11
Perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen terletak pada maksimalisasi manfaat utility pemilik principal dengan kendala
constraint manfaat utility dan insentif yang akan diterima oleh manajemen agent. Karena kepentingan yang berbeda sering muncul konflik kepentingan
antara pemegang saham pemilik principal dengan manajemen agent. Karena perbedaan kepentingan inilah masing-masing pihak berusaha
untuk memperbesar keuntungan pribadi. Prinsipal menginginkan return yang besar dan cepat atas investasi mereka dan menilai prestasi manajer
berdasarkan kemampuannya untuk memperbesar laba yang akan dialokasikan pada pembagian dividen. Untuk memenuhi tuntutan prinsipal dan mendapat
insentif yang tinggi, manajer akan memainkan beberapa kondisi perusahaan sedemikian rupa agar seolah-olah target tercapai bila tidak ada pengawasan
yang memadai dalam kinerja manajer.
2.2. Manajemen Laba
a. Defenisi Manajemen Laba
Fisher dan Rosenzweig 1995 Manajemen laba adalah tindakan- tindakan manajer untuk menaikkan menurunkan laba periode berjalan
dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabakan kenaikan penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang.
Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan keuangan dan transaksi penataan untuk mengubah laporan
keuangan baik menyesatkan beberapa stakeholder tentang kinerja ekonomi
Universitas Sumatera Utara
12
yang mendasari perusahaan, atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan Bukit,2009.
Motivasi manajemen melakukan manajemen laba adalah adanya program bonus, perusahaan akan go public, motivasi perjanjian utang,
pergantian CEO,meningkatkan kepercayaan kreditor dan investor, ataupun menghindari pajak dan kebijakaan pemerintah Scoot, 2006. Menurut
Scoot 2006, manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara
alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka atau nilai pasar perusahaan. Manajemen memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar
akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk modifikasi laba yang dilaporkan.
b. Faktor-faktor yang Mendorong Terjadinya Manajemen Laba
Menurut Rahmawati dan Qomariyah 2006 ada tiga hipotesis yang mendorong terjadinya manajemen laba, yaitu:
1 Bonus Plan Hypothesis Perusahaan yang memberikan bonus kepada
manajernya berdasarkan laba yang diperoleh akan mendorong manajer memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba agar
manajer tersebut memperoleh bonus yang tinggi. 2
Debt Covenant Hypothesis Manajer yang ingin menjaga nama baik terhadap pihak luar dengan tidak melanggar perjajnjian kredit, akan
menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba.
Universitas Sumatera Utara
13
3 Polytical Cost Hypothesis Manajemen laba dapat juga dilakukan
karena alasan pajak, laba yang tinggi akan meningkatkan pajak penghasilanperusahaan.
Oleh karen itu perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi yang menurunkan laba.Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mendorong terjadinya manajemen laba semuanya karena keadaan dan tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh manajer perusahaan. Manajer
perusahaan akan menaikkan laba jika dalam keadaan ingin memperoleh insentif atau bonus atas kinerjanya, ingin menjaga nama baik perusahaan
terhadap pihak kreditur agar tetap diberikan pinjaman, dalam masa-masa- masa akan pensiunnya CEO agar mendapat bonus, dan pada saat
penawaran perdana saham agar harga saham perusahaan tersebut naik. Dan manajer perusahaan akan menurunkan laba misalnya untuk tujuan
menurunkan pajak.
c. Teknik Manajemen Laba