13
3 Polytical Cost Hypothesis Manajemen laba dapat juga dilakukan
karena alasan pajak, laba yang tinggi akan meningkatkan pajak penghasilanperusahaan.
Oleh karen itu perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi yang menurunkan laba.Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mendorong terjadinya manajemen laba semuanya karena keadaan dan tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh manajer perusahaan. Manajer
perusahaan akan menaikkan laba jika dalam keadaan ingin memperoleh insentif atau bonus atas kinerjanya, ingin menjaga nama baik perusahaan
terhadap pihak kreditur agar tetap diberikan pinjaman, dalam masa-masa- masa akan pensiunnya CEO agar mendapat bonus, dan pada saat
penawaran perdana saham agar harga saham perusahaan tersebut naik. Dan manajer perusahaan akan menurunkan laba misalnya untuk tujuan
menurunkan pajak.
c. Teknik Manajemen Laba
Dalam melakukan perekayasaan atas laporan keuangan, terdapat beberapa teknik yang mungkin dilakukan. Menurut Ayres 1994, teknik-
teknik terebut adalah sebagai berikut: 1
Manajemen Akrual Accrual Management Manajemen akrual biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas
yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer manager discretion.
Contoh, memepercepat atau menunda pengakuan pendapatan
Universitas Sumatera Utara
14
revenue, menganggap sebagai suatu beban biaya atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya amortize or
capitalize of an investnment 2
Penerapan Kebijaksanaan Akuntansi Wajib Adoption of mandotory Accouting changes
Terkait dengan penerapan suatu kebijaksaan akuntansi yang wajib dilakukan oleh perusahaan, manajemen perusahaan memiliki dua
pilihan yaitu apakah menerapkan lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksaan
tersebut. 3
Perubahan Akuntansi Secara Sukarela Voluntary Accounting Changes
Perubahan metode akuntansi secara sukarela, biasanya berkaitan dengan upaya menejer untuk mengganti atau merubah suatu metode
akuntansi tertentu diantara sekian banyak metode yang sesuai dengan prinsip-prinsip Akuntansi Berterima Umum PABU.
2.3. Corporate Governance
Corporate Governance didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency, accountability dan
responsibility, yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen, perusahaan direksi dan komisaris, kreditur, karyawan serta
stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing- masing pihak Putri W, 2006.
Universitas Sumatera Utara
15
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance 2002 menjelaskan bahwa corporate governance merupakan acuan bagi perusahaan dalam
rangka: 1
Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan atas, tranparansi, akuntablitas, reosponsibilitas,
independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. 2
Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan Rapat Umum Pemegang
Saham. 3
Mendorong pemegang saham, dewan komisaris, dan anggota direksi agar membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai
moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 4
Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar
perusahaan. 5
Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
6 Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional, sehingga
meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
Prinsip-prinsip GCG menyangkut lima bidang utama: hak-hak para pemegang saham dan perlindungannya; peran para karyawan dan pihak-pihak
yang berkepentingan stakeholders lainnya; pengungkapan disclosure yang
Universitas Sumatera Utara
16
akurat dan tepat waktu serta transparansi sehubungan dengan struktur dan operasi korporasi; tanggung jawab dewan Dewan Komisaris maupun
Direksi terhadap perusahaan, pemegang saham, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Secara ringkas prinsip-prinsip dapat dirangkum
sebagai: perlakuan yang setara fairness, transparansi transparency, akuntabilitas accountability, responsibilitas responsibility, dan
independensi Tjager et al., 2003.
2.4. Ukuran Perusahaan