bisa mengakibatkan perubahan persepsi para pihak yang terlibat, yang dapat membatalkan kesepakatan yang telah dicapai dalam negosiasi.
Dalam pasal 6 ayat 2 UU No. 301999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa disebutka
n: “Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14
empat belas hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.” Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat para pihak
untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib di daftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak penandatangan Pasal 6 ayat 7 UU No. 301999.
3. Mediasi
Upaya penyelesaian sengketa dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan, yang membantu pihak-pihak yang bersengketa
mencapai penyelesaian solusi yang diterima oleh kedua belah pihak, sama hal nya denga negoisiasi dengan mendiskusikan perbedaan-perbedaan yang timbul di antara para pihak yang
bersengketa melalui “musyawarah untuk mufakat” dengan tujuan untuk mencapai win-win solution sebuah solusi yang memuaskan semua pihak, bukan kemenangan satu pihak, atau
kemenangan semu. Semua pihak harus mendapat keuntungan atau kerugian yang proporsional sesuai dengan posisi objektif para pihak yang terlibat. Oleh karena itu, mediasi sering dinilai
sebagai perluasan dari proses negoisiasi.
Dalam UU No. 301999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, mediasi merupakan kelanjutan negoisiasi yang dilaksanakan jika proses negoisiasi telah gagal.
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana dketahui, Pasal 6 ayat 2 UU No. 301999 menyebutkan:” Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa diselesaikan dalam pertemuan
langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 empat belas hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.” Dalam ayat 3 secara jelas disebutkan
bahwa:”Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat
diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasihat ahli maupun melalui seorang mediator”. Dari ketentuan tersebut tampak kaitan erat antara mediasi dan negoisiasi.
Untuk proses mediasi di pengadilan, ketentuan dalam pasal 7 PERMA No. 022003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan mengatakan bahwa: “Mediator dan para pihak wajib
mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi dalam Peraturan Mahkamah Agung ini.” Masalah kerahasiaan proses mediasi di pengadilan secara tegas dinyatakan dalam Perma
No. 022003, Pasal 14 ayat 1, yaitu: “Proses mediasi pada dasarnya tidak bersifat terbuka untuk umum, kecuali para pihak menghendaki lain.” Tetapi, proses mediasi untuk sengketa
publik, yaitu sengketa-sengketa lingkungan hidup, hak asasi manusia, perlindungan konsumen, pertanahan, dan perburuhan terbuka untuk umum.
Tahap akhir dari mediasi tersebut adalah:
a. Apabila tercapai suatu kesepakatan, para pihak akan menandatangani sebuah dokumen
penyelesaian yang selanjutnya akan diproses ke dalam bentuk perjanjian yang mengikat. b.
Jika kesepakatan tidak tercapai, para pihak dapat mengakhiri mediasi dengan mengajukan pengunduran diri dari proses mediasi secara tertulis kepada mediator dan
para pihak lainnya
Universitas Sumatera Utara
Sebenarnya mediasi sulit didefinisikan karena pengertian tersebut sering digunakan oleh para pemakainya dengan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingan mereka masing-
masing. Misalnya, dibeberapa negara, karena pemerintahan menyediakan dana untuk lembaga mediasi bagi penyelesaian sengketa komersial, banyak lembaga lain menyebut dirinya sebagai
lembaga mediasi. Dalam hal ini, di sini mediasi mengalami pengertian berbeda dengan istilah lainnya, misalnya konsiliasi usaha mempertemukan keinginan pihak yg berselisih untuk
mencapai persetujuan dan menyelesaikan perselisihan, rekonsiliasi perdamaian kembali, konsultasi pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan, atau bahkan arbitrase.
54
4. Arbitrase