs Share