PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI STRATEGI MEMULAI PEMBELAJARAN DENGAN PERTANYAAN PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI STRATEGI MEMULAI PEMBELAJARAN DENGAN

PERTANYAAN

PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

Watik Sri Susilowati K7407155

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI STRATEGI MEMULAI PEMBELAJARAN DENGAN

PERTANYAAN

PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

WATIK SRI SUSILOWATI K7407155

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user


(4)

commit to user


(5)

commit to user


(6)

commit to user

vi

ABSTRAK

Watik Sri Susilowati. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

MELALUI STRATEGI MEMULAI PEMBELAJARAN DENGAN

PERTANYAAN PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pada pembelajaran melalui strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus di mana masing-masing siklus dilalui dengan empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi tindakan; (4) refleksi tindakan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 sebanyak 38 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru dan melibatkan partisipasi siswa, teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, instrumen tes dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti dengan fakta-fakta sebagai berikut: (1) Motivasi belajar, pada siklus I sebesar 78,9% menjadi 78,7% pada siklus II; (2) partisipasi siswa mengalami peningkatan, pada siklus I sebesar 52, 6% menjadi 80,9% pada siklus II; (3) prestasi belajr akuntansi yang dilihat dari ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan, dari siklus I sebesar 78,9% menjadi 100% pada siklus II.

Kata kunci: strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan, motivasi belajar, partisipasi siswa dan prestasi belajar akuntansi


(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Watik Sri Susilowati. UPGRADING ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH LEARNING STARTS WITH A QUESTION STRATEGY ON THE STUDENTS OF XI ACCOUNTING 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education. Sebelas Maret University Surakarta, June 2011.

The aim of this research is to determimine whether the application of learning with learning start with a question strategy can upgrades accounting learning achievement on XI accounting 1 SMK Negeri 1 Surakarta Academic Year 2010/2011.

This research uses Classroom Action Research (CAR) method which held two cycles in which each passed through four stages, that is: (1) action planning; (2) action implementation; (3) action observation; and (4) action reflection. The research subject is all of the XI Accounting 1 student on SMK Negeri 1 Surakarta Academic Year 2010/2011 at rate of 38 students. This research was held with the colaboration among researcher, the class teacher and involves students‟s participation. Data collection technique using observation sheet, test instrument, and documentation.

Based on the research result, it can be concluded that the application of learning start with a question can upgrading accounting learning achievement on XI Accounting 1 SMK Negeri 1 Surakarta Academic Year 2010/2011. This can be proven by these following fact: (1) student‟s motivation from 78,9% on cycle I become 78,7% on cycle II.(2) student‟s participation increased from 52,6% on cycle I become 80,9% on cycle II. (3) learning achievement on accounting subject that measured by evaluation test, showed by the completeness of student‟s learning result indicates escalation that cycle I 78,9% become 100% on cycle II.

Key words: Learning start with a question strategy, motivation, students participation and learning achievement.


(8)

commit to user

viii

MOTTO

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (QS. Al ‘Alaq:1)

You can tell students what they need to know very fast But they will forget what you tell them even faster

Melvin L Silberman

“If I had an hour to solve a problem and my life depended on the solution, I would spend the first 55 minutes determining the proper question to ask, for once I know the proper question,

I could solve the problem in less than five minutes.” Albert Eintein

“Aku memutuskan untuk selalu memiliki kekuatan dan keyakinan diri. Karena aku percaya, aku yakin, aku beriman, bahwa cahaya kekuatan Tuhan yang menciptakan seluruh isi

alam semesta selalu mengalir dalam setiap keputusanku, pikiranku, serta dalam semua tindakanku. Sebab aku yakin bahwa sebenarnya aku hanyalah alat bagi Tuhan untuk mewujudkan rencana-rencana-Nya.”

Erbe Sentanu

Kita tidak tahu, bahkan tidak akan pernah tahu apa saja kehendak Allah yang berlaku untuk diri kita,

kecuali memang saat yang dirindu tiba.

Tapi satu hal yang harus kita tahu bahwa setiap rencana-Nya hanyalah indah dan untuk kebaikan kita. So, positive thingking is well


(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk:

1. Ibu dan Babe yang selalu mendukung setiap keputusanku 2. Saudaraku Mbak Anik dan Joko atas segala kritik dan

do‟anya

3. To member “EMB”: Winda, Rini, Wahyu, TriSuk, Taufiq Nurul, UmiSukri, Woro, dan Iska semangat kalian memacuku menyelesaikan skripsi ini.

4. Santri Al Falah yang membuatku merasa hidup ini selalu bermanfaat, Don‟t stop to learn.

5. Sahabatku cah Emotion, kakak-kakak dan adik-adik tingkatku di Pendidikan Ekonomi FKIP UNS

Bersama kalian, kenangan yang indah.

6. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta, kampus tempat kutimba ilmu.


(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan izin penulisan sripsi ini.

3. Drs. Sudiyanto M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan penuh inspirasi dan bijaksana.

4. Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan dengan penuh inspirasi dan kesabaran. 5. Tim Penguji Skripsi yang bersedia menguji dan memberikan kritik dan saran. 6. Drs. Suyono M.Si, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta yang

memberikan izin penelitian skripsi ini.

7. Dra. Budyani Wt selaku guru pamong yang memberikan bimbingan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini, serta kepada seluruh guru, staf karyawan.

8. Siswi XI Akuntansi 1 yang bersedia berjuang keras membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

9. Ibu, Babe, Mbak Anik dan Joko yang selalu setia mendukungku.

10. Teman-teman seperjuangan di BKK Akuntansi, Tri Sukarni, Taufiq Nurul, Wahyu, Woro, Umi Syukriani, Iska, Winda dan Rini.

11. Mbak Ruru, Mbak Ana dan Anna, Jazakillah atas setiap nasehat dan motivasinya.


(11)

commit to user

xi 12. Rekan-rekan angkatan 2007.

13.Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Alloh SWT, amin ya Rabb.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juni 2011


(12)

commit to user

xii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN ... iii

REVISI ... iv

PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Tinjauan Strategi Pembelajaran ... 9

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 9

b.Komponen Strategi Pembelajaran ... 11

c. Jenis Strategi Pembelajaran ... 13

2. Tinjauan Strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan ... 13

a. Strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan ... 13 b.Langkah-langkah Strategi Memulai Pembelajaran dengan


(13)

commit to user

xiii

Pertanyaan ... 15

c. Penerapan Strategi Pembelajaran Dimulai dari Pertanyaan untuk Akuntansi ... 17

3. Tinjauan Motivasi Belajar ... 18

a. Pengertian Motivasi Belajar ... 18

b.Fungsi Motivasi Belajar ... 20

c. Indikator Motivasi Belajar ... 20

4. Tinjauan Partisipasi Siswa ... 22

a. Pengertian Partisipasi ... 22

b.Indikator Partisipasi ... 23

5. Tinjauan Prestasi Belajar ... 25

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 25

b.Indikator Prestasi Belajar ... 26

6. Tinjauan Mata Diklat Akuntansi ... 28

a. Pengertian Akuntansi ... 28

b.Mata Diklat Akuntansi ... 29

c. Tujuan Mata Diklat Akuntansi ... 30

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berfikir ... 31

D. Hipotesis Tindakan ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C. Pendekatan Penelitian ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Sumber Data ... 39

F. Prosedur Penelitian ... 39

G. Proses Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Akuntansi 1


(14)

commit to user

xiv

Di SMK Negeri 1 Surakarta ... 47

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

D. Pembahasan ... 68

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ... 75

A. Simpulan ... 75

B. Implikasi ... 75

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Nilai Hasil Ulangan Financial Statement ... 2

2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 34

3. Indikator ketercapaian Prestasi Belajar Akuntansi ... 42

4. Data Nilai Evaluasi Pra Siklus Materi Financial Statement ... 48

5. Kemampuan Guru dalam Penerapan Strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan Siklus I ... 55

6. Motivasi Belajar akuntansi Siklus I ... 55

7. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ... 56

8. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 56

9. Kemampuan Guru dalam Penerapan Strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan Siklus I ... 64

10.Motivasi Belajar Akuntansi Siklus II ... 65

11.Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II ... 66

12.Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 66

13.Peningkatan Hasil Penelitian Siklus I dan II ... 69

14.Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penerapan Strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan ... 69

15.Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ... 70

16.Peningkatan Partisipasi Siswa ... 72


(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Berfikir ... 32

2. Denah SMK Negeri 1 Surakarta ... 45

3. Struktur Organisasi SMK N 1 Surakarta ... 46


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Observasi Praktek Mengajar ... 81

2. Kisi-kisi Angket Mengajar ... 84

3. Angket Motivasi Belajar ... 85

4. Lembar Observasi Penilaian Partisipasi ... 87

5. Catatan Lapangan 1 ... 90

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 ... 95

7. Materi Akuntansi Masuknya Sekutu Baru ... 98

8. Pembagian Kelompok 1 ... 101

9. Lembar Hasil Observasi Praktek Mengajar 1 ... 102

10.Hasil Motivasi Belajar Siswa 1 ... 103

11.Analisis Hasil Motivasi 1 ... 104

12.Lembar Hasil Observasi Partisipasi 1 ... 105

13.Soal Tugas Akuntansi Masuknya Sekutu Baru ... 108

14.Kunci Jawaban Tugas 1 ... 109

15.Kisi-kisi Soal Evaluasi 1 ... 111

16.Soal Evaluasi 1 ... 112

17.Kunci Jawaban Evaluasi 1 ... 113

18.Norma Penilaian Evaluasi 1 ... 116

19.Analisis Hasil Evaluasi 1 ... 117

20.Lembar Jawaban Evaluasi Siswa 1 ... 128

21.Foto Kegiatan 1 ... 128

22.Catatan Lapangan 2 ... 130

23.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 ... 134

24.Materi 2 ... 138

25.Pembagian Kelompok 2 ... 142

26.Lembar Hasil Observasi Praktek Mengajar 2 ... 143


(18)

commit to user

xviii

28.Analisis Hasil Motivasi 2 ... 147

29.Lembar Hasil Observasi Partisipasi 2 ... 148

30.Soal Tugas 2 ... 151

31.Kunci Jawaban Tugas 2 ... 153

32.Kisi-kisi Soal Evaluasi 2 ... 155

33.Soal Evaluasi 2 ... 156

34.Kunci Jawaban Evaluasi 2 ... 157

35.Norma Penilaian Evaluasi 2 ... 160

36.Analisis Hasil Evaluasi 1 ... 161

37.Lembar Jawaban Evaluasi Siswa 1 ... 163

38.Foto Kegiatan 2 ... 169

39.Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ... 171

40.Surat Keterangan Penelitian ... 172

41.Surat Permohonan Ijin Research / Try out ... 173


(19)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Perubahan perilaku ini mencakup perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, pembentukan sikap dan kepercayaan pada diri peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu untuk membantu dan memudahkan peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk segera diupayakan, sehingga perlu adanya pembelajaran yang berkualitas agar keberhasilan pembelajaran dapat tercapai.

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam sebuah proses pembelajaran. Upaya ini merupakan tugas bagi masing-masing sekolah, terutama guru sebagai pendidik. Guru dalam pembelajaran merupakan tenaga pendidik yang secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran, maka sebagai pendidik, guru memegang peranan penting dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas.

Pembelajaran yang berkualitas ditunjang oleh beberapa unsur-unsur pembelajaran antara lain tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, materi pelajaran dan evaluasi hasil belajar. Keseluruhan unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah hasil dari proses pembelajaran yang hendak dicapai, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal perlu disusun suatu strategi. Strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan, yang dapat dijadikan pedoman agar kompetensi dalam tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Penerapan strategi pembelajaran yang inovatif oleh guru diharapkan dapat memudahkan siswa dalam belajar, membangkitkan motivasi belajar siswa dan menjadikan siswa berpartisipasi secara aktif selama proses pembelajaran. Penerapan ini dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Metode pembelajaran merupakan pola atau cara yang ditetapkan sebagai hasil dari kajian strategi tertentu. Selanjutnya materi pelajaran, dalam


(20)

commit to user

pemilihan materi harus sesuai dengan tujuan pembelajaran sekaligus dilaksanakan secara runtut agar siswa mampu memahami materi secara jelas dan mudah. Evaluasi hasil belajar, unsur ini dilakukan untuk mengetahui berhasil tidaknya peserta didik dalam pembelajaran, tujuan dari evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Kenyataan yang terjadi selama ini, guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari kualitas proses maupun hasil pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung kurang optimal yang diindikasikan dengan kondisi siswa yang kurang antusias dalam pembelajaran maupun kurangnnya partisipasi siswa. Lebih lanjut dampak yang dihasilkan dari proses belajar tersebut adalah hasil pembelajaran yang kurang berkualitas pula. Hasil ini dapat dilihat melalui prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan.

Secara lebih detail mengenai kondisi kualitas pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta khususnya kelas XI AK 1 yang kurang optimal, salah satunya dapat ditunjukkan dengan melihat prestasi belajar siswa yang masih kurang optimal. Prestasi belajar siswa ini dapat diketahui dengan melihat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), untuk mata diklat akuntansi standar KKM yang harus dicapai siswa cukup tinggi yakni 76,00. Hal inilah yang menyebabkan siswa beranggapan bahwa mata diklat akuntansi sulit sehingga antusiasme belajar akuntansi kurang, partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran rendah dan nilai ulangan siswa kurang memuaskan. Berikut data hasil nilai ulangan akuntansi pada materi Financial Statement:

Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Akuntansi Materi Financial Statement No Interval Nilai Jumlah Siswa Keterangan

1. 0 – 50 6 Tidak Tuntas

2. 51 – 75 8 Tidak Tuntas

3. 76 – 100 24 Tuntas

Jumlah Siswa 38

Hasil ulangan siswa kelas XI AK 1 di SMK Negeri 1 Surakarta menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar hanya mencapai sekitar 63%, yaitu sebanyak 24 dari 38 siswa yang mampu memenuhi standar KKM, sedangkan pembelajaran


(21)

commit to user

3 dikatakan berhasil apabila mencapai ketuntasan hasil belajar sekitar 75%, yaitu sekitar 29 siswa yang mencapai nilai ketuntasan dari 38 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa belum optimal.

Kualitas pembelajaran yang rendah juga nampak pada rendahnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Partisipasi ini terlihat dengan kurangnya partisipasi siswa dalam bertanya terutama bila menghadapi masalah, terlebih saat guru mengajukan pertanyaan, respon siswa untuk menjawab pertanyaan juga sangat rendah, siswa juga tidak berani dalam menyampaikan pendapat/gagasan maupun sanggahan, sehingga dalam proses pembelajaran siswa begitu pasif dan hanya menerima materi yang disampaikan guru tanpa berani memberikan respon. Hal ini juga tidak mutlak masalah bagi siswa, karena guru juga memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Guru kurang mampu menerapkan strategi yang bervariasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasakan kegiatan pembelajaran berjalan menegangkan, tidak rileks dan kurang menyenangkan.

Masalah lain yang turut berpengaruh dalam kualitas pembelajaran adalah sumber belajar yang kurang memadai. Salah satu sumber belajar yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa adalah buku. Kurangnya referensi di perpustakaan terutama pada mata diklat akuntansi menjadi masalah tersendiri. Mata diklat akuntansi kelas XI berisi materi berupa siklus akuntansi dalam bahasa inggris, tetapi perpustakaan belum mampu menyediakan referensi yang cukup, sehingga dalam proses penguasaan materi siswa lebih bertumpu pada proses pembelajaran yang diberikan guru di kelas. Masalah ini juga berpengaruh pada antusiasme siswa dalam pembelajaran menjadi kurang, siswa cepat merasa bosan dan cenderung mudah menyerah bila menghadapi masalah dalam pembelajaran. Jadi, nampak bahwa pembelajaran yang berlangsung di kelas belum berkualitas.

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, oleh karena itu diperlukan guru yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan agar dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan mampu meningkatkan prestasi.


(22)

commit to user

Pembelajaran dapat dilaksanakan menjadi lebih menarik melalui variasi strategi dalam bentuk strategi pembelajaran yang “baru”. Maka diperlukan strategi pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan kualitas pembelajaran akan meningkat.

Permasalahan dalam pembelajaran akuntansi yang terjadi di SMK Negeri 1 Surakarta khususnya kelas XI AK 1 dapat di atasi dengan sebuah strategi pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa guna meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Ada berbagai alternatif strategi pembelajaran yang bisa digunakan yang diharapkan mampu mengatasi masalah ini, salah satunya adalah strategi pembelajaran aktif.

Strategi pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan partisipasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran aktif akan menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehinggga siswa akan aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan, situasi pembelajaran akan menjadi rileks tanpa perasaan tegang, penuh semangat, mendukung kelancaran proses belajar mengajar, meningkatkan partisipasi siswa, serta membantu dalam pencapaian hasil belajar yang memuaskan. Sehingga pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti akan mengadakan penelitian mengenai strategi pembelajaran berkaitan dengan proses pembelajaran. Peneliti dan guru akan menerapkan strategi “Pembelajaran Dimulai dari Pertanyaan“. Strategi ini merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang diperkenalkan oleh pakar psikologi pendidikan Melvin L Silberman, yang dikenal dengan sebutan Learning Starts with a Question (LSQ), keunggulan strategi ini ialah mampu untuk membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran terutama dalam hal bertanya, sebagaimana menurut Melvin L Silberman (2007:144), “strategi sederhana ini merangsang siswa untuk bertanya, kunci belajar”. Lebih lanjut, melalui strategi ini siswa akan berpartisipasi aktif, prestasi siswa meningkat sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas XI akuntansi 1.

Berdasarkan latar belakang yang telah duraikan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai strategi Pembelajaran Dimulai dari


(23)

commit to user

5 Pertanyaan yang akan diberi judul "Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi melalui Strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan pada Siswa

Kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang muncul sehubungan dengan pembelajaran pada mata diklat akuntansi. Beberapa masalah yang muncul dapat dirinci sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa yang diukur melalui standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belum optimal. Hal ini berdasarkan data yang menunjukkan hanya sekitar 63% siswa yang mampu memenuhi KKM. 2. Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran, siswa cenderung tidak

memanfaatkan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi, bahkan bila guru memberikan pertanyaan, respon siswa untuk menjawab sangat rendah.

3. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi

4. Referensi buku paket yang disediakan perpustakaan kurang memenuhi kebutuhan siswa.

5. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap mata diklat akuntansi karena siswa menganggap mata diklat tersebut dianggap sebagai mata diklat yang sulit, sehingga siswa mudah menyerah dan bosan.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dapat teridentifikasi dan dikaji secara lebih mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada peningkatan prestasi belajar akuntansi dengan penerapan strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan pada mata diklat akuntansi. Beberapa hal yang terkait dengan peningkatan prestasi belajar ini adalah:

1. Penerapan strategi pembelajaran pada mata diklat akuntansi 2. Motivasi belajar akuntansi siswa


(24)

commit to user

3. Partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran 4. Prestasi belajar akuntansi

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah secara umum yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata diklat akuntansi di kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?

Secara operasional rumusan masalah dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pada mata diklat akuntansi di kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?

2. Bagaimana strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran pada mata diklat akuntansi di kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?

3. Bagaimana strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata diklat akuntansi di kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar pada mata diklat akuntansi di kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 melalui penerapan strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan.

Secara operasional tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan informasi mengenai peningkatan motivasi belajar


(25)

commit to user

7 Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 melalui penerapan strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan.

2. Untuk mendapatkan informasi mengenai peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran pada mata diklat akuntansi di kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 melalui penerapan strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan.

3. Untuk mendapatkan informasi mengenai peningkatan prestasi belajar pada mata diklat akuntansi di kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 melalui penerapan strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. ManfaatTeoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran maupun sebagai rujukan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai strategi pembelajaran aktif dalam usaha meningkatkan prestasi belajar.

2. ManfaatPraktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas guna meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan guru tentang variasi strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. c. Bagi Siswa


(26)

commit to user

Penerapan strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan diharapkan mampu meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa dalam mempelajari akuntansi sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi peneliti dalam hal penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karekteristik mata pelajaran akuntansi.


(27)

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Pada lingkup pembelajaran, seorang guru juga akan mengharapkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal.

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan. “Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya” (Hamzah B. Uno, 2009:2). Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Dilain pihak “...strategi mengajar dapat dikatakan sebagai ketrampil -an-ketrampilan tertentu yang telah dikuasai guru dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga merupakan pola perilaku mengajar yang bertujuan membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran” (Abdul Azis Wahab, 2009:83).

Pada konteks pembelajaran, strategi pembelajaran adalah suatu pola umum dalam kegiatan pembelajaran yang agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien, “Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien” (Mulyani Sumantri, 2001:36). Garis besar ini sama halnya dengan pola umum berarti bahwa suatu strategi pada hakikatnya masih berupa rencana atau gambaran menyeluruh. “...strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman


(28)

commit to user

(petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.” (Wina Sanjaya, 2008:99).

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving

something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”. Jadi,

metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, metode pada dasarnya berangkat dari suatu strategi tertentu. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meng-implementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah; demonstrasi; diskusi; simulasi; laboratorium; pengalaman lapangan; brainstorming; debat, simposium, dan sebagainya.

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

Sementara taktik pembelajaran, merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Pada penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor, sementara yang satunya lagi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan.


(29)

commit to user

11

Istilah yang lebih umum dari strategi pembelajaran adalah istilah pendekatan (approach). Pendekatan memang tidak sama dengan strategi. “Pendekatan adalah istilah yang diberikan untuk hal yang bersifat lebih umum; dan strategi adalah penjabaran dari pendekatan yang digunakan itu.” (Wina Sanjaya, 2008:100). Pendekatan dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

Menurut Killen dalam Wina Sanjaya, 2008:100, “ada dua pendekatan yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered

approach). Maka tampak jelas, untuk menunjukkan proses pembelajaran dapat

dimulai dari istilah pendekatan, kemudian dijabarkan melalui strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan baru taktik.

Berdasarkan berbagai uraian diatas dapat disimpulkan, strategi pembelajaran merupakan penjabaran dari pendekatan dan merupakan pola umum yang berisi rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

b. Komponen Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan meteri secara sistematis sehingga menghasilkan hasil belajar tertentu. Terdapat beberapa pendapat mengenai komponen pembelajaran, sebagaimana diungkapkan Atwi dalam Hamzah B Uno (2009:6) “secara garis besar strategi pembelajaran mengandung komponen-komponen yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan waktu pembelajaran”.

Komponen strategi juga dapat dilihat dalam prosedur pembelajaran, sebagaimana dikemukakan Dick dan Carey dalam Hamzah B Uno, (2009:3) “terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan lanjutan”.


(30)

commit to user

Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada kegiatan pendahuluan ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi yang akan disampaikan sehingga akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Penyampaian informasi, kegiatan ini seringkali dianggap sebagai kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal kegiatan ini juga merupakan salah satu komponen strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi menjadi tidak berarti.

Partisipasi, berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran. Maknanya bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran.

Tes digunakan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai pada diri peserta didik. Terakhir, kegiatan lanjutan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar siswa mampu mengembangkan kompetensi yang telah diperoleh selama proses pembelajaran maupun untuk menguasai sebagian kompetensi yang belum dikuasainya pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran memiliki beberapa komponen yang berfungsi dalam penyampaian isi/meteri pembelajaran yaitu adanya kegiatan pembelajaran yang runtut mulai dari kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi yang meliputi metode maupun media pembelajaran, adanya partisipasi peserta didik, serangkaian tes dan kegiatan lanjutan.

c. Jenis Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa pendapat mengenai jenis strategi pembelajaran. Menurut Rowntree dalam Wina


(31)

commit to user

13

Sanjaya, 2008:104, “strategi pembelajaran dikelompokkan kedalam strategi penyampaian penemuan (exposition–discovery learning); strategi pembelajar-an kelompok–strategi pembelajaran invidual (group-individual learning)”.

Pada strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Sedangkan dalam discovery bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktifitas.

Selain itu, strategi pembelajaran juga dapat dilihat dari pembelajaran secara individual dan secara kelompok. strategi belajar secara individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasil-an pembelajarkeberhasil-an siswaskeberhasil-angat ditentukkeberhasil-an oleh kemampukeberhasil-an individu siswa sendiri. Sedangkan, pembelajaran berkelompok dilakukan secara beregu. Bentuk pembelajaran kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau siswa belajar dalam kelompok kecil. Strategi kelompok, tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, setiap individu dianggap sama.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Ada 2 jenis strategi yaitu strategi penyampaian-penemuan dan strategi pembelajaran kelompok-individu.

2. Tinjauan Strategi Memulai Pembelajarandengan Pertanyaan

a. Strategi Memulai Pembelajarandengan Pertanyaan

Strategi pembelajaran merupakan keseluruhan proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen sebagai bagian dari prosedur yang digunakan untuk menghasilkan hasil belajar tertentu. Bila dilihat dari pengertian tersebut maka strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan ini lebih mengarah pada strategi pembelajaran kelompok karena dalam strategi ini siswa akan dibagi sebuah kelompok kecil dan berinteraksi didalamnya.

Strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang diperkenalkan oleh pakar psikologi pendidikan Melvin L Silberman. Pembelajaran ini memungkinkan siswa


(32)

commit to user

untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar baik dalam hal interaksi antar siswa maupun dengan guru terutama dalam hal bertanya. “Strategi sederhana ini merangsang siswa untuk bertanya, kunci belajar” (Silberman, 2007:145). Hal ini senada dengan “Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berfikir mengenai apa yang dikerjakannya” (Haviluddin, 2010:29).

Selain itu, strategi pembelajaran aktif juga dapat memacu siswa untuk memunculkan ide-ide yang kreatif melalui perubahan sikap siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan “Active learning strategies encourage creative application of knowledge by changing attitudes about the variety of opportunities to use the material from class”. (Lightner, Benander, dan Kramer, 2008:64). Strategi-strategi pembelajaran aktif mendorong penerapan ide-ide kreatif yang dilakukan dengan merubah sikap yang berkaitan dengan macam-macam peluang untuk menggunakan materi yang telah didapatkan di dalam kelas.

Strategi ini dalam berbagai referensi dikenal dengan sebutan

Learning Starts with a Question (LSQ), merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan terus bertanya daripada hanya menerima apa yang disampaikan guru. “Para peserta didik akan lebih ditantang untuk membuat berbagai pertanyaan karena mereka mempunyai kesempatan untuk memikirkan keseluruhan materi pelajaran”. (Melvin L Silberman, 2007:143).

Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat siswa ini akan membangkitkan minat, mendorong para siswa untuk berfikir lebih dalam dan menyediakan peserta didik suatu keadaan belajar yang bermakna. Hal ini sesuai dengan pernyataan “... Essential Questions (e.g., “Why do we need others?”) are intriguing, open-ended questions that organize a project and are an effective way to encourage students to think deeply and to provide them with a

meaningful context for learning...”(Light, 2009:14).

Berdasarkan pemahaman diatas strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan ini merupakan strategi yang pelaksanaannya berfungsi


(33)

commit to user

15

membantu siswa agar bersedia menyampaikan berbagai pertanyaan sejak awal dan membuat siswa aktif karena mereka akan berfikir mengenai keseluruhan materi.

b. Langkah-langkah Strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan

Strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan tersusun dari beberapa prosedur yang sistematis. Berikut langkah-langkah strategi Memulai Pembelajaran Pertanyaan menurut Agus Suprijono (2010:112) :

1) Pilih bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada siswa. dalam hal ini bacaan tidak harus difotocopy. Cara lain adalah dengan cara memilih satu topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan itu bacaan yang memuat informasi umum atau bacaan yang memberi peluang untuk ditafsirkan berbeda-beda.

2) Mintalah kepada siswa untuk mempelajari bacaan secara sendirian atau dengan teman.

3) Mintalah kepada siswa untuk memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami. Anjurkan kepada mereka untuk memberi tanda sebanyak mungkin. Jika waktu memungkinkan, gabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain, kemudian minta mereka untuk membahas poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda.

4) Didalam pasangan atau kelompok kecil, minta kepada siswa untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca. 5) Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh siswa. 6) Sampaikan materi pelajaran dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Prosedur strategi Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan menurut Melvin L Silberman (2007:145-146) sebagai berikut:

1) Distribusikan kepada peserta didik sebuah hand-out materi pelajaran pilihan (Anda boleh menggunakan satu halaman dari satu buku teks daripada satu hand-out). Kunci pemilihan materi adalah kebutuhan untuk merangsang pertanyaan bagi sebagian pembaca. Selebaran yang memberikan informasi luas tapi kurang detail atau penjelasan yang dibatasi sangatlah sesuai. Sebuah grafik atau diagram yang menaruk (sic) dan menggambarkan beberapa disiplin ilmu merupakan pilihan yang baik. Teks yang terbuka untuk diinterpretasi juga pilihan yang baik. Dengan harapan untuk menimbulkan rasa ingin tahu.


(34)

commit to user

2) Suruhlah peserta didik mempelajari selebaran tersebut dengan seoarang (sic) teman. Mintalah pasanan tersebut membuat pengertian hand-out sebanyak mungkin dan identifikasi apa yang tidak mereka mengerti. Dengan memberi tAnda (sic) dokumen dengan pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang tidak mereka mengerti, doronglah peserta didik memasukkan tanda tanya sebanyak mungkin yang mereka harapkan. Jika waktu mengizinkan, benuklah pasangan kedalam kwartet dan berikan waktu pada masing-masing untuk saling membantu. Seorang pengajar fisika, misalnya membagikan diagram yang menggambarkan bagaimana energi potensial berubah menjadi kinetik dengan menampilkan seorang penyelam sirkus yang melompat dari ketinggian 50 kaki. Para peserta didik bekerja sama dengan seorang partner untuk memberikan tinjauan dan menentukan pertanyaan (contoh: Ketika energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Apa perbedaan mendasar antara energi kinetik dan potensial?).

3) Berkumpul lagi di kelas, dan jawab pertanyaan peserta didik dengan tangkas. Anda mengajar dengan jawaban Anda terhadap pertanyaan peserta daripada melalui sebuah “preset lesson” atau jika Anda ingin, dengarlah seluruh pertanyaan dan kemudian ajarkan sebuah “presed lesson”, buatlah usaha khusus untuk meresponss (sic) pertanyaan yang diajukan peserta.

VARIASI

1) Jika Anda rasa bahwa peserta didik. (sic) Anda tidak ingin mencoba memahami seluruh materi mereka sendiri, berikan informasi yang mengorientasikan mereka atau beri mereka pengetahuan dasar yang mereka butuhkan agar dapaat (sic) menjawab pertanyaan mereka sendiri. Kemudian didahului dengan beberapa kelompok belajar. 2) Mulailah prosedur dengan belajar sendiri daripada belajar dengan

teman.

Lebih lanjut langkah-langkah strategi pembelajaran dimulai dari pertanyaan menurut Hisyam Zaini (2007: 46-47)

1) Pilih bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada siswa/mahasiswa. Dalam hal ini bacaan tidak harus difotokopi kemudian dibagi pada siswa/mahasiswa, akan tetapi dapat dilakukan dengan memilih satu topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan itu bacaan yang memuat informasi umum atau yang tidak detail, atau bacaan yang memberi peluang untuk ditafsirkan dengan berbeda-beda.

2) Mintalah siswa/mahasiswa untuk mempelajari bacaan sendirian atau dengan teman,

3) Minta siswa/mahasiswa untuk memberikan tanda pada bagian yang tidak dipahami. Anjurkan mereka untuk memberi tanda sebanyak mungkin, gabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain,


(35)

commit to user

17

kemudian minta mereka untuk membahas poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda,

4) Di dalam pasangan atau kelompok kecil, minta siswa/mahasiswa untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca,

5) Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh siswa/mahasiswa,

6) Sampaikan pelajaran/perkuliahan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Berdasarkan beberapa uraian langkah-langkah pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi Pembelajaran Dimulai dari Pertanyaan memiliki prosedur yang mengharuskan siswa untuk membuat pertanyaan sebanyak mungkin mengenai materi yang akan mereka pelajari dalam pembelajaran, sehingga akhirnya melalui pertanyaan tersebut pembelajaran akan dimulai atau berlangsung.

c. Penerapan Pembelajaran Dimulai dari Pertanyaan untuk Akuntansi

Penerapan strategi pembelajaran dimulai dari Pertanyaan dalam penelitian ini akan memanfaatkan hand out materi sebagai sumber belajar yang diperoleh dari buku paket perpustakaan. Langkah-langkah penerapan strategi Pembelajaran dimulai dari Pertanyaan pada mata diklat akuntansi adalah sebagai berikut:

1) Guru membagi siswa dalam 9 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

2) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi dan terus memberikan instruksi agar memberi tanda pada materi yang tidak dipahami sebanyak mungkin.

3) Guru meminta siswa untuk membahas bersama kelompok poin-poin yang belum diketahui yang telah diberi tanda.

4) Guru meminta setiap kelompok menuliskan pertanyaan. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menuliskan pertanyaan sebanyak-banyaknya.


(36)

commit to user

5) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan kertas pertanyaan kemudian merotasinya pada kelompok yang lain.

6) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengutarakan jawaban atas pertanyaan yang sebelumnya diterima, sehingga terjadi diskusi antar kelompok.

7) Guru menyampaikan materi sebagai mediator maupun fasilitator.

Secara teknis, aplikasi dari strategi ini dimulai sejak awal pembelajaran, yaitu membagi dalam beberapa kelompok secara heterogen kemudian siswa mempelajari materi pelajaran. Setelah selesai siswa diminta untuk menyampaikan pertanyaan melalui tulisan. Berdasarkan pertanyaan tersebut, guru akan mengembangkannya dan selanjutnya akan digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Tinjauan Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. “Motif adalah daya seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.” (Moh. Uzer Usman, 2005:28). Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga sehingga muncul suatu tingkah laku tertentu.

“Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu.” (E.Mulyasa, 2006:58). Motivasi akan tumbuh dengan adanya dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. Seseorang melakukan sesuatu kalau memiliki tujuan atas perbuatannya, demikian halnya karena adanya tujuan yang jelas maka akan bangkit dorongan untuk mancapainya. Motivasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan energi


(37)

commit to user

19

yang ada pada diri manusia, baik yang menyangkut kejiwaan, perasaan, maupun emosi, dan kemudian bertindak atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Dipandang dari faktor yang mempengaruhi, motivasi merupakan suatu dorongan timbul dari dalam diri individu sendiri maupun timbul akibat pengaruh dari luar dirinya yang biasa disebut dengan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hal ini senada dengan pendapat bahwa ”Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku.” (Hamzah B. Uno, 2007:10).

Motivasi dan belajar memiliki kaitan yang erat, karena peserta didik belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi belajar yang tinggi. Maka bila motivasi dan belajar dikaitkan, dapat diartikan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul dalam diri peserta didik untuk melakukan proses belajar. Hal ini senada dengan pendapat yang menyatakan, “Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.” (Hamzah B. Uno, 2007:23).

Lebih jauh fokus motivasi belajar akan mengarah pada motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi ini mengacu standar keunggulan, bukan hanya sekedar dorongan untuk bertindak, tetapi mengacu pada suatu ukuran kebehasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang. “Motivasi berprestasi dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. (Djaali, 2009:107).

Berdasarkan berbagai uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan-kekuatan yang mendorong peserta didik dalam belajar yang berasal dari dalam diri pribadi maupun luar peserta didik untuk mencapai tujuan berdasarkan standar tertentu.


(38)

commit to user

b. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi diperlukan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan semakin optimal bila didalamnya terdapat motivasi, jadi dapat dikatakan bahwa motivasi berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang. Sardiman (2001:83) menyebutkan fungsi dari motivasi, antara lain :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4) Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

c. Indikator Motivasi Belajar

Tinggi rendahnya motivasi seseorang dapat diketahui dari tingkah lakunya. Ada beberapa pendapat dalam menilai seberapa tinggi motivasi seseorang. Menurut Sardiman (2001: 81) motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untu berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai).

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral dan sebagainya). 4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

7) Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu.


(39)

commit to user

21

Peserta didik yang memikili ciri-ciri diatas, maka dapat dikatakan siswa tersebut memiliki motivasi yang cukup tinggi. Kegiatan pembelajaan akan berhasil baik apabila siswa bersemangat untuk belajar, memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga guru diharapkan mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik selanjutnya akan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Motivasi belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator atau unsur motivasi belajar dapat diklarifikasikan. Menurut Hamzah B. Uno (2007:23) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Pendapat lain mengungkapkan beberapa karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Menurut Djaali (2009:109-110) menyimpulkan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.

2) Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar risikonya.

3) Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.

4) Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

5) Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6) Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa indikator motivasi belajar dalam penelitian ini meliputi: adanya keinginan


(40)

commit to user

untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, mempunyai harapan akan masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan menarik dalam belajar dan adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar.

4. Tinjauan Partisipasi Siswa

a. Pengertian Partisipasi

Proses pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran karena didalam proses pembelajaran inilah peserta didik akan belajar. Peserta didik akan memperoleh informasi yang disampaikan guru, maupun akan dibimbing guru untuk memperolehnya melalui tingkah laku mereka berupa keaktifan atau partisipasi dalam proses pembelajaran.

Partisipasi dalam proses pembelajaran merupakan kondisi siswa ikut terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Keterlibatan ini terjadi baik secara fisik maupun mental. Hal ini senada dengan pendapat Benjamin S. Bloom dalam Suhaenah Suparno (2001:81) menyatakan “Partisipasi atau keterlibatan siswa diartikan sebagai kegiatan dimana subjek yang belajar ikut serta mempraktekan sesuatu, baik secara terbuka (overt) maupun secara tertutup (covert)”.

Mulyasa (2009:241) “Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”. Pada setiap sesi dalam proses pembelajaran partisipasi siswa sangat diperlukan, baik dalam hal kegiatan pendahuluan, kegiatan inti maupun kegiatan evaluasi pembelajaran.

Peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang maknanya bahwa pembelajaran akan berhasil bila peserta didiknya terlibat dalam pembelajaran dalam bentuk partisipasi mereka pada proses pembelajaran. Hamzah B. Uno (2009:6) “Terdapat beberapa hal penting yang berhubung


(41)

-commit to user

23

an dengan partisipasi peserta didik, yaitu 1) latihan dan praktik, 2) umpan balik”.

Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap dan ketrampilan tertentu. Agar materi tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif mantab dan termantapkan dalam diri mereka) maka kegiatan selanjutnya adalah hendakya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau mempraktik-kan pengetahuan, sikap dan ketrampilan tersebut.

Umpan balik merupakan salah satu bagian penting partisipasi. Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajar-nya, maka guru memberikan umpan balik terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan guru, peserta didik akan mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan benar/salah, tepat/tidak tepat, ada sesuatu yang diperbaiki. Umpan balik dapat berupa penguatan positif dan penguatan negatif. Melalui penguatan positif diharapkan perilaku tersebut akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh peserta didik. Sebaliknya, melalui penguatan negatif diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan atau siswa tidak akan melakukan kesalahan serupa.

Berdasarkan penjelasan yang telah diutarakan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi siswa merupakan keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, keterlibatan ini mengacu pada pembelajaran lebih bersifa students center (pembelajaran berpusat pada siswa).

b. Indikator Partisipasi

Partisipasi juga dapat diartikan sebagai keaktifan. Banyak jenis partisipasi yang dapat dilakukan siswa di kelas. Partisipasi siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti pada umumnya terdapat di kelas-kelas.

Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:


(42)

commit to user

visual actifities, oral actifities, listening actifities, writing actifities,

drawing actifities, motor actifities, mental actifities, dan emotional

actifities (Sardiman, 2005:101).

1) Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk dalam kegiatan ini misalnya partisipasi siswa dalam bentuk membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, sebagai contoh kegiatan siswa dalam bentuk mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

4) Kegiatan-kegiatan menulis, seperti misalnya aktifitas siswa dalam bentuk menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar, misalnya kegiatan siswa dalam menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Kegiatan-kegiatan metrik, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Kegiatan-kegiatan mental, sebagai contoh misalnya, menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Penilaian proses belajar mengajar dapat dilakukan untuk melihat sejauh mana partisipasi atau keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana (2009:61) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dalam hal:

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2) Terlibat dalam pemecahan masalah


(43)

commit to user

25

3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang

diperolehnya

7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang dihadapinya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini indikator partisipasi siswa mengacu pada aktifitas atau partisipasi dalam bentuk bertanya, mengeluarkan pendapat atau memberi-kan sanggahan, mengerjamemberi-kan tugas dan kerjasama dalam kelompok.

5. Tinjauan Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi merupakan salah satu bukti bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar mengajar, melalui prestasi ini peserta didik dapat mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengakar. “Prestasi belajar adalah hasil yang yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”. (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:88). Pembelajaran merupakan proses yang didalamnya peserta didik akan melakukan berbagai aktifitas fisik maupun mental, sehingga pada akhirnya pada diri peserta didik akan mengalami berbagai perubahan.

“Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik” (Zainal Arifin, 2010:11), prestasi lebih mengarah pada aspek kognitif siswa saja yang berhubungan dengan pengetahuan siswa pada materi pelajaran, sedangkan hasil belajar lebih mengarah pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.


(44)

commit to user

Berdasarkan beberapa pengertian prestasi diatas, dapat disimpul-kan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai siswa selama proses belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol pada periode tertentu.

b. Indikator Prestasi Belajar

Pembelajaran bertujuan agar terjadinya proses perubahan pada tingkah laku peserta didik. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan pengumpulan fakta-fakta semata, tetapi dalam bentuk ketrampilan, sikap dan kepribadian, minat, ataupun perubahan-perubahan lainnya yang ber-manfaat pada pribadi peserta didik dan pihak lain. Ketercapain tujuan pembelajaran ini dapat dilihat dengan mengetahui sejauh mana keberhasil-an siswa dalam pembelajarkeberhasil-an.

Salah satu hal yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa perlu diadakan kegiatan evaluasi sehingga hal ini mampu menggambarkan prestasi siswa. hal ini senada dengan pendapat, “evaluasi adalah suatu proses yang sitemetis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan”. (Zainal Arifin, 2005:5).

Tujuan diadakannya evaluasi ini untuk mengetahui keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mangajar, sehingga dapat dilakukan evaluasi secara kontinue. Fungsi utama prestasi belajar menurut Zainal Arifin (2005:12) antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi intern dan ekstern dari

suatu institusi pendidikan.

4) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Secara lebih jelas untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilan melalui kegiatan evaluasi yang melibatkan Kriteria


(45)

commit to user

27

Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpukan bahwa prestasi merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui didalam kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini, indikator pencapaian prestasi belajar untuk mata diklat akuntansi dilihat dari ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 76,00) melalui kegiatan evaluasi berupa tes tertulis.

6. Tinjauan Mata Diklat Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

Menurut Soemarso (2004:3), dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar menjelaskan pengertian akuntansi menurut

AAA (American Accounting Association) yaitu : “…proses


(46)

commit to user

memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Pendapat lain dikemukakan oleh beberapa ahli seperti yang dikutip oleh Akhmad Widodo (2006:3) yaitu :

1) Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk mengendalikan organisasi. (Akuntansi Keuangan PPPA, DEPDIKBUD)

2) Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi Perusahaan), pemerintah (Akuntansi Pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi Publik). (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2003) 3) Suatu proses pengidentifikasian atau pengkajian, pengukuran,

dan pengkomunikasian informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan keputusan-keputusan. (terjemahan bebas definisi akuntansi “A Statemant basic accounting theory”, American Accounting Accociation)

4) Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data akuntatif, terutama yang bersifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam pemilihan alternatif suatu keadaan. (terjemahan bebas definisi akuntansi dari : American Institute of Certified Public Accountant)

Pengertian akuntansi dapat disimpulkan dari segi hasil, merupakan kegiatan yang menghasilkan informasi keuangan suatu unit organisasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan, sedang dari segi proses adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan keseluruhan sistem dan prosedur mengenai cara pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan transaksi keuangan dari entitas ekonomi serta menafsirkan hasil laporan tersebut.


(47)

commit to user

29

b. MataDiklatAkuntansi

Kurikulum Sekolah Menengah kejuruan (SMK), menyatakan bahwa akuntansi merupakan salah satu mata diklat. Mata diklat akuntansi merupakan mata diklat yang utama bagi program akuntansi di SMK yang tersusun dari beberapa kompetensi yang harus dikuasai siswa. Lingkup kompetensi akuntansi untuk kelas XI AK 1 semester genap tahun ajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

1) Membukukan jurnal penyesuaian perusahaan Firma menggunakan istilah akuntansi.

2) Menyusun laporan keuangan perusahaan Firma menggunakan istilah akuntansi.

3) Membukukan jurnal penutupan perusahaan Firma menggunakan istilah akuntansi.

4) Membukukan jurnal penyesuaian perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dengan menggunakan istilah akuntansi.

5) Menyusun laporan keuangan perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dengan istilah akuntansi.

6) Membukukan jurnal penutupan perusahaan Perseroan Terbatas dengan istilah akuntansi.

Pada penelitian ini, ruang lingkup mata diklat akuntansi terfokus pada kegiatan yang berlangsung pada perusahaan persekutuan Firma diantaranya akuntansi masuknya sekutu baru, akuntansi keluarnya sekutu baru, dan akuntansi likuidasi pada persekutuan Firma.

1) Akuntansi masuknya sekutu baru mencakup kegiatan bila sekutu baru membeli sebagian dari penyertaan sekutu lama dan bila sekutu baru menyerahkan aktiva sebagai penyertaan.

2) Akuntansi keluarnya sekutu Firma mencakup bila terjadi keluarnya anggota sekutu pada saat pembayaran penyertaan terjadi kelebihan yang diperlakukan sebagai bonus maupun goodwill.

3) Akuntansi likuidasi persekutuan firma mencakup bagaimana pencatatan bila terjadi likuidasi ke dalam general journal.


(48)

commit to user

c. TujuanMataDiklatAkuntansi

Tujuan mempelajari akuntansi di SMK adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa yang nantinya diharapakan dapat langsung dimanfaatkan dalam masyarakat. Hal ini berbeda dengan tujuan pada SMA yang mengacu pada pengetahuan mengenai dasar-dasar yang akan dimanfaatkan pada perguruan tinggi. Mata diklat akuntansi yang diajarkan di SMK berupa materi-materi yang banyak terdapat latihan bukan hanya sekedar penguasaan konsep tapi lebih pada pengaplikasian dalam kehidupan nyata atau akuntansi dalam perusahaan, yang meliputi ketrampilan akuntansi yang berlaku pada beberapa perusahaan.

Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mata diklat akuntansi di tingkat SMK bertujuan untuk memberikan kemampuan dalam kompetensi akuntansi sehingga diharapkan siswa yang keluar dari sekolah akan dapat langsung terjun ke dunia usaha atau dunia industri karena telah memiliki kemampuan berupa ilmu akuntansi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Elvin Rangga Firmansyah (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Afektif siswa Kelas X-9 SMA Negeri 3 Surakarta Melalui Strategi Pembelajaran

Learning Start with a Questions disertai Modul Hasil Penelitian Zygomycota. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan pelaksanaan tindakan kelas melalui penggunaan strategi pembelajaran Learning Start with a Questions

disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Zygomycotina dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa dalam pembelajaran Biologi.

2. Rismawati Ratna Esti (2010). Peningkatan Keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika melalui Metode Learning Start with a Question (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri 3 Wonogiri). Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan Learning Starts with a


(1)

commit to user

mencapai target 80%. Tiga dari empat indikator dalam proses pembelajaran ini meningkat cukup signifikan yaitu indikator mengajukan pertanyaan sebesar 38,9%, berpendapat sebesar 37,5% dan kerjasama dalam berkelompok sebesar 36,6%, sedangkan indikator mengerjakan tugas mengalami penurunan sebesar 0,7%.

Partisipasi dalam pembelajaran pada penelitian ini merupakan masalah yang cukup berarti. Pada siklus I indikator mengajukan pertanyaan dan mengutarakan pendapat sangat rendah, hanya mencapai 21,1% dan 37,5%, tapi setelah dilakukan penerapan strategi dan siswa terus menerus didorong untuk berpartisipasi akhirnya indikator ini mengalami peningkatan. Hal ini terjadi disebabkan oleh tindakan guru yang selalu memberikan ruang pada siswa untuk berpartisipasi secara aktif, guru selalu memberikan dorongan pada siswa bahwa pendapat yang diutarakan siswa belum tentu salah dan tidak masalah bila terjadi kesalahan karena guru bersama siswa sama-sama sedang belajar, melalui tindakan ini, siswa merasa bahwa pembelajaran berjalan tanpa tekanan dan menyenangkan.

Diantara indikator yang meningkat, indikator mengerjakan tugas justru mengalami penurunan. Pada siklus I sebesar 92,1% mengalami penurunan sebesar 0,7% menjadi 91,4% pada siklus II. Bila dilihat secara keseluruhan, pada siklus I dan siklus II, indikator ini telah berjalan secara optimal dan sesuai target capaian, maka penurunan pada indikator ini tidak terlalu berpengaruh pada keseluruhan aspek partisipasi siswa dalam pembelajaran.

Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa melalui penerapan strategi yang inovatif pada penelitian ini mampu meningkatkan partisipasi siswa. Partisipasi merupakan hal penting dalam pembelajaran, bila partisipasi siswa tinggi maka suasana pembelajaran akan berjalan sangat menyenangkan, terbuka, tidak menegangkan, rileks dan berakhir pada penguasaan materi. Hal ini sesuai dengan Dick dan Carey dalam Hamzah B. Uno, (2006:6) yang menyatakan bahwa “...proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan”.


(2)

commit to user

73

Prestasi belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal pada penelitian ini mengacu pada aturan sekolah yaitu sebesar 76,0. Pada penelitian ini ketuntasan belajar berhasil secara optimal yakni pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 78,9% sebanyak 30 siswa lalu terus meningkat secara signifikan pada siklus II sebesar 100%. Berikut tabel ketuntasan belajar:

Tabel 17. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan II

No. Interval Nilai Target Capaian

Siklus I

Siklus

II Keterangan 1. 51 – 75 80% 21,1% 0% Tidak Tuntas 2. 76 - 100 80% 78,9% 100% Tuntas

(Sumber: data primer yang diolah, 2011)

Data prestasi ini diperoleh melalui serangkaian tes, berdasarkan pada tes tersebut akan diketahui apakah tujuan yang direncanakan sebelumnya telah tercapai atau belum. Dari tabel diatas tujuan berupa standar ketuntasan minimal sebesar 76,0 berhasil dicapai siswa secara optimal pada siklus II.

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dipaparkan melalui beberapa tabel diatas tampak bahwa melalui penerapan strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan yang dilakukan guru telah berhasil meningkatkan motivasi siswa, selanjutnya mampu partisipasi siswa selama proses pembelajaran sehingga prestasi belajar akuntansi dilihat dari ketuntasan belajar siswa meningkat dan telah mencapai target.


(3)

commit to user

74

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan mampu meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada mata diklat akuntansi di kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Surakarta, hal ini terbukti dari pencapaian setiap indikator yaitu sebagai berikut:

1. Strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pada mata diklat akuntansi.

2. Strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran pada mata diklat akuntansi.

3. Strategi memulai pembelajaran dengan pertanyaan dapat meningkatkan prestasi belajar yang dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran pada mata diklat akuntansi.

Penerapan strategi pembelajaran dimulai dari pertanyaan secara rinci dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, partisipasi siswa dan prestasi belajar akuntansi yang dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Strategi ini terdiri dari kelompok diskusi yang diawali dengan pertanyaan sebagai awal pembelajaran sehingga siswa akan memahami apa yang sedang mereka pelajari dan apa yang seharusnya mereka pikirkan dalam pembelajaran. Selanjutnya siswa akan menguasai materi pelajaran sehingga prestasi belajar akuntansi akan mengalami peningkatan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti kemukakan di atas, maka dapat dikaji implikasinya, baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis, yaitu sebagai berikut

1. Implikasi Teoretis

Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa penerapan strategi pembelajaran dimulai dari pertanyaan dapat meningkatkan kualitas


(4)

commit to user

75

pembelajaran akuntansi. Hasil penelitian tindakan kelas ini bermanfaat secara teori yakni hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dunia ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan, dalam membantu meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa agar lebih optimal. Hal ini juga mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yakni penelitian yang dilakukan Light (2009:14) sebagai berikut:

In India, tea he s found the Essential Questions st ategy to e compelling. Essential Questions (e.g., Why do we need othe s? ) a e intriguing, open-ended questions that organize a project and are an effective way to encourage students to think deeply and to provide them with a meaningful context for learning ...While they could not do projects during the class period, they were, however, exploring the use of uestioning st ategies to push students’ iti al thinking and to allow students to share their perspectives and formulate their own conceptual unde standings of the ontent.

Uraian di atas mengemukakan bahwa guru-guru di India menemukan strategi membuat pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan esensi materi. Pertanyaan-pertanyaan esensial dapat membangkitkan minat sekaligus sebagai cara efektif mendorong para siswa untuk berfikir lebih dalam dan menyediakan mereka suatu keadaan belajar yang bermakna...ketika mereka tidak dapat mengerjakan pekerjaan pada saat pembelajaran berlangsung, strategi membuat pertanyaan dapat memacu pemikiran kritis siswa dan memungkinkan mereka mengemukakan pandangan dan memformulakan pemahaman konsep mereka dari suatu materi. Rangkaian kegiatan ini mampu mamacu motivasi belajar siswa, meningkatkan partisipasi siswa selama pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi perlu terus diupayakan, salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran dimulai dari pertanyaan ini.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang disesuaikan pula dengan materi


(5)

commit to user

pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar akuntansi khusus-nya. Hasil penelitian tindakan kelas melalui strategi ini diharapkan mampu menciptakan kondisi yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran akuntansi di kelas XI Akuntansi 1, sehingga produk pembelajaran ini nantinya memenuhi kriteria yang berkualitas. Disamping itu dapat menjadikan siswa lebih aktif dan menghapus pandangan siswa terhadap pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajar-an yang menarik dan menyenangkan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dari penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti dapat menyampaikan saran-saran antara lain:

1. Bagi Guru:

a. Guru diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara lebih aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.

b. Guru yang belum menerapkan strategi memulai pembelajaran dimulai dari pertanyaan dapat menerapkan strategi tersebut dalam pembelajaran akuntansi dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk memahami materi yang disajikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Guru diharapkan dapat lebih memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah disediakan oleh pihak sekolah yang tidak terbatas pada buku paket saja sebagai alat bantu dalam pengembangan media pembelajaran.

d. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus terus berjalan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, menyenangkan tanpa ketegangan dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran.


(6)

commit to user

77

a. Siswa meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik. Hal ini akan bermanfaat bagi siswa terutama akan meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang.

b. Siswa meningkatkan kerja sama dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses pembelajaran.

c. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran serta harus terbuka dengan perkembangan zaman dengan memanfaatkan teman, buku, televisi maupun internet sebagai sumber belajar dan tidak menganggap pusat informasi adalah guru saja.

3. Bagi Sekolah :

a. Kepala Sekolah diharapkan dapat lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pelatihan atau training yang berhubungan dengan strategi pembelajaran variatif dan inovatif agar berlangsung pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.

b. Pihak sekolah perlu mengadakan peningkatan dalam hal pemanfaatan semua fasilitas yang tersedia di sekolah terutama pemanfaatan fasilitas perpustakaan dan laboratorium akuntansi guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran akuntansi.


Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI KEUANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 3 SURAKARTA TA

0 29 236

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 83

Peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2009 2010

0 4 248

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 198

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 12 104

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 102

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM TEACHING PADA SISWA KELAS Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/

0 1 16

BAB 1 PENDAHULUAN Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 3 11

XI AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2