PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010 / 2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
ROSYID NUR ANGGARA PUTRA K7406136
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
(2)
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010 / 2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
ROSYID NUR ANGGARA PUTRA K7406136
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
(3)
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats Sohidin, SE., M. Si. Akt NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19720128 200501 1 001
(4)
commit to user
iv
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M. Pd ...
Sekretaris : Jaryanto, S. Pd., M. Si ... Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats ...
(5)
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 03 November 2010
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M. Pd ...
Sekretaris : Jaryanto, S. Pd., M. Si ... Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats ...
Anggota II : Sohidin, S.E., M. Si., Akt ...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
(6)
commit to user
vi ABSTRAK
Rosyid Nur Anggara Putra. K7406136. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 / 2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta yang berjumlah 22 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian simulasi terlebih dahulu oleh peneliti kepada guru kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masingmasing pertemuan selama 2 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi akuntansi melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran akuntansi terbukti dengan peningkatan prestasi belajar siswa, (2) Siswa terlihat memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan motivasi tinggi dan terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (3) Siswa lebih percaya diri dalam mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, (4) Guru mampu memberikan metode pembelajaran akuntansi dengan nuansa baru. Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai ratarata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 77% sebanyak 17 siswa meningkat menjadi 22 siswa sebesar 100% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam melaksanakan pembelajaran, (2) Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Jigsaw yang dilakukan oleh para siswa, (3) Guru mengaktifkan siswa di dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi intensif dengan bimbingan aktif dari guru sehingga siswa menjadi lebih kooperatif di dalam kegiatan belajar mengajar.
(7)
commit to user
vii ABSTRACT
Rosyid Nur Anggara Putra. K7406136. COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH APPLICATION JIGSAW METHOD FOR IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT XI ACCOUNTING CLASS KANISIUS VOCATIONAL HIGH SCHOOL SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2010 / 2011. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta University, October 2010.
The purpose of this study is to describe the implementation of cooperative learning Jigsaw type to improve achievement study accounting.
This study uses classroom action research approach. The object of this research is a class XI student of Kanisius Vocational High School Surakarta, amounting to 22 students.
This research was carried out with collaboration between researchers, classroom teachers and involve student participation. Implementation of measures in this research is done by giving the simulation in advance by the researchers to classroom teachers. Technique of data collecting conducted by observation, documentation, and testing. The procedure includes the stages of research: (1) identification of issues, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of the action, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle carried out in three meetings, each meeting for 2 x 45 minutes.
Based on research that has been done, it can be concluded that there was an increase accounting performance through the implementation of cooperative learning approach to the type of Jigsaw. This is reflected by several indicators as follows: (1) Students seem enthusiastic and excited in the course of accounting as evidenced by improved student achievement, (2) Students are visible attention to the lessons given by teachers with high motivation and seen active in following the teaching and learning activities , (3) Students are more confident in presenting the results of his work in front of the class, (4) Teachers are able to provide the learning method of accounting with new shades. It can be seen from the final value and the average value of the class who have increased from the first cycle of 77% as many as 17 students to 22 students increased by 100% in cycle II. This increase occurred after the teacher made some efforts, among others: (1) The implementation of cooperative learning model with Jigsaw cooperative learning model in implementing the learning, (2) Teachers create new innovation in delivering accounting lesson using the Jigsaw method performed by the students, ( 3) Teachers enable students in their learning through the implementation of intensive discussions with the active guidance of the teacher so that students become more cooperative in the teaching and learning activities.
(8)
commit to user
viii MOTTO
“ Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orangorang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “.
(Q.S Al Mujadalah 11) “ Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta “.
(HR. Abu Na’im)
“ Janganlah hanya mencoba untuk menjadi manusia sukses, tetapi jadilah manusia yang memiliki otak yang bernilai “.
( Albert Einstein ) “ Instropeksi diri lebih bermanfaat dan berguna daripada menyalahkan orang lain”.
(9)
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta dan terima kasih penulis kepada :
Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan doa restu, kasih sayang, dan nasehatnya.
Adikadikku Retno & Nafilah yang selama ini menemaniku berjuang untuk meraih masa depan.
Bu Sis, Pak Sohidin, dan Pak Sigit Budi terima kasih atas bimbingan, kesabaran, dan semangatnya.
Pakde Luqman yang memberi banyak pengalaman dan pelajaran berharga.
Dwi Ernawati terima kasih atas semangatnya. Ganda Perkasa dan Mas Adhi atas kebersamaanya.
Temanteman Ekonomi dan Akuntansi 2006 yang tidak bisa tertulis semua terima kasih.
(10)
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik dan hidayahNya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana. 4. Prof. Dr. Siswandari, M. Stats, selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Sohidin, S.E., M. Si., Akt, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Drs. FX Juli Pramana., selaku Kepala SMK Kanisius Surakarta, yang telah banyak memberikan ijin kepada penulis untuk menyusunan skripsi ini.
7. Y. Sigit Budi Santoso, S Pd, selaku guru mata pelajaran Akuntansi, yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
8. Guru, karyawan, dan siswasiswa XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 9. Bapak, Ibu, dan Adikadik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik
moril maupun spiritual, dan kasih sayang serta doa yang tak hentihentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Dwi Ernawati yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta kebersamaan yang kita jalani.
(11)
commit to user
xi
11. Pakdhe Luqman dan Budhe Rita yang telah banyak membantu penulis selama kuliah, serta memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang sangat bermanfaat.
12. Pimpinan dan seluruh karyawan CV Media Teknik, Pak Yasin, Pak Edhi, Pak Hardi, Pak Agung, serta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang memberi banyak bimbingan serta motivasi.
13. Sahabatku Ganda Perkasa terima kasih untuk persahabatan yang telah kita jalani selama ini.
14. Temantemanku: Ridwan, Zuhal, Tholib, Sudarto, Tonang, Tofan, Hasan, Bayu, Widodo dan semua temanteman angkatan 2006 lainnya yang telah memberikan kesan yang begitu mendalam selamanya.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Oktober 2010
(12)
commit to user
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Hakikat Belajar ... 7
a. Pengertian Belajar ... 7
b. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8
2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
a. Hakikat Model Pembelajaran ... 10
b. Hakikat Model Pembelajaran Koopereatif ... 10
(13)
commit to user
xiii
a. Hakikat Metode Jigsaw ... 13
b. Langkahlangkah Metode Jigsaw ... 14
c. Keuntungan dan Kelemahan Metode Jigsaw... 15
4. Prestasi Belajar Akuntansi ... 16
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 16
b. Pengertian Akuntansi ... 17
c. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi ... 18
B. Penelitian Yang Relevan ... 19
C. Kerangka Pemikiran ... 20
D. Hipotesis Tindakan ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 23
C. Pendekatan Penelitian ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data... 25
E. Prosedur Penelitian... 27
F. Proses Penelitian ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 34
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta ... 38
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41
1. Siklus I ... 41
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 42
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 44
c. Observasi dan Interpretasi ... 47
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 49
2. Siklus II ... 51
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 51
(14)
commit to user
xiv
c. Observasi dan Interpretasi ... 56
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 57
D. Pembahasan... 58
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 64
A. Simpulan ... 64
B. Implikasi ... 66
C. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
LAMPIRAN ... 70
(15)
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ... 15 Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ... 20 Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto; 2009:74) 25 Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 60
(16)
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian, Bentuk dan Strategi Penelitian ... 22
Tabel 2. Indikator Penguasaan Konsep Siswa Siklus I ... 30
Tabel 3. Indikator Penguasaan Konsep Siswa Siklus II ... 32
Tabel 4. Ruanganruangan pada SMK Kanisius ... 36
Tabel 5. Hasil tes awal kemampuan siswa ... 41
Tabel 6. Hasil Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus I ... 49
Tabel 7. Hasil Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus II ... 57
Tabel 8. Ketuntasan Hasil belajar siswa ... 59
(17)
commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan citacita bangsa Indonesia dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan berbagai upaya, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan kualitas pendidikan. Karena dengan meningkatkan kualitas pendidikan maka kualitas sumber daya manusia juga akan meningkat. Peningkatan sumber daya manusia di Indonesia diharapkan mampu untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di Indonesia yang mampu bersaing dengan dunia internasional.
Tujuan peningkatan kualitas pendidikan ini tidak lepas dari rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh satuan tingkat pendidikan, baik dari tingkat dasar, menengah maupun tingkat atas. Untuk itu perlu peningkatan kualitas dari berbagai segi dalam pendidikan. Peningkatkan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kualitas masukan pendidikan, kualitas sumber daya pendidikan, kualitas guru dan pengelola pendidikan, kualitas proses pembelajaran, sistem ujian dan pengendalian kualitas, serta kemampuan pengelola pendidikan untuk mengantisipasi dan menangani berbagai pengaruh lingkungan pendidikan.
Salah satu peningkatan kualitas hasil pendidikan dapat ditingkatkan melalui peninngkatan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses penyampaian pengetahuan dari guru, yang meliputi segala upaya yang mengarah pada pengertian membantu dan membimbing siswa dalam mengembangkan semua ranah kejiwaannya ke arah perubahan yang positif. Daya serap siswa terhadap suatu ilmu sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Oleh sebab itu, setiap pendidik wajib untuk selalu belajar bagaimana menyampaikan ilmu dengan berbagai metode agar ilmu yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh semua siswa serta bermanfaat bagi masa depan peserta didik dimasa depan.
(18)
commit to user
Kegiatan pembelajaran harus lebih menekankan proses daripada hasil. Dalam proses pembelajaran, pengajar dituntut mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan bagi siswa untuk menemukan, membentuk dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan siswa harus mampu membangun pengetahuan secara aktif dalam kegiatan belajar yaitu suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa secara aktif akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melihat pelaksanaan proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa. Selain itu, juga meningkatkan kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan berbagai metode yang bervariasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan metode pembelajaran juga berkembang dengan sangat pesat. Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi. Seorang guru harus dapat memilih metode mengajar dengan tepat karena ketidaksesuaian dalam penerapan metode mengajar akan membuat siswa tidak tertarik terhadap materi yang diberikan oleh guru. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya minat belajar siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak dapat berjalan secara efektif. Sehingga materi yang seharusnya dikuasai oleh siswa menjadi tidak terserap dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Dalam proses pembelajaran banyak metode pembelajaran yang biasa digunakan pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran, antara lain yaitu metode konvesional atau ceramah, metode resitasi atau pemberian tugas, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode belajar kelompok, metode eksperimen, metode karya wisata, dan masih banyak lagi metode lain yang bisa digunakan oleh guru dalam megajar. Di dalam pemilihan metode mengajar guru harus menyesuaikan metode yang akan digunakan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran, besar kelas, kemampuan siswa, kemampuan guru, fasilitas yang tersedia, dan waktu yang tersedia. Dengan harapan agar materi dapat tersampaikan dan dapat dipahami dan diserap oleh para siswa.
(19)
commit to user
Dengan banyaknya pilihan metode pembelajaran maka akan memudahkan pengajar dalam menyampaikan materi dengan berbagai metode yang sesuai dengan materi. Salah metode yang banyak mendapat respon yaitu metode pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pada model pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya pembelajaran ini aktif dengan kegiatan yang dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, salah satunya yaitu jigsaw. Pembelajaran kooperatif jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Dengan metode ini guru dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, selain itu membuat siswa menjadi lebih aktif, mampu menggalang kerja sama/kekompakan dalam kelompok serta dapat mengembangkan kepemimpinan siswa.
Kondisi prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta tahun 2010/2011 masih kurang baik jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Jika dipandang dari bidang keahlian yang mereka dalami seharusnya prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi lebih baik dibanding mata pelajaran lain. Karena, tujuan utama dari program keahlian akuntansi SMK adalah mencetak tenaga keuangan yang mahir di bidang Akuntansi. Beberapa sebab yang menimbulkan kurangnya prestasi belajar akuntansi di SMK Kanisius terdiri dari banyak faktor yang baik dari dalam maupun dari luar pribadi siswa dan sekolah. Dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
(20)
commit to user
diharapkan akan mempermudah siswa dalam mempelajari mata pelajaran Akuntansi, sehingga dapat menghasilkan output yang kompeten dibidang akuntansi dan siap untuk menghadapi persaingan kerja yang sangat kompetitif. Alasan dipilihnya metode jigsaw sebagai metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini karena metode ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar yang didiskusikan secara mandiri dan menuntut siswa untuk mampu menjelaskan materi terhadap anggota kelompoknya sehingga seluruh anggota kelompok dapat memahami materi yang didiskusikan.
Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah model dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran akuntansi selama ini mampu mengaktifkan siswa di dalam kelas ?
2. Apakah model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran akuntansi selama ini telah mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa program keahlian Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada :
1. Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011.
(21)
commit to user
2. Objek penelitian
Obyek penelitian meliputi :
a. Penguasaan konsep dibatasi pada standar kompetensi Memproses Dokumen Dana Kas Kecil. Yang dinilai dari : 1) kemampuan menjelaskan pengertian kas kecil serta fungsinya dalam perusahaan, (2) dapat mengidentifikasi saldo awal kas kecil serta pengisian bukti pemakaian kas kecil.
b. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran akuntansi standar kompetensi Memproses Dana Kas Kecil. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
” Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011? ”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai
(22)
commit to user
penerapan metode kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan prestasi belajar.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami materi akuntansi yang disampaikan oleh guru.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru di bidang studi akuntansi dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran kepada siswanya.
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah penulis terima dibangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi serta untuk membekali penulis sebagai calon guru mengenai metode mengajar khususnya metode kooperatif tipe jigsaw.
(23)
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
Pendidikan merupakan modal utama setiap manusia untuk menjalani kehidupan, dan sebagai dasar pembangunan bangsa dalam mencapai peradaban yang lebih maju dan modern. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang atau dengan kata lain pendidikan adalah pengalaman belajar. Jadi, pendidikan dapat didefinisikan pula sebagai seluruh pengalaman belajar setiap manusia sepanjang hidupnya. Sedangkan dalam arti sempit pendidikan dapat diartikan sebagai sekolah. Dimana pendidikan akan membentuk karakter setiap individu dalam menghadapi permasalahan dalam hidupnya. Oleh karena itu, pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepada pihak sekolah agar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugastugas sosial mereka (Redja Mudyahardjo, 2001: 4551).
Dari pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses belajar seseorang di dalam hidupnya sebab setiap orang menjadi dewasa karena belajar dan pengalaman hidupnya.
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan dasar utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena dengan pendidikan dapat membentuk karakter bangsa dari proses belajar yang dialami oleh setiap orang sebagai warga negara. Masingmasing individu memiliki kemampuan yang berbeda dalam mempelajari sebuah disiplin ilmu. Sehingga selama proses belajar ada beberapa tingkatan penguasaan suatu disiplin ilmu tertentu. Maka dengan banyaknya perbedaan kemampuan manusia dalam menguasai ilmu sudah seharusnya setiap individu untuk selalu belajar dan mengembangkan diri sesuai dengan keahlian yang dimiliki
(24)
commit to user
sehingga dapat saling mengisi kekurangan dan saling membantu dalam kehidupan.
Menurut Gino (2000: 6) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahanperubahan itu berbentuk kemampuankemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan).Serta perubahan perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar..” Sedangkan Slameto (1995: 2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Jadi dari beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah “terbentuknya kemampuan baru karena usaha sadar oleh individu yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama sebagai hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam proses belajar tentu banyak sekali faktor yang mempengaruhi kelancaran proses belajar baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu itu sendiri. Jika individu yang sedang belajar tidak memperhatikan faktorfaktor yang berpengaruh dalam proses belajar maka hasil yang kan dihasilkan tidak akan optimal. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :
1) Faktor intern
Faktor intern merupakan faktor yang berada pada diri pribadi peserta didik itu sendiri yang dapat berupa: faktor jasmani, faktor psikologis, serta faktor kelelahan. a) Faktor jasmani berkaitan dengan faktor kesehatan dan keadaan tubuh (sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses belajar seseorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh yang sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. Karena dengan optimalnya kondisi tubuh akan memudahkan seseorang untuk belajar dan
(25)
commit to user
mengalami proses belajar secara wajar b) Faktor Psikologis merupakan faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat, motif, bakat, kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang sedang belajar. Jika seorang peserta didik tidak memiliki salah satu faktor psikologis ini maka proses belajar juga tidak akan berjalan secara optimal karena tidak fokusnya perhatian peserta didik terhadap apa yang sedang dipelajarinya c) Faktor Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya kondisi tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak / kurang lancar pada bagianbagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Jadi kelelahan akan menimbulkan ketidakharmonisan antara pikiran dan perbuatan yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan belajar.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: bagaimana cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua serta latar belakang kebudayaan keluarganya. b) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi belajar.
(26)
commit to user
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Perkembangan model pembelajaran yang sangat pesat seiring dengan perkembangan pendidikan dan teknologi menjadikan banyaknya pilihan bagi pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran bagi peserta didik supaya lebih mudah dipahami dan mampu terserap dengan maksimal oleh setiap peserta didik.
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik (Isjoni, 2007:11).
a. Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. (www.psb
psma.org).
Menurut Depdiknas (2002:11), menyatakan bahwa ”Model pembelajaran diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau toterial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran, serta mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran “.
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman yang tergambar dari awal sampai akhir dalam penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajan.
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan konstruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
(27)
commit to user
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative
learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran. (Isjoni, 2007:12)
Menurut Slavin (1985), cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 46 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (2000) mengemukakan cooperative
learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang
khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama proses pembelajaran.
Berdasar pendapatpendapat diatas belajar dengan model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat
(sharing ideas). Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada
latihan soalsoal atau pemecahan masalah.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama, dan membantu teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Unsurunsur dasar dalam cooperative learning menurut Lungdren (1994) sebagai berikut:
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki
(28)
commit to user
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para
anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
ketrampilan bekerjasama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Dalam Anita Lie (2008:31), Roger dan David Johnson mengungkapkan
bahwa “tidak semua kerja kelompok itu dapat dianggap sebagai cooperative
learning”. Alasannya, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pembelajaran kooperatif maka suatu pembelajaran harus menerapkan lima unsur penting, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif 2) Tanggung jawab Perseorangan 3) Tatap muka
4) Komunikasi antaranggota 5) Evaluasi proses kelompok
Intinya , siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya atau dengan kata lain berorientasi pada tujuan dari tiap individu untuk memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain sehingga kelompok mereka bisa berhasil menyelesaikan tugasnya.
Berdasarkan pernyataan di atas maka model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran yang penting. Menurut Depdiknas seperti yang telah ditulis oleh Yusuf (2008) dalam website pribadinya, tiga tujuan tersebut yaitu:
1) Untuk meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademiknya.
Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
2) Memberi peluang agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar.
(29)
commit to user
3) Untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa, antara lain : berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
3. Metode Pembelajaran Jigsaw a. Hakikat Metode Jigsaw
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk saling mencapai prestasi yang maksimal. Dalam model belajar ini terdapat tahaptahap dalam penyelenggaraannya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompokkelompok kecil. Pembentukan kelompokkelompok siswa tersebut dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu. Menurut Arends seperti yang dikutip oleh Novi Emildadiany (2008) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain”
Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok keanggotaan kelompok seyogyanya heterogen, baik dan segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya. Dengan demikian cara yang efektif untuk menjamin heterogenitas kelompok adalah guru sendiri yang membentuk kelompokkelompok itu. Jika siswa dibbebaskan membuat kelompok sendiri maka siswa akan memilih temanteman yang sangat disukainya misalnya sesama jenis, sesama etnik, dan sama dalam kemampuan.
Menurut Arends seperti yang dikutip oleh Novi Emildadiany (2008) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain”
(30)
commit to user
b. Langkahlangkah Metode Jigsaw
Prosedur metode pembelajaran jigsaw meliputi langkahlangkah sebagai berikut :
1) Pemilihan materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen / bagian.
2) Guru membagi siswa menjadi beberapa beberapa kelompokkelompok kecil sesuai dengan segmen / bagian materi.
Dalam metode jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami sub topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
3) Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi atau sub topik yang berbedabeda.
4) Setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke kelompok lain atau kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama.
Kemudian setiap anggota merencanakan bagaimana mengajarkan sub topik yang menjadi bagian anggota kelompoknya semula (kelompok asal).
5) Setelah pembahasan selesai para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat pertemuan di kelompok ahli.
6) Selanjutnya dilakukan presentasi masingmasing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
(31)
commit to user
7) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
8) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli oleh Arends seperti yang dikutip oleh Novi Emildadiany (2008) dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw c. Keuntungan dan Kelemahan Metode Jigsaw
Kunci dari metode jigsaw ini seperti pendapat yang dikemukakan Doantara Yasa (2008) adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya, para siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.
Pembelajaran metode jigsaw ini mempunyai kelebihankelebihan sebagai berikut:
1) Memacu siswa untuk berpikir kritis
2) Memaksa siswa untuk membuat katakata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman yang lain. Hal ini akan membantu siswa mengembangkan kemampuan sosialnya.
3) Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswasiswa tertentu tapi semua siswa dituntut menjadi aktif.
Kelompok
Utama 1 Kelompok Utama 2 Kelompok Utama 3 Kelompok Utama 4
Kelompok
Inti 1 Kelompok Inti 2
(32)
commit to user
4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain 5) Jigsaw mudah dilakukan
Selain kelebihankelebihan di atas, metode jigsaw ini juga mempunyai beberapa kelemahan diantaranya :
1) Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode ceramah.
2) Guru membutuhkan konsentrasi dan tenaga lebih ekstra karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbedabeda.
Bridgeman (1977) dalam Robert E. Slavin (2008:141) menemukan bahwa para siswa yang bekerja sama menggunakan jigsaw lebih mampu melihat perspektif orang lain dibandingkan dengan para siswa dalam kelas kontrol. Sehingga dengan demikian sangat penting untuk mengembangkan pembelajaran kooperatif sebagai contoh dengan metode jigsaw ini dalam menciptakan perilaku prososial yang semakin dibutuhkan di dalam masyarakat dimana kemampuan bergaul dengan orang lain menjadi semakin krusial.
4. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi dapat diartikan:1) penyelesaian yang sukses; atau 2) hasil dari keteguhan hati, kekerasan hati atau usaha keras; atau 3) kualitas dan kuantitas kerja siswa/mahasiswa; atau 4) hasil kerja besar atau heroik
Prestasi adalah hasil kerja diri sendiri dari seseorang yang diakui oleh orang lain, baik secara resmi/tertulis maupun hanya sekedar decakkagum, sehingga setelah memperoleh suatu prestasi orang yang bersangkutan merasa bahagia.
Sari Sunindar Auliyawati (2005) ”Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan
(33)
commit to user
faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan”.
Saifuddin Azwar (2002: 13) menyatakan ”Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang menggambarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran dan perilaku yang relatif menetap sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami siswa dalam jangka waktu tertentu.
b. Pengertian Akuntansi
American Accounting Association dalam Soemarso (2004: 3) mendefinisikan akuntansi sebagai: ”proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”
Menurut Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 2) ”Akuntansi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi” dan ”Secara bebas akutansi didefinisikan sebagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk mengukur, memproses dan mengkomunikasikan informasi keuangan suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi untuk digunakan oleh para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Sedangkan menurut Simon dan Schuster (1997: 3) ” Akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitasaktivitas bisnis, memproses informasi ke dalam bentuk laporanlaporan, dan mengkomunikasikan kepada para pengambil keputusan.
Berdasarkan pengertianpengertian tersebut dapat diartikan bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi dalam kegiatannya, dan dalam kegunaannya
(34)
commit to user
informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. c. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi
Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masingmasing standar kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuankemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar. Menurut Kementrian Pendikan Nasional (2008) ”kompetensi dasar mata pelajaran akuntansi adalah kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses pembelajaran akuntansi di SMK”. Kompetensi tersebut meliputi:
1. Mengelola dokumen transaksi 2. Memproses dokumen dana kas kecil 3. Memproses dokumen dana kas di bank 4. Memproses entri jurnal
5. Memproses buku besar 6. Mengelola kartu piutang 7. Mengelola kartu persediaan 8. Mengelola kartu aktiva tetap 9. Mengelola kartu utang
10. Menyajikan laporan harga pokok produk 11. Menyusun laporan keuangan
12. Menyiapkan surat pemberitahuan pajak
13. Mengoperasikan paket program pengolah angka/ spreadsheet 14. Mengoperasikan aplikasi komputer akuntansi
(35)
commit to user
B. Penelitian Yang Relevan
Yuni Safitri (2007) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi
Pembelajaran Dengan Penggunaan Macromedia Flash Untuk Peningkatan
Penguasaan Konsep Biologi Melalui Metode Jigsaw Di SMA AL ISLAM 2 Surakarta”, menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Penggunaan macromedia flash melalui metode jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, yang didasarkan pada peningkatan partisipasi aktif siswa dalam diskusi , peningkatan kerjasama, kemampuan berpendapat dan bertanya, dan terjadi peningkatan belajar dalam bentuk kelompok dalam kategori baik dan bentuk belajar individual dalam kategori tinggi. (2) Penggunaan macromedia flash melalui metode jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep pada materi sistem saraf dan indera, untuk materi sistem saraf sebesar 7,5% dan pada kemampuan akhir meningkat sebesar 16,9%. Materi sistem indera pada siklus dua meningkat sebesar 23,2% dan pada kemampuan akhir meningkat sebesar 7.7%
Indah Kusharyati (2008) dalam Skripsinya yang berjudul ” Penerapan model Pembelajaran kooperatif dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ” menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi baik proses maupun hasil melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa dapat menyebutkan nama contoh buku besar (2) Siswa dapat menyebutkan ciriciri buku besar, (3) Siswa dapat memilih dan membedakan contoh dari yang bukan contoh buku besar, (4) adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 33,3% sebanyak 12 siswa pada siklus pertama meningkat menjadi 33 siswa sebesar 91,7% pada siklus kedua. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Guru sudah mengelola kelas dengan baik, (2) Guru melakukan
(36)
commit to user
pendekatan kepada siswa dan lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa, (3) Guru menyadari perlunya melakukan suatu evaluasi terhadap proses pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang di ambil, yaitu ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011” maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas Proses Kegiatan Mengajar
Guru masih menggunakan metode konvensional Kondisi
awal
Siswa cepat bosan, kurang aktif dalam pembelajaran dan penguasaan konsep lemah
Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw
Suasana kelas menjadi lebih hidup karena siswa menjadi lebih aktif Tindakan
Guru melakukan refleksi pada siklus I kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II
Siswa lebih aktif dan penguasaan konsep meningkat dibanding pada siklus I
Kondisi akhir
(37)
commit to user
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa ”Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta”.
(38)
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dimana penelitian ini akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SMK Kanisius Surakarta, yang beralamat di Jln. Telasih No. 4 Mangkubumen Surakarta. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian yang bertema peningkatan prestasi belajar melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode penelitian tindakan kelas belum pernah dilakukan di SMK Kanisius Surakarta sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak guru maupun pihak pimpinan sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari Bulan Mei 2010 sampai dengan Bulan November 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel. 1. Jadwal Penelitian Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan
a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III 4. Review
5. Penyusunan Laporan
Sept
2010 2010 Okt 2010 Nov Jenis
Kegiatan 2010 Juni 2010 Juli Agust 2010
(39)
commit to user
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Penelitian ini di khususkan pada Kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang jumlahnya 22 siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi dengan jumlah siswa 22 siswa SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari:
a. Pemilihan strategi pembelajaran
b. Pelaksanaan strategi pembelajaran yang dipilih
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajarmengajar d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
e. Hasil proses pembelajaran
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru dalam tugasnya seharihari. Permasalahan yang diangkat untuk diteliti benarbenar merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Penelitian ini dapat dilakukan oleh orang yang tidak langsung menangani kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Penelitian ini dapat dilaksanakan ketika pembelajaran di sekolah berjalan sesuai dengan kalender pendidikan maupun dengan membuat program khusus untuk penelitian, misalnya setelah selesai ujian akhir sekolah atau menjelang liburan semester atau saat liburan sekolah. Tetapi pelaksanaan ini akan lebih efektif jika dilaksanakan ketika jam pelajaran berlangsung sesuai kalender pendidikan karena siswa akan menyikapi proses pembelajaran lebih serius daripada saat liburan yang mungkin siswa merasa pelaksanaan penelitian diluar jam pelajaran yang dijadwalkan tidak memberi efek langsung bagi nilainya.
(40)
commit to user
Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2007: 3) ”Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat utnuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru”.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tujuan akhir dari pelaksanaan Penelitian tindakan kelas sebagaimana yang diungkapkan Kasihani Kasbolah (2001: 21) bahwa ”Pelaksanaan PTK bertujuan untuk meningkatkan (1) Kualitas praktik pembelajaran di sekolah, (2) Relevansi pendidikan, (3) Mutu hasil pendidikan, dan (4) efisiensi pengelolaan pendidikan”.
Pelaksanaan PTK terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Dari keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah kegiatan tunggal tetapi rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Informasi yang diperoleh dari langkah refleksi, merupakan bahan yang tepat untuk menyusun perencanaan siklus berikutnya. Dengan mengacu pada hasil yang dicapai pada siklus I maka akan terlihat kekurangankekurangan dari pelaksanaan siklus I. Untuk itu, pada
(41)
commit to user
Siklus II diusahakan semua kekurangan pada siklus I dapat terpecahkan dan tujuan penelitian telah tercapai.
Tahaptahap pelaksanaan PTK tersebut diatas dapat digambarkan dalam siklus sebagai berikut :
Siklus I
Siklus II
Gambar 3. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2009: 74) D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut: 1) Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong (2002:135) “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut”.
Permasalahan
Permasalahan baru hasil
refleksi
Perencanaan Tindakan I
Perencanaan Tindakan II
Refleksi I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II Apabila
permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
(42)
commit to user
Jenisjenis wawancara adalah sebagai berikut : a. Wawancara pembicaraan formal
Jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawncarai. b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
Jenis wawancara ini mengharuskan pewancara membuat kerangka dan garis besar pokokpokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara dilakukan.
c. Wawancara baku terbuka.
Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata katanya dan cara penyajiannya sama untuk setiap responden.
(Lexy J. Moeong,2002: 135136)
Berdasarklan definisi wawancara di atas jenis wawancara yang digunakan adalah dengan pendekatan menggunakan petunjuk wawancara, dimana sebelum melaksanakan wawancara, pewancara terlebih dahulu menyusun kerangka pertanyaan yang relevan dengan permasalahan sebagai pedoman, sedang penyampaiannya kepada informan adalah bebas tetapi tetap mengarah pada maksud dari pewancara.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran akuntansi, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam belajar akuntansi, selain itu untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap cara mengajar yang digunakan guru. 2) Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemusatan terhadap obyek dan mencatat fenomena yang terjadi. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah langsung ke SMK Kanisius Surakarta. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan, artinya peneliti ikut terlibat dalam tindakan (proses pembelajaran). Kegiatan yang diamati meliputi pembelajaran yang berlangsung di kelas yang bertujuan untuk mengamati perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama peneliti dan siswa di dalam kelas. Hasil dari kegiatan observasi ini dijadikan tolak ukur untuk menilai kemampuan afektif siswa.
(43)
commit to user
3) Tes
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran, dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan.
E. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari tiga siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:(1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Adapun ketiga siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran Akuntansi SMK Kanisius Surakarta.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI Akuntansi.
c. Penyusunan jadwal penelitian
2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Masing masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti menyusun instrumeninstrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari: RPP, lembar observasi, pedoman wawancara, serta soal tes untuk siklus I dan siklus II.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai tindakan di kelas. Pada tahap ini peneliti menentukan alternatif tindakan yang
(44)
commit to user
dipandang paling tepat atau diyakini oleh peneliti akan mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Tindakan yang diambil pada penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar akuntansi menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw.
4. Tahap Observasi atau Pengamatan
Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti. Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian Tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk data.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.
F. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI Akuntnasi SMK Kanisius Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan Tindakan, 2. Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi, dan 4. Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam tiga siklus.
1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain : 1) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut :
(45)
commit to user
a) Guru menciptakan suasana yang kondusif kemudian memberikan pengetahuan awal kepada siswa mengenai materi Memproses Dana Kas Kecil.
b) Guru membagi materi Mengelola Dana Kas Kecil ke dalam beberapa bagian materi. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompokkelompok utama dan meminta ketua dari kelompok utama membagi materi yang menjadi tanggung jawab setiap anggotanya.
Untuk siklus I bagian materi itu yaitu: kas kecil serta fungsinya dalam perusahaan.
c) Guru memberitahukan bahwa masingmasing kelompok utama akan mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok inti untuk mendiskusikan mengenai materi mengelola dana kas kecil sesuai tanggung jawab masingmasing.
d) Setelah menyelesaikan diskusi di kelompok inti, siswa diminta kembali ke kelompok utama masingmasing untuk memberikan laporan atau informasi dari hasil diskusi yang diperoleh dalam kelompok ahlinya kepada anggota kelompok asal yang lain, dalam hal ini setiap anggota diminta untuk mengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis. 3) Menetapkan indikator ketercapaian yaitu:
(1)
commit to user
berkomunikasi/ bersosialisasi pada saat presentasi hasil diskusi kelompok. Selain itu, waktu dalam berdiskusi juga cukup terbatas.
Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II masih sama dengan siklus I yaitu: Kas kecil yang mengkhususkan pada materi saldo awal kas kecil serta bukti pemakaian kas kecil. Siklus II dilaksanakan didasarkan atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa lebih bisa memahami materi karena selain guru memberikan penjelasan materi secara bertahap, guru juga memberikan latihan secara terbimbing kepada siswa dalam hal ini adalah diskusi. Dalam diskusi siswa diajarkan untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan topik yang telah dipilih. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung kepada guru, siswa juga dapat bertanya dan bertukar pikiran dengan anggota kelompoknya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I dan Siklus II, prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari segi keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 66 % pada siklus I menjadi 75 % pada siklus II. Begitu pula pada pencapaian prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 77 % atau sebanyak 17 siswa pada siklus I dan 100 % atau sebanyak 22 siswa pada siklus II.
Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak bisa bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan siswa lain dengan baik. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya kegiatan belajar mengajar akuntansi keuangan. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat diatasi dengan cara penerapan model pembelajaran
(2)
commit to user
kooperatif Jigsaw yang berkesinambungan dapat meningkatkan pemahaman
siswa, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, meningkatkan ketrampilan siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan melalui tindakan siklus I dan siklus II, peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik minat dan perhatian siswa, sehingga prestasi belajar akuntansi dapat meningkat. Disamping itu, peneliti juga dapat memberikan masukan mengenai inovasiinovasi modelmodel maupun metode pembelajaran yang efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat dilihat dari indikatorindikator sebagai berikut:
1. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga siswa lebih aktif baik bertanya mengenai materi yang belum jelas maupun mengemukakan pendapatnya.
2. Siswa mampu bekerjasama dengan kelompoknya dalam menyelesaikan Lembar kegiatan diskusi, dan mampu mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan baik dan penuh percaya diri karena siswa telah cukup paham mengenai materi yang dipresentasikan.
3. Siswa menjadi lebih percaya diri untuk maju mengerjakan soal yang diberikan guru karena mereka sudah menguasai materi itu.
4. Siswa mampu mengerjakan soalsoal evaluasi dengan teliti, cermat dan benar sehingga siswa telah mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
(3)
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus yang dilakasnakan meliputi empat tahap, yaitu : (1) pembuatan perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, serta (4) penyusunan analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat peningkatan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta. Peningkatan Prestasi belajar mata pelajaran akuntansi tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang dikemas dalam dua siklus tindakan diantaranya :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran kooperatifJigsaw dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw yang dilakukan oleh para siswa.
3. Guru mengefektifkan siswa di dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi intensif dengan bimbingan aktif dari guru sehingga siswa menjadi lebih kooperatif di dalam kegiatan belajar mengajar.
Upaya tersebut terbukti meningkatkan prestasi mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa temuan di kelas sebagai berikut :
1. Siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran akuntansi. 2. Siswa terlihat memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan
motivasi tinggi dan terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3. Siswa menjadi lebih percaya diri untuk bertanya bahkan maju ke depan kelas
untuk menjelaskan hasil pekerjaannya 64
(4)
commit to user
4. Kemampuan siswa dalam memahami akuntansi menjadi meningkat. hal ini dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai ratarata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II.
Selain itu, terdapat manfaat dari penggunaan model pembelajaran kooperatifJigsawdalam pembelajaran, yaitu:
1. Membantu siswa dalam memahami materi dengan diskusi dengan teman kelompoknya.
2. Melibatkan semua siswa dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif.
3. Siswa dapat menambah pengetahuan dengan berdiskusi dengan teman kelompoknya maupun dengan guru.
4. Menumbuhkan minat belajar mandiri dan menummbuhkan semangat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
Unsur penting dalam pembelajaran ini adalah penggunanaan ragam metode dan pendekatan pembelajaran yang dipilih. Pemilihan metode dan pendekatan tertentu akan mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Pengetahuan yang diterima siswa juga sangat dipengaruhi oleh metode dan pendekatan yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap proses dan hasil dari pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran akuntansi ini diterapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, prestasi mata pelajaran akuntansi meningkat. Hal ini dikarenakan dalam penerapannya, siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi lalu menjelaskan hal yang siswa pahami kepada teman sebayanya, selain itu siswa juga dibantu guru apabila terdapat kesulitan. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru, tetapi juga diperoleh dari siswa itu sendiri. Pengetahuan dibangun atas dasar konsep yang diterima siswa yang dikembangkan berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapat. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat bertahan lama dalam pikiran siswa.
(5)
commit to user
Tujuan penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dalam rangka membangun pengetahuan melalui kelompok diskusi intensif dalam arahan guru secara aktif sehingga peningkatan kompetensi belajar siswa dapat dicapai secara optimal
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berhubungan satu sama lain. Faktorfaktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan strategi dan metode pengajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam memotivasi minat dan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sedangkan faktor yang berasal dari pihak siswa antara lain antusias dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi, diskusi kelompok, maupun pada saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
2. Implikasi Praktis
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi. Hal ini jadi pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar seharihari yang disesuaikan pula dengan materi pelajaran. Selain itu, penggunaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat pula menjadi pertimbangan bagi guru dalam rangka meningkatkan kompetensi belajar siswa. Dalam hal ini, perlu dilakukan perbaikanperbaikan dalam penerapan metode ini, khususnya pada saat pengelolaan kelas pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar akan berlangsung lebih kondusif. Untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai metode pengajaran yang baru dan menarik, yang dapat memicu siswa untuk ikut aktif terlibat dalam
(6)
commit to user
kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya membuat siswa tidak jenuh dan menjadi lebih tertarik pada apa yang akan dipelajari.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran saran sebagai berikut :
1. Diharapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw diterapkan oleh guru mata pelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi dengan cara memilih standar kompetensi tertentu yang dapat disampaikan kepada siswa dengan metode ini, sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik dan mudah diterima para siswa. Materi yang dapat disampaikan dengan metode ini khususnya adalah materi teori yang tidak memerlukan banyak praktik.
2. Guru perlu menambah wawasannya tentang metodemetode dan pendekatan pendekatan pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran lebih menarik dan siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Guru hendaknya mampu memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.