Analisis Anggaran Beban Operasional Pada PT. Coffindo Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISIS

ANGGARAN

BEBAN OPERASIONAL PADA

PT.

COFFINDO

MEDAN

SKRIPSI

MINOR

Diajukan oleh :

NAMA : SAHARRAH RAMADHANI

NIM : 052101168

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS

SUMATERA

UTARA

MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metode Penelitian ... 4

1. Lokasi Penelitian ... 4

2.Sumber Data ... 4

3. Teknik Pengumpulan Data ... 5

4. Metode Analisis ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 7

A. Profil Perusahaan ... 7

1. Sejarah Singkat Perusahaan... 7

2. Struktur Organisasi Perusahaan... 11

B. Anggaran Beban Operasional ... 24

1. Pengertian Anggaran ... 24

2. Jenis-jenis Anggaran ... 25

3. Keuntungan dan Kelemahan Anggaran ... 27


(3)

5. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran ... 32

C. Definisi dan Klasifikasi Beban ... 44

1. Definisi Beban ... 44

2. Klasifikasi Beban... 45

D. Perencanaan Anggaran Beban Operasional... 49

E. Prosedur Penyusunan Anggaran Beban Operasional ... 51

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ...54

A. Analisis dan Evaluasi Anggaran Beban Operasional ...54

B. Analisis dan Evaluasi Prosedur dan Pelaksanaan Anggaran Beban Operasional Pada Perusahaan ...54

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ...66

B. Saran ...68 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

TABEL

Tabel 2.1 Anggaran Penjualan ... 34

Tabel 2.2 Anggaran Produksi ... 35

Tabel 2.3 Anggaran Beban Bahan Baku ... 36

Tabel 2.4 Anggaran Biaya Tenaga Kerja ... 37

Tabel 2.5 Anggaran Beban Overhead Pabrik ... 37

Tabel 2.6 Anggaran Beban Usaha ... 38

Tabel 2.7 Perhitungan Harga Pokok ... 38

Tabel 2.8 Perhitungan Persediaan Barang ... 39

Tabel 2.9 Anggaran Laba Rugi ... 39

Tabel 2.10 Anggaran Laba Ditahan ... 40

Tabel 2.11 Anggaran Kas ... 42

Tabel 2.12 Anggaran Neraca ... 43

Tabel 3.1 PT. COFFINDO MEDAN ... Master Budget Periode 31 Desember 2007 ... 56

Tabel 3.2 PT. COFFINDO MEDAN Neraca Periode 31 Desember 2007 ... 64

Tabel 3.3 PT. COFFINDO MEDAN ... Perhitungan Laba Rugi Periode 31 Desember 2007 ... 65

GAMBAR Sruktur Organisasi PT. COFFINDO MEDAN... 13


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dewasa ini menunjukkan persaingan yang semakin sengit dan kuat, baik itu pada perusahaan industri maupun perusahaan jasa. Untuk dapat mengantisipasi persaingan yang demikian berat perusahaan dituntut dapat bekerja lebih efektif dan efisien dalam mengelola sumber daya tersebut seperti perencanaan beban dan berbagai teknik yang dapat meningkatkan efektifitas usaha.

Pada umumnya suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan umum dari suatu perusahaan adalah mencapai laba (profit), kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan menetapkan langkah-langkah yang harus ditempuh dan kemudian diambil suatu tindakan korektif yang mengarah kepada tujuan organisasi atau perusahaan.

Dalam rangka pengambilan tindakan korektif, perusahaan memperoleh gambaran tentang perkembangan perusahaan. Salah satunya dapat dilihat dari perkembangan keuangannya untuk menunjang keefektifan penggunaan beban operasional perusahaan. Beban operasional untuk melihat perkembangan keuangan, perusahaan memerlukan adanya analisis terhadap data keuangan dari perusahan yang bersangkutan, yaitu analisis atau mengukur beban-beban umum, administrasi dan pemasaran.

Seluruh rencana kegiatan perusahaan yang mencakup kegiatan operasional yang saling mempengaruhi satu sama lain, dinyatakan dalam satuan uang yang berlaku pada


(6)

masa yang akan datang. Dengan berpedoman pada beban operasional maka tujuan akan tercapai.

Dalam melakukan perencanaan sangat erat kaitannya dengan anggaran, karena anggaran adalah menuntut keputusan pengalokasian sumber daya menuju pencapaian sasaran disamping anggaran juga mempunyai fungsi pengawasan yaitu mengawasi apakah pelaksanaan suatu kegiatan itu sudah dijalankan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. perencanaan penyusunan anggaran merupakan tindakan atau langkah-langkah pemikiran menghubungkan fakta-fakta serta membuat dan menggunakan asumsi –asumsi mengenai masa yang akan datang sesuai dengan tujuan perusahaan yang diinginkan.

Anggaran dan realisasi merupakan komponen yang sangat berhubungan dengan beban dalam bidang operasional perusahaan. Anggaran dan realisasi sangat penting guna menghindari terjadinya penyimpangan beban yang tidak diperlukan yang dapat menyebabkan beban operasional perusahaan semakin besar karena pada dasarnya perusahaan menginginkan keuntungan yang besar, pertumbuhan yang cepat dan kelangsungan hidup yang lama.

Suatu anggaran yang baik dan tepat dapat membantu pihak manajemen dalam melakukan perencanaan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan pengawasannya. Dengan demikian dapat diartikan bahwa anggaran beban oprerasional adalah suatu pernyataan dari rencana manajemen untuk membuat pedoman dalam pengambilan keputusan rencana anggaran beban operasional dalam jangka waktu periode tetentu.

Untuk dapat menghasilkan produk dan memperoleh laba yang optimal, maka perencanaan dan pengwasan beban operasional adalah kunci pokoknya. Melihat begitu pentingnya anggaran beban dalam perusahaan, maka penulis merasa tertarik untuk


(7)

membahas masalah mengenai anggaran beban operasional dan menyusunnya dalam sebuah skripsi minor dengan judul : “ ANALISIS ANGGARAN BEBAN OPERASIONAL

PADA PT. COFFINDO MEDAN “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas maka diketahui bahwa suatu

perusahaan perlu melakukan penyusunan beban operasional dengan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan. Selain itu anggaran ini juga dapat membantu pihak manajemen untuk mengambil keputusan dalam mengelola beban yang akan dikeluarkan. Sehubungan dengan itu maka permasalahan pokok yang akan dibahas di dalam skripsi minor ini yaitu : “ Bagaimana prosedur penyusunan Beban Operasional

pada PT. COFFINDO MEDAN ? “

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana PT. COFFINDO MEDAN melakukan perencanaan penyusunan anggaran beban operasaional.

b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan analisa anggaran beban operasional pada perusahaan yang di teliti.

c. Mencoba menerapkan teori-teori ilmiah melalui peraktik yang nyata tentang penganalisaan perusahaan.


(8)

2. Manfaaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Sebagai bahan untuk memperoleh dan lebih memahami analisa angggaran beban operasional dalam suatu perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan langkah untuk perencanaan dan penyusunan anggaran beban operasional.

c. Bagi Orang Lain

Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam perencanaan dan

pengendalian beban operasional sebagai bahan masukan informasi ilmiah.

D. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ada beberapa metode penelitian yang digunakan , yaitu :

1. Lokasi Penelitian

Dalam menjalankan penelitian, penulis memperoleh data dari PT COFFINDO MEDAN yang beralamat di Jl. Tani Asli No. 88 Medan Binjai, Km 9 Medan.

2. Sumber Data


(9)

Memperoleh data yang diperoleh dengan melakuakn peninjauan langsung ke objek penelitian dengan wawancara dan observasi.

b. Data Sekunder

Memperoleh data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dana yang sudah jadi. Data tersebut dapat berasal dari sumber lain yang berasal dari luar perusahaan, baik berupa buku-buku, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya yang berhubungan dengan beban perusahaan.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Merupakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang selaku objek yang memberikan dana dan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.

b. Pengamatan (Observation)

Merupakan pengamatan secara langsung terhadap perusahaan atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap kegiatan operasional perusahaan.

c. Kepustakaan ( Library Research )

Merupakan pengumpulan data-data dan informasi mengenai teori-teori anggaran beban operasional.


(10)

4. Metode Analisis

a. Metode Deskriptif

Merupakan metode analisis yang menentukan, mengklasifikasikan, dan mengumpulkan, menganalisis, menyusun , merangkum, mengolah, mengumpulkan dan menginterpretasikan dana sehingga memberikan gambaran yang objektif dan jelas dari masalah-masalah yang dianalisis untuk menjelaskan keadaan tersebut.

b. Metode Deduktif

Merupakan metode yang membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori secara umum dan menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Dari analisis tersebut ditarik kesimpulan dan membuat saran yang dianggap perlu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan.


(11)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

a. Latar Belakang

PT. Coffindo adalah suatu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan dan industri, ekspor impor, khususnya komoditi kopi dan pinang. Perusahaan ini didirikan sebagai wadah pengembangan usaha dari sponsor utama pemilik dan pengurus yang telah berusaha sejak tahun 1999 dalam usaha perdagangan hasil bumi. Pada tahun 2002, PT. Coffindo ini didirikan untuk menampang aktivitas usaha perdagangan komoditi kopi dan pinang untuk tujuan ekspor.

Perkembangan stabilitas politik negara yang berkembang membawa dampak akan stabilitas ekonomi negara, pada pertengahan tahun 1997 sampai dengan tahun 2002 negara kita mengalami krisis ekonomi yang terparah sehingga seperti yang kita ketahui bersama banyak perusahaan kecil dan menegah yang dapat bertahan menghadapi gelombang krisis ekonomi di negara kita. Dengan terjadinya kebangkrutan atau pailit perusahaan yang tidak dapat lagi betahan menghadapi krisis ekonomi tersebut, banyaknya jumlah tenaga kerja/ karyawan yang terpaksa dirumahkan ataupun di PHK secara frontal.

Melihat serta menyikapi hal tersebut pemerintah berusaha bagaimana agar perekonomian serta perdagangan nasional dapat hidup kembali guna menyerap tenaga kerja yang telah menjadi pengangguran tersebut dapat dipekerjakan kembali, diberbagai sektor usaha, seperti : industri, jasa serta industri kecil / rumah tangga (UKM). Sebagai


(12)

perwujudan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan atau ditetapkan oleh pemerintah dengan cara memberikan kredit lunak kepada dunia usaha melalui jalur perbankan dengan tingkat suku bunga pinjaman yang minim serta jangka waktu yang relatif lama agar tidak memberatkan bagi pengusaha.

Adapun sumber dari pada pengadaan bahan baku kopi didapatkan dari Sumatera Utara dan Aceh. Kedua daerah ini merupakan produsen utama kopi jenis Arabica yang banyak permintaannya di pasar dunia. Dari bahan baku kopi biji yang siap di ekspor melalui proses penjemuran, sortasi, grading dan pengarungan, yang dilakukan di gudang prossesing yang umumnya berada di Medan dan sekiitarnya. Barang jadi yang siap ekspor ini di ekspor melalui pelabuhan Belawan dengan tujuan utama Amerika Serikat (USA), Eropa, dan Jepang.

b. Uraian Singkat Mengenai Perusahaan

Perusahaan PT. Coffindo didirikan pada tahun 2006 tepatnya tanggal 01 Maret 2006, dihadapan notaries H. Rustam Effendi Rasyid, SH. Saat ini perusahaan berkantor di Jalan Tani Asli No. 88 Medan – Binjai Km. 9 Kab. Deli Serdang 20352, namun usaha perdagangan kopi dan pinang ini sudah dimulai pada tahun 1996 secara individu (pribadi).

c. Lokasi Usaha

Lokasi usaha berupa gudang untuk operasional milik PT. Coffindo terletak di Jalan


(13)

d. Produktivitas Kerja

PT. Coffindo telah melakukan kerjasama kepada beberapa perusahaan dalam transaksi perdagangan kopi, dengan rata-rata pengiriman perbulannya sejumlah 200 Ton dengan sistem pengiriman partial. Kapasitas kontrak kerja ini dapat tercapai bekat kerja keras serta sistem kerja yang baik didukung dengan pengadaan bahan baku yang cukup pula.

Dalam pengadaan bahan baku yang berupa biji kopi berbentuk gabah dan bahan baku pinang. PT. Coffindo mempunyai supplier-suplier tetap yang berada di luar kota dengan data sebagai berikut :

1. Daerah Takengon, Bireuen ( Nangroe Aceh Darussalam / NAD ). Sejumlah 3 (tiga) orang.

2. Daerah Seribu Dolok sejumlah 5 (lima) orang. 3. Daerah Sumatera Barat sejumlah 2 (dua) orang. 4. Daerah Tapanuli sejumlah 7 (tujuh) orang. 5. Daerah lainnya terdiri dari beberapa orang.

Untuk pengadaan bahan baku untuk daerah Sidikalang dan sekitarnya di akomodir oleh 3 (tiga) unit Koperasi Unit Desa di Kecamatan Seribu Dolok, yang terdiri dari :

1. KUD Harapan Tani. 2. KUD Subur Tani. 3. KUD Mekar Tani.

Dengan adanya bentuk kerjasama dengan pihak lain (supplier) tersebut diatas dalam hal pengadaan bahan baku biji kopi maka PT. Coffindo tidak mengalami kendala dalam memenuhi kontrak kerja dengan rekanannya juga dalam melakukan penjualan spot lainnya.


(14)

e. Kapasitas Kerja

Kapasitas kerja PT. Coffindo pada saat ini sejumlah + 200.000 Kg / bulan, agar dapat memenuhi kebutuhan kontrak kerja dan pembebanan perusahaan, yang hingga saat ini masih dapat dipenuhi dan berjalan dengan baik. Dengan kapasitas akan kebutuhan perusahaan tersebut maka diperlukan sedikitnya bahan baku berupa biji kopi berbentuk gabah dan pinang sejumlah + 500.000 Kg / bulan.

Dengan jumlah kapasitas bahan yang diperlukan seperti tersebut diatas perusahaan dapat memenuhinya dengan usaha kerja sama kepada para rekanan perusahaan yang ada tanpa mengalami permasalahan yang berarti.

f. Fenomena permasalahan dalam Perusahaan

Dalam menjalankan kegiatannya, PT. Coffindo juga pernah mengalami masalah – masalah yang berkaitan dengan produksi. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, ada kalanya bahan baku yang dibutuhkan sering mengalami kekurangan pemasokan. Sehingga akan menghambat keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan dan dapat mengecewakan para pelanggan atau konsumen yang tersebar di mancanegara. Dalam hal ini maka PT. Coffindo menyiasati dengan memproduksi bahan baku yang lain seperti pinang, sehingga tidak menimbulkan terhentinya proses produksi dan akan menghasilkan produk baru yang sama mutu dan kualitasnya.

Dalam menentukan beban produksi, PT. Coffindo tidak memprediksikan beban jangka panjang dan jangka pendek. Padahal manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input produksi sangat penting dan perlu menjadi perhatian yang serius. Untuk menciptakan sesuatu output tentunya dengan berbagai input yang digunakan seperti :


(15)

tenaga kerja, bahan baku, barang-barang modal, teknologi dan lainnya. Keseluruhan input ini pada hakikatnya berupa beban yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi.

Penentuan harga pokok bahan baku juga menjadi masalah yang harus diatasi oleh PT. Coffindo. Harga kopi yang menjadi bahan baku sangat sering mengalami kenaikan harga yang dapat berakibat turunnya daya jual di pasaran. Apalagi bahan baku tersebut akan di ekspor ke luar negeri sehingga perusahaan harus menyesuaikan harga bahan baku di dalam maupun luar negeri. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya harga jual kopi di pasaran dan mengurangi laba perusahaan.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Pembentukan organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah digariskan dan wadah untuk mendayagunakan seluruh sumber potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi dapat diartikan sebagi susunan dan hubungan antara komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan. Suatu struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan bagaimana berbagai tingkatan aktivitas berkaitan satu sama lain, menunjukkan garis-garis wewenang, tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih (overlapiping) fungsi antara yang satu dengan yang lain.

Menurut George R.Terry (2000 : 120) struktur organisasi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :


(16)

Pada struktur ini, garis kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkat mulai dari pimpinan yang paling tinggi ( Top Manager ) sampai kepada buruh, sehingga membentuk garis lurus.

2. Struktur Organisasi Garis dan Staff ( Line and Staff Organization )

Struktur organisasi ini diciptakan oleh Emerson, yang mana tujuannya adalah untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan dari struktur organisasi garis dan struktur organisasi fungsional, serta mempertahankan kebaikan dari struktur tersebut.

3. Struktur Organisasi Matriks

Dalam suatu organisasi matriks, para pegawai pada hakekatnya memiliki dua orang atasan. Artinya mereka berada di bawah dualisme wewenang. Garis komando pertama yang divisional atau fungsional, yang kedua secara horizontal. Garis horizontal tersebut menggambarkan suatu tim proyek yang dipimpin oleh suatu manajer kelompok atau proyek yang ahli dalam bidang spesialisasi yang ditugaskan dalam tim. Karena itu, struktur matriks sering disebut “ Sistem Komando Jamak”.


(17)

Lampiran 1

STRUKTUR ORGANISASI PT COFFINDO

Spv. Pembelian Spv. Produksi

Spv. Stocker

Marketing

Administrasi Staff Marketing

DIVISI

FINANCE/ACCOUNTING

Spv. Finance Accounting

Accounting Kasir Administrasi Staff Keuangan Staff stocker

DIVISI

BUSSINESS DEVELOPMENT

Spv. Quality Control

Staff Quality Control

GENERAL MANAJER DEWAN KOMISARIS


(18)

Tugas-tugas dan tanggung jawab setiap bagian yang ada pada PT. Coffindo akan diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1. RUPS

RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UU ini atau anggaran dasar. RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari direksi atau komisaris.

2. DEWAN KOMISARIS

Berfungsi :

̇ Mengawasi jalannya perusahaan.

̇ Mengadakan rapat umum perusahaan (rups). ̇ Memberikan pengarahan atau RAPB pertahun.

̇ Memberikan penyesuaian atau neraca perhitungan laba/rugi yang merupakan pertanggungjawaban direksi.

̇ Komisaris berhak untuk bertanya kepada direksi mengenai kegiatan yang bersangkutan dengan perusahaan.

3. GENERAL MANAGER

Memimpin dan mengelola seluruh kegiatan PT. Coffindo secara efektif sesuai misi dan tujuan yang selalu ditetapkan oleh direksi.


(19)

̇ Merencanakan kebijakan di bidang produksi, pemasaran , keuangan serta personalia dan umum sesuai dengan pokok PT. Coffindo berdasarkan pola pelaksanaan manajemen yang ditetapkan.

̇ Melaksanakan kebijakan dan usaha-usaha untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas pokok PT. Coffindo.

̇ Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan PT. Coffindo yang telah ditetapkan, membina dan mengelola seluruh kegiatan tata laksana PT. Coffindo.

̇ Membina kerjasama dengan investasi baik pemerintah maupun swasta berdasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan.

̇ Membina dan mengelola kegiatan bidang keamanan, ketertiban, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup.

̇ Mengendalikan serta mengawasi seluruh aktivitas di PT. Coffindo, baik sektor lini dan staff.

̇ Menyampaikan laporan berkala PT. Coffindo kepada direksi.

4. SUPERVISOR PEMBELIAN

Bagian pembelian bertugas membantu manajer keuangan mengurus segala berkas dan surat menyurat penting yang diperlukan perusahaan ( L/C, nota, faktur, dan lain-lain) dan mengawasi barang yang akan dibeli perusahaan tetap dalam keadaan baik mulai dari tempat eksportir (produsen) hingga tiba di gudang perusahaan.


(20)

5. SUPERVISOR PRODUKSI

Berfungsi :

̇ Mengatur dan merencanakan proses produksi seluruh barang yang tersedia dengan tujuan menghasilkan jumlah produksi maksimum dengan beban produksi minimum.

̇ Melakukan control terhadap kinerja setiap divisi yang dibawahinya dan mempertanggungjawabkannya.

̇ Menambah / mengurangi tenaga kerja harian sesuai dengan kebutuhan operasional.

̇ Melakukan koordinasi kerja dengan bagian stocker barang mengenai hasil pemeriksaan barang masuk (pembelian) secara jelas dan lengkap.

̇ Melakukan pengaturan penyusunan barang keluar diatas truk.

̇ Memeriksa dan menyetujui laporan harian dari setiap divisi yang di bawahinya secara periodik.

̇ Melakukan penilaian kinerja kepada setiap staff / divisi yang dibawahinya dalam 3 bulan sekali.

̇ Menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban.

̇ Bertanggung jawab untuk mengontrol karyawan yang lembur di bagian produksi. ̇ Bertanggung jawab mengontrol keadaan mesin-mesin dan melaporkan ke teknisi

apabila ada kerusakan.

̇ Melakukan kerja sama dengan unit kerja lainnya dan mitra kerja perusahaan yang berkaitan dengan tugas-tugas sesuai arahan atasan.


(21)

6. SUPERVISOR STOCKER

Berfungsi :

̇ Bertanggung jawab terhadap data stock seluruh bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi yang ada di PT. Coffindo, dengan tujuan menghasilkan data yang akurat dan dapat dipercaya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (stock di lapangan).

̇ Melakukan controlling terhadap data proses produksi yang disajikan oleh seluruh bagian yang ada di divisi produksi : pembelian, penjemuran, oven, sortir, gudang, blandingan, dan lain-lain.

̇ Bertanggung jawab terhadap laporan seluruh processing barang : jemur, Sutton, sortir, blending dan lainnya secara harian.

̇ Bertanggung jawab dalam pelaporan perhitungan seluruh beban produksi yang dibebankan dalam proses produksi baik pensupplier maupun bulanan sehingga perhitungan harga pokok produksi dapat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. ̇ Bekerjasam dengan unit kerja terkait dalam pembuatan dokumen pembelian bahan

baku secara lengkap sesuai dengan kondisi dan harga bahan baku yang dibeli. ̇ Melakukan audit stock opname bersama bagian yang terkait pada awal dan akhir

bulan serta menyusun laporan harga pokok produksi, serta bertanggung jawab terhadap pembukuan seluruh transaksi yang berhubungan dengan rekening harga pokok produksi.

̇ Memberikan supervisi / arahan terhadap bawahan serta membuat penilaian kinerja terhadap bawahan.


(22)

̇ Melakukan kerjasama dengan unit kerja lainnya terkait dengan tugas dan tanggung jawab.

7. MARKETING

Berfungsi :

̇ Menerima pelayanan dari luar yang berkaitan dengan pekerjaan (job).

̇ Memberi informasi tata cara prosedur yang berkaitan pekerjaan kepada pihak luar, instansi, asuransi, pribadi.

̇ Pengenalan produk keluar dengan mengharap agar informasinya biasanya menyebar keluar dengan baik dan support yang baik.

̇ Mengemban misi dalam penigkatan produk bahwa “saya terbaik”.

8. SUPERVISOR QUALITY CONTROL

Berfungsi :

̇ Memimpin, membina, mengarahkan, mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengendalian kualitas.

̇ Memberikan petunjuk pengembangan metode, sistem dan prosedur kerja untuk lebih meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

̇ Memberikan masukan dan penetapan strategi pengendalian kualitas beserta program kerjanya dan melaksanakannya.

̇ Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja dan anggaran bagian pengendalian kualitas.


(23)

̇ Melakukan pengamatan pada bagian-bagian produksi terhadap barang-barang yang sedang dalam proses produksi.

̇ Menyelenggarakan pengujian yang bersifat fisik, mekanis dan kimiawi terhadap barang hasil produksi, sesuai dengan ketentuan yang diperlukan sebelum diserahkan kepada pemesan.

̇ Memberikan evaluasi terhadap barang-barang hasil produksi.

̇ Menyusun statistika kualitas produk menurut klasifikasi yang diperlukan.

̇ Menyampaikan laporan berkala seluruh kegiatan pengendalian kualita kepada general manajer PT. Coffindo.

9. SUPERVISOR FINANCE ACCOUNTING

Berfungsi :

̇ Melaksanakan, mengatur dan mengawasi pembukuan atau pencatatan atas transaksi keuangan perusahaan dan menatausahakan segala sesuatunya yang berhubungan dengan masalah-masalah kepegawaian dan umum.

̇ Meneliti, menganalisa laporan-laporan keuangan untuk mendapatkan gambaran tentang likuiditas dan kegiatan perusahaan.

̇ Membuat laporan bulanan.

̇ Bertanggung jawab terhadap inventaris dan asset dalam kantor.

̇ Menyusun, merumuskan dan mengembangkan rencana dan prosedur untuk melaksanakan kegiatan di bidang keuangan akuntansi.

̇ Menjaga rahasia perusahaan dan senantiasa mematuhi perintah atasan. ̇ Mengkoordinasikan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran beban.


(24)

̇ Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan anggaran serta pelaporannya. ̇ Membuat daftar gaji karyawan.

̇ Melaksanakan verifikasi atas dokumen pembayaran cash, giro dan gaji. ̇ Mengelola data untuk keperluan akuntansi beban.

10. SUPERVISOR HRD ( Human Recources Development )

Berfungsi :

̇ Mempersiapkan dan melakukan proses seleksi, perekrutan karyawan sesuai dengan kualifikasi dan berdasarkan kebutuhan perusahaan.

̇ Membuat job description struktur organisasi perusahaan.

̇ Melaksanakan pembinaan karyawan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

̇ Mengevaluasi seluruh karyawan setiap semester dan membuat laporan tahunan mengenai konduite karyawan.

̇ Membuat rekapitulisasi daftar kenaikan gaji untuk diajukan kepada Direktur Utama.

̇ Memeriksa rekapitulisasi absensi bulanan karyawan yang dibuat oleh bagian administrasi.

̇ Memeriksa pengajuan beban pengobatan karyawan yang sakit jika diperlukan sebelum dibayar.

̇ Mengatur dan memeriksa pelaksanaan pembayaran gaji, uang makan, transport, tunjangan komunikasi dan jabatan serta lembur karyawan.


(25)

̇ Membuat program-program keagamaan dan kekeluargaan di kalangan intern perusahaan dan bekerjasama dengan pihak eksternal dalam hal program –program sosial .

̇ Melakukan follow up terhadap karyawan bermasalah baik kedisiplinanmaupun kehadirannya dan permasalahan antar karyawan serta antara karyawan dengan manajemen.

̇ Menyediakan sarana kesehatan dan P3K di dalam lingkungan perusahaan.

̇ Melakukan program reward bagi karyawan berprestasi baik karyawan tetap maupun tidak tetap dan punishment bagi karyawan yang melanggar peraturan dan kebijakan perusahaan.

̇ Mengatur pelaksanaan program asuransi dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

̇ Mengawsi kehidupan rumah tangga perusahaan khususnya internal dan eksternal pada umunya.

̇ Bersama bagian administrasi melakukan inventarisis aset-aset perusahaan dan melaporkan kepada Direktur Utama setiap bulannya.

̇ Melaksanakan Filling.

̇ Melakukan interaksi berupa hubungan atau kerjasama kepada perusahaan dan instansi lainnya.

̇ Melakukan pengembangan usaha perusahaan baik dari sumber dana yang ada maupun dari jenis usaha lainnya.


(26)

11. ADMINISTRASI

Berfungsi :

̇ Mengagendakan surat masuk / keluar. ̇ Mengirim surat keluar sesuai alamatnya. ̇ Menjilid berkas / arsip.

̇ Mengarahkan atau mendistribusikan surat masuk.

12. KASIR

Berfungsi :

̇ Memegang buku kas kecil. ̇ Membukukan semua penerimaan.

̇ Membukukan semua pengeluaran yang telah disetujui pimpinai bengkel. ̇ Membuat perhitungan belanja harian.

̇ Membuat perhitungan belanja karyawan.

13. STAFF KEUANGAN

Berfungsi :

̇ Manajer keuangan bertugas membantu direktur dan pengelolaan operasi pemasaran, pengadaan akuntansi dan melakukan transaksi.

̇ Menyusun anggaran beban dan kas untuk keperluan seluruh kegiatan operasional perusahaan, mengelola setiap kas dan bank, jaminan bank serta urusan pajak. ̇ Membuat laporan keuangan dan rencana anggaran beban (RAPB) untuk tender


(27)

14. TEKNISI

Berfungsi :

̇ Mengecek kondisi peralatan perusahaan baik mesin-mesin maupun peralatan kantor seperti komputer.

̇ Memperbaiki atau mengganti bila ada ditemukan peralatan atau sistem yang rusak atau sudah tidak bisa dipakai lagi.

15. SECURITY

Berfungsi :

̇ Karyawan dengan tugas tertentu.

̇ Mengawasi keluar / masuk para tamu yang datang ke perusahaan.

̇ Mengamankan keadaan dari hal yang mencurigakan atu pencurian, perkelahian, pertengkaran dalam lingkungan perusahaan.

̇ Mengatur kendaraan tamu.


(28)

B. ANGGARAN BEBAN OPERASIONAL

1. Pengertian Anggaran

Menurut Gunawan Adisaputra ( 2004 : 2) anggaran atau budget merupakan ungkapan keuangan dari program kerja untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan anggaran perudsahaan, yaitu bussiness budget, profit planning, and control, comprehensive budgeting, bussines budget and control.

.Menurut M. Munandar ( 2001 : 1) mendefinisikan anggaran sebagai berikut : “ Yang dimaksud dengan business budget atau anggaran ialah suatu rencana yang disusun

secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu yang akan datang. “

Menurut Nafarin ( 2004 : 12 ) anggaran adalah proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba. Anggaran (budget) merupakan rencana teertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuatitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk suatu jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen .

Menurut Carter dan Usry ( Krista, 2004 : 13) anggaran (budget) adalah pernyataan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen.

Sedangkan anggaran menurut Glenn A. Welsch ( Purwatiningsih, 2000 : 5 ) yaitu “ istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk perencanan, pengkoordinasian dan pengendalian tentang tanggung jawab manajemen. “


(29)

Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitaif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.

Berdasarkan kutipan diatas dapat dirumuskan bahwa anggaran adalah rencana kerja sistematis yang tertulis mengenai kegiatan perusahaan yang disusun melalui analisa yang cermat berdasarkan periode yang lalu dengan memilikinya dalam satuan uang yang dijabarkan dalam bentuk angka-angka yang merupakan pencerminan tujuan perusahaan yang disusun dalam jangka waktu tertentu.

2. Jenis – jenis Anggaran

Menurut M. Munandar ( 2001 : 10 ) Anggaran dapat dikelompokkan menjadi :

a. Menurut Dasar Penyusunan

̇ Anggaran Variabel

Adalah anggaran yang disusun berdasarkan internal kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat–tingkat aktivitas yang berbeda.

̇ Anggaran Tetap

Adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kepastian tertentu.

b. Menurut Cara Penyusunan

̇ Anggaran Periodik

Adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.


(30)

̇ Anggaran Kontinu

Adalah anggaran yang disusun untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat pada periode sebelumnya.

c. Menurut Jangka Waktu

̇ Anggaran Jangka Pendek

Adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun. ̇ Anggaran Jangka Panjang

Adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran ini untuk keperluan investasi barang modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal, anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

d. Menurut Bidangnya

̇ Anggaran Operasional

Adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran ini terdiri dari : anggran penjualan, anggaran beban pabrik, anggaran bebean usaha, dan anggaran laporan laba rugi.

̇ Anggaran Keuangan

Adalah anggaran yang menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari : anggaran kas, anggaran piutang, aggaran persediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.

e. Menurut Kemampuan Menyusun


(31)

Merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif perpaduan dari anggaran operasional dari anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

̇ Anggaran Parsial

Merupakan anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, untuk yang dapat disusun hanya anggaran operasional.

f. Menurut Fungsinya

̇ Anggaran Appropriasi ( Appropriation budget )

Merupakan anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan data boleh digunakan untuk tujuan lain.

̇ Anggaran Kinerja ( Performance budget )

Merupakan anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya : nilai untuk menilai apakah beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

3. Keuntungan dan Kelemahan Anggaran

a. Keuntungan Anggaran

Sistem anggaran memiliki beban dan memerlukan pengorbanan tapi dibalik pengorbanan itu banyak keuntungan . Keuntungannya adalah sebagai berikut :

̇ Mempercepat dan mengefisiensikan pencapaian tugas.

̇ Mengurangi tugas-tugas rutin operasional pimpinan sehingga ia lebih terfokus kepada hal-hal yang bersifat jangka penjang dari strategis.


(32)

̇ Meningkatkan daya kompetensi, motivasi, dan menimbulkan proses penilaian yang lebih obyektif.

̇ Dapat menilai kemajuan kerja (progress) pencapaian tujuan. ̇ Dapat mengetahui lebih dini setiap penyimpangan dari tujuan. ̇ Dapat membedakan antara yang efisien dan yang tidak efisien. ̇ Mengurangi hal-hal yang bersifat kabur, ambivalen, atau ambisius.

̇ Dapat memantapkan pelaksanaan manajemen, pengawasan, akuntansi secara lebih baik.

̇ Dapat mengarahkan kegiatan ke bidang yang lebih menguntungkan. ̇ Dapat menilai prestasi karyawan / bagian yang lebih obyektif.

b. Kelemahan Anggaran

Meskipun banyak keuntungan yang diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih terdapat kelemahan-kelemahan yang membatasi anggaran, Yaitu:

̇ Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.

̇ Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.

̇ Kondisi yang terjadi tidak selalu 100% sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.


(33)

4. Fungsi Anggaran

Anggaran bermanfaat untuk membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Adapun fungsi anggaran sebagai berikut :

a. Fungsi Perencanaan

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. Jadi proses perencanaan sangat penting bagi perusahaan untuk memberitahukan kepada organisasi tentang tujuan dan penetapan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuannya.

Menurut Welsch ( Purwatiningsih, 2002 : 5 ), pengertian perencanaan adalah sebagai berikut :

“ Perencanaan adalah proses pembuatan tujuan perusahaan dan memilih tindakan masa datang untuk mencapainya.”. Hal yang dipermasalahkan dalam suatu rencana yang dibuat adalah :

1. Apa yang harus direncanakan. 2. Bagaimana melakukan rencana itu. 3. Kapan rencana tersebut dilakukan .

4. Siapa yang akan melaksanakan rencana tersebut.

Rencana yang baik tentunya diharapkan akan memperoleh hasil yang baik pula. Suatu rencana dikatakan baik apabila disusun dengan fakta yang up to date dan realible yang dapat mendukung rencana tersebut dengan asumsi yang diterima secara rasional serta melibatkan semua lapisan manajemen.


(34)

Keikutsertaan semua lapisan manajemen dalam menyusun suatu rencana akan menghasilkan dampak positif dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu :

1. Terdapatnya kerjasama yang baik antara semua lapisan manajemen.

2. Terdapatnya penyesuaian aktivitas yang akan membantu kelancaran operasi perusahaan.

3. Rencana disusun akan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

b. Fungsi Koordinasi

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik, menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan terjamin.

Koordinasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam melaksanakan rencana, sebab koordinasi merupakan keterpaduan dari semua kegiatan yang ada di dalam anggaran. Tanpa adanya koordinasi maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan dapat dicapai. Welsch ( Purwatiningsih, 2002 : 5 ) memberikan pengertian koordinasi sebagai berikut : “ Koordinasi adalah proses yang mengaitkan karyawan dengan pekerjaan secara timbal balik untuk mencapai tujuan organisasi.”

Dari pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa koordinasi itu penting dalam mengintegrasikan kegiatan-kegiatan dalam suatu perusahaan. Agar fungsi koordinasi efektif, ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan :

1. Adanya rencana / anggaran yang realistis.


(35)

3. Harus ada komunikasi yang baik dari semua lapisan manajemen.

c. Fungsi Pengawasan

Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding realisasi kegiatan

perusahaan nantinya. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses / kurang sukses bekerja dan dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui penyebab penyimpangan antara anggaran dan realisasi serta kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

Untuk menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan sebelumnya, manajemen mutlak mengadakan pengawasan. Welsch ( Purwatiningsih, 2002 : 5 ) memberikan defenisi pengawasan sebagai berikut : “ Pengawasan (control) adalah segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai perencanaanya apakah terhadap harta benda usaha diadakan pengamanan sebaik-baiknya.”

Fungsi pelaksanan dilakukan dengan mengukur dan memperbaiki pelaksanaan dari operasi perusahaan. Proses pengukuran dialkukan dengan membandingkan anggaran sebagai patokan dengan sebenarnya. Sehubungan dengan pengawasan ini manajemen PT. Coffindo menggunakan anggaran sebagai alat pengendalian pelaksanaan kegiatan. Pengendalian ini meliputi semua bidang dan departemen sehingga manajemen mengetahui penyimpangan yang terjadi.

Fungsi kooerdinasi dijalankan dengan baik dapat dilihat dari cara kerja setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi dimana keberhasilan pekerjaan tiap-tiap


(36)

bagian tergantung pada keberhasilan pekerjaan bagian lain dan adanya komunikasi yang baik sehingga kesalahpahaman dapat dihindari.

5. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran

Anggaran dapat berfungsi dengan baik apabila taksiran-taksiran (forecast) yang termuat di dalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan sebagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyususn anggaran. Adapun faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

a. Faktor-faktor intern yaitu, data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Penjualan tahun lalu.

2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya. 3. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.

4. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) atau keterampilan maupun keahliannya (kualitatif).

5. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.

6. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.

7. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, di bidang produksi, di bidang pembelanjaan, di bidang administrasi maupun di bidang personalia.


(37)

Sampai batas tertentu, perusahan masih dapat mengatur dan menyesuaikan faktor-faktor intern ini dengan apa yang di inginkan untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu faktor intern ini sering disebut sebagai faktor yang controllable yaitu faktor-faktor dalam batas tertentu masih dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan untuk periode budget yang akan datang.

b. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Keadaan persaingan.

2. Tingkat pertumbuhan penduduk. 3. Tingkat penghasilan masyarakat. 4. Tingkat pendidikan.

5. Tingkat penyebaran penduduk.

6. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.

7. Bebagai kebijakan pemerintah baik di bidang politik, ekonomi, social budaya maupun keamanan.

Terhadap faktor ini perusahaan tidak mampu mengaturnya sesuai dengan apa yang diinginkan dalam periode budget yang akan datang. Oleh karena itu, faktor ekstern ini sering disebut dengan faktor Uncontrollable (tidak dapat diatur), yaitu faktor-faktor yang tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan.


(38)

Contoh - contoh Anggaran

Contoh-contoh anggaran terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran beban bahan baku, anggaran beban tenaga kerja langsung, anggaran laporan laba rugi, anggaran beban overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.

Berikut ini adalah contoh penyusunan anggaran-anggaran dari sebuah perusahaan yang memproduksi kecap, yang terdapat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 2.1

Perusahaan Kecap Sehat Anggaran Penjualan

Tahun Berakhir 31 Desember 2005,2006,2007,2008,2009

Banjarmasin Martapura Total Tahun Keterangan

Sedang Manis Asin Sedang Manis Asin Sedang Manis Asin Jumlah 2005

Penjualan

(botol) 500 500 35000 - - - 500 500 35000 36000

Harga jual per

botol 500 600 500 - - - 500 600 500 - Penjualan (Rp) 250000 300000 17.500.000 - - - 250000 300000 17.500.000 18.050.000

2006

Penjualan

(botol) 8 16000 12000 4000 8000 6000 12000 24000 18000 54000

Harga jual per

botol 500 600 500 600 750 600 - - - - Penjualan (Rp) 4.000.000 9.600.000 6.000.000 2.400.000 6.000.000 3.600.000 6.400.000 15.600.000 9.600.000 31.600.000

2007

Penjualan

(botol) 8000 19000 12700 2300 5000 3000 10300 24000 15700 50000

Harga jual per

botol 500 600 500 600 750 600 - - - - Penjualan (Rp) 4.000.000 11.400.000 6.350.000 1.380.000 3.750.000 1.800.000 5.380.000 15.150.000 8.150.000 28.680.000

2008

Penjualan

(botol) 6600 14200 10000 2300 6000 3000 8900 20200 13000 42100

Harga jual per

botol 500 600 500 600 750 600 - - - - Penjualan (Rp) 3.300.000 8.520.000 5.000.000 1.380.000 4.500.000 1.800.000 4.680.000 13.020.000 6.800.000 24.500.000

2009

Penjualan

(botol) 4400 11000 6000 1000 4000 1000 5400 15000 7000 27400

Harga jual per

botol 500 600 500 600 750 600 - - - - Penjualan (Rp) 2.200.000 6.600.000 3.000.000 600000 3.000.000 600000 2.800.000 9.600.000 3.600.000 16.000.000


(39)

Untuk menyusun anggaran produksi terdapat pada Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2.2

Perusahaan Kecap Sehat Anggaran Produksi

Tahun Berakhir 31 Desember 2005,2006,2007,2008,2009 (Dalam Botol)

Tahun / Jenis

Kecap Penjualan

Persediaan Barang Jadi

Akhir

Produk Siap Dijual (2) + (3)

Persediaan Barang Jadi

Awal

Produksi (4) + (5)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

500 500 35.000 100 125 100 600 625 35.100 0 0 0 600 625 35.100 2005 Sedang Manis Asin Total

36.000 325 36.325 0 36.325 12.000 24.000 18.000 120 110 110 12.120 24.110 18.110 100 125 100 12.020 23.985 18.010 2006 Sedang Manis Asin Total

54.000 340 54.340 325 54.015

10.300 24.000 15.700 100 130 110 10.400 24.130 15.810 120 110 110 10.280 24.020 15.700 2007 Sedang Manis Asin Total

50.000 340 50.340 340 50.000

8.900 20.200 13.000 90 110 100 8.990 20.310 13.100 100 130 110 8.890 20.180 12.990 2008 Sedang Manis Asin Total

42.100 300 42.400 340 42.060

5.400 15.000 7.000 80 100 90 5.480 15.100 7.090 90 110 100 5.390 14.990 6.990 2009 Sedang Manis Asin

Total 27.400 270 27.670 300 27.370

Sumber : M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan (tahun 2004)

Setelah menyusun anggaran produksi seperti Tabel 2 diatas, kemudian langkah selanjutnya menyusun amggaran beban pabrik, berupa anggaran beban bahan baku pada dan anggaran beban tenaga kerja langsung pada, dan anggaran biaya overhead pabrik.


(40)

Anggaran beban bahan baku pada Tabel 3 berikut ini disusun berdasarkan anggaran produksi pada Tabel 2 dan dari data beban bahan baku perbotol kecap.

Karena persediaan bahan baku awal sama dengan akhir, maka anggaran pembelian bahan baku sama dengan anggaran beban bahan baku seperti Tabel 3.

Tabel 2.3

Perusahaan Kecap Sehat Anggaran Beban Bahan Baku

Tahun yang Berakhir 31 Desember 2005,2006,2007,2008,2009 (Dalam Botol)

Keterangan Kecap

Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total

2005

Produksi (botol)

Beban bahan baku per botol Beban bahan baku

600 320 192.000 625 380 237.500 35.100 260 9.126.000 36.325 9.555.500 2006 Produksi (botol)

Beban bahan baku per botol Beban bahan baku

12.020 320 3.846.400 23985 380 9.114.300 18.010 260 4.682.600 54.015 17.643.300 2007 Produksi

Beban bahan baku per botol Beban bahan baku

10.280 320 2.844.800 24.020 380 9.127.600 15.700 260 4.082.000 50.000 16.499.200 2008 Produksi

Beban bahan baku per botol Beban bahan baku

8.890 320 2.844.800 20.160 380 7.668.400 12.990 260 3.377.400 42.060 13.890.600 2009 Produksi

Beban bahan baku per botol Beban bahan baku

5.390 320 1.724.800 14.990 380 5.696.200 6.990 260 10817.400 27.370 9.238.400

Sumber : M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan (tahun 2004)

Setelah menyusun amggaran beban bahan baku, kemudian disusun anggaran beban tenaga kerja langsung seperti Tabel 4 . Penyusunan anggaran beban tenaga kerja langsung didasarkan pada anggaran produksi Tabel 2 dan data upah per botol.


(41)

Tabel 2.4

Perusahaan Kecap Sehat

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tahun yang Berakhir 31 Desember 2005,2006,2007,2008,2009

Tahun Total Produksi Upah Per Botol Biaya Tenaga Kerja Langsung 2005 2006 2007 2008 2009 36.325 botol 54.015 botol 50.000 botol 42.060 botol 27.370 botol Rp 50 Rp 50 Rp 50 Rp 50 Rp 50 Rp 1.816.250 Rp 12.700750 Rp 2.500.000 Rp 2.103.000 Rp 1.368.500

Sumber : M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan (tahun 2004)

Unsur beban pabrik yang ketiga adalah beban overhead pabrik. Berdasarkan dari data-data yang ada disusn anggaran beban overhead pabrik seperti Tabel 5.

Tabel 2.5

Perusahaan Kecap Sehat Anggaran Beban Overhead Pabrik

Tahun yang Berakhir 31 Desember 2005,2006,2007,2008,2009 (Dalam Rupiah)

Unsur BOP 2005 2006 2007 2008 2009

Bahan Pembantu Tenaga kerja tak langsung Depresiasi Lainnya 304.640 230.000 2.208.000 105.000 360.000 248.000 2.208.000 132.000 350.000 230.000 2.208.000 212.800 340.000 230.000 2.208.000 155.400 250.000 230.000 2208.000 116.400

Jumlah 2.847.640 2948.000 3.000.800 2.933.400 2.804.400


(42)

Setelah menyusun anggaran beban overhead pabrik, kemudian disusun anggaran beban usaha seperti tabel 6.

Tabel 2.6

Perusahaan Kecap Sehat Anggaran Beban Usaha

Tahun yang Berakhir 31 Desember 2005,2006,2007,2008,2009 (Dalam Rupiah)

Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Beban Penjualan Kerugian piutang Depresiasi Lainnya 0 10.000 1.106.405 596.300 10.000 2.670.000 480.000 10.000 2230.289 320.000 10.000 2.507.422 160.000 10.000 1.645.973 Jumlah 1 1.116.405 3.276.300 20720.289 2.837.422 1.815.973

Beban Administrasi Depresiasi Lainnya 20.000 300.000 20.000 380.000 20.000 360.000 20.000 350.000 20.000 340.000

Jumlah 2 320.000 400.000 380.000 370.000 360.000

Beban usaha 1 + 2 1.436.405 3.676.300 3.100.289 3207.422 2175.973

Sumber : M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan (tahun 2004)

Untuk menghitung harga pokok persediaan barang jadi diperlukan perhitungan harga pokok barang jadi per unit (botol) seperti Tabel 7.

Tabel 2.7

Tahun Beban Pabrik Anggaran Produksi Harga Pokok Per Botol

2005 2006 2007 2008 2009

Rp 14.219.390 : 36.325 botol = Rp 391,49 Rp 23.292.050 : 54.015 botol = Rp 431,00 Rp 22.000.000 : 50.000 botol = Rp 440,00 Rp 18.927.000 : 42.060 botol = Rp 450,00 Rp 13.411.300 : 27.370 botol = Rp 490,00


(43)

Pada Tabel 7 perhitungan harga pokok barang jadi per unit (botol) menggunakan metode rata-rata, yaitu beban pabrik dibagi jumlah produksi dalam unit.

Berdasarkan data kuantitas persediaan akhir di kali dengan harga pokok barang jadi per unit pada tabel 7 dibuat perhitungan persediaan barang jadi akhir seperti Tabel 8.

Tabel 2.8

Tahun

Kuantitas Persediaan Barang Jadi Akhir

Harga Pokok Barang Jadi Per Unit

Persediaan Barang Jadi Akhir 2005 2006 2007 2008 2009

325 botol x Rp 391,49 = Rp 127.721 340 botol x Rp 431,00 = Rp 146.540 340 botol x Rp 440,00 = Rp 149.600 300 botol x Rp 450,00 = Rp 135.000 270 botol x Rp 490,00 = Rp 132.300

Sumber : M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan (tahun 2004)

Dari beberapa macam unsur anggaran operasional yang telah kita susun terdahulu, kemudian disusun anggaran operasional yang terakhir, yaitu anggaran laporan laba rugi seperti Tabel 9.

Tabel 2.9

Perusahaan Kecap Sehat Anggaran Laporan Laba Rugi

Tahun yang Berakhir 31 Desember 2005,2006,2007,2008,2009 (Dalam Rp)

Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Penjualan

Beban bahan baku Beban tenaga kerja Beban overhead pabrik Beban pabrik (2+3+4) Barang jadi awal Barang siap dijual

18.050.000 9.555.500 1.816.250 2.847.640 14.219.390 0 14.219.390 31.600.000 17.643.300 2.700.750 2.948.000 23.292.050 127.221 23.419.271 28.680.000 16499.200 2.500.000 3.000.800 22.000.000 146.540 22.146.540 24.500.000 13.890.600 2.103.000 2.933.400 18.927.000 149.600 19.076.600 16.000.000 9.238.400 1.368.500 2.804.400 13.411.300 135.000 13.546.300


(44)

Barang jadi akhir Harga pokok penjualan Laba kotor

Beban usaha Laba usaha Beban bunga Laba kena pajak Pajak 10% Laba setelah pajak

127.221 14.092.169 3.957.831 1.436.405 2.521.426 1.320.000 1.201.426 120.143 1.081283 146.540 23.272.731 8.327.269 3.676.300 4.650.969 1.500.000 3.150.969 315.097 2.835.872 149.600 21.996.940 6.683.060 3.100.289 3.582.771 1.043.811 2.538.960 253.896 2.285.064 135.000 18.941.600 5.558.400 3.207.422 2.350.978 734.478 1.616.500 161.650 1.454.850 132.300 3.414.000 2.586.000 2.175.973 410.027 388.027 22.000 2.200 19.800

Sumber : M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan (tahun 2004)

Pada Tabel 9 tampak beban bunga tahun 2006 sebesar Rp 1500.000 terdiri atas bunga kredit investasi sebesar Rp 1.320.000 ditambah bunga kredit modal kerja sebesar Rp 180.000.

Berdasarkan anggaran operasional yang telah disusun, kemudian disusun anggaran keuangan berupa anggaran laba ditahan, anggaran kas, dan anggaran neraca.

Berdasarkan data pada Tabel 9 yaitu laba setelah pajak kemudian dapat dihitung anggaran laba ditahan seperti Tabel 10.

Tabel 2.10 Perusahaan Kecap Sehat

Anggaran Laba Ditahan Tahun 2005,2006,2007,2008,2009

2005 = Rp 1.081.283

2006 = Rp 1.081.283 + Rp 2.835.872 = Rp 3.917.155 2007 = Rp 3.917.155 + Rp 2.835.064 = Rp 6.752.219 2008 = Rp 6.202.219 + Rp 1.454.850 = Rp 7.657.069 2009 = Rp 7.657.069 + Rp 19.800 = Rp 7.676.869

Sumber : M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan (tahun 2004)


(45)

Setelah menyusun anggaran laba ditahan kemudian disusun anggaran kas seperti pada Tabel 11. Pada Tabel 11 tampak angsuran pokok utang 2006 sebesar Rp 4.301.579, terdiri atas utang investasi sebesar Rp 2.301.579 ditambah angsuran pokok utang jangka pendek sebesar Rp 2.000.000.

Beban bunga tahun 2006 sebesar Rp 1.500.000 dihitung dengan rincian bunga utang jangka panjang sebesar Rp 1320.000 ditambah bunga utang jangka pendek sebesar Rp 180.000. Pinjaman tenaga kerja tahun 2005 sebesar Rp 169.062 dihitung sebagai berikut : 6,2598% x 2700.750 = Rp 769.062

Beban tenaga kerja langsung 2006 = 93,7402% x 2700750 = Rp 2.531.688 Jumlah = 100% Rp 2.700.750


(46)

Tabel 2.11 Perusahaan Kecap Sehat

Anggaran Kas

Tahun 2005,2006,2007,2008,2009 (Dalam Rp)

Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

18.050.000 0 11.000.000 22.000.000 29.050.000 33.000.000 9.755.500 0 1.816.250 169.062 639.640 1.406.405 1.320.000 120.143 0 25.065.000 0 2.000.000 0 27.065.000 0 16.054.900 0 2.531.688 0 740.000 3.050.000 1.500.000 315.097 4.304.579 22.748.867 6.535.000 0 0 29.283.867 0 15.013.802 1.588.400 2.500.000 0 792.800 2.590.289 1.043.811 253.896 2.557.768 19.433.307 5.931.133 0 0 25.364.440 0 12.640.050 1.485.398 2.103.000 0 725.400 2.857.422 734.478 161.650 2.887.101 12.691.19 5.066.693 0 0 17.757.832 0 8.406.681 1.250.550 1.368.500 0 596.400 1.985.973 388.027 2.200 3.233.552 48.277.000 28.493.264 26.360.766 23.594.499 17231.883 I. KAS MASUK

Penjualan tunai Penjualan kredit Utang bank Modal saham Jumlah kas masuk II. PENGELUARAN Aktiva tetap

Beli bahan baku tunai Beli bahan baku kredit Beban tenaga kerja Pinjaman tenaga kerja Beban overhead pabrik Beban usaha tunai Beban bunga Pajak

Angsuran pokok utang Jumlah kas keluar III. SURPLUS

IV. SALDO KAS AWAL V. SALDO KAS AKHIR

(19.177.000) 20.677.000 1.500.000 (1.428.264) 1.500.000 71.736 2.923.101 71.136 2.994.837 1.769.941 2.994.837 4.764.778 525.949 4.764.778 5.290.727

Sumber : M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan (tahun 2004)

Pada Tabel 11 kas masuk yang berasal dari penjualan tunai dan kredit dihitung seperti Tabel 12.


(47)

Tabel 2.12 Perusahaan Kecap Sehat

Anggaran Neraca

Tahun 2005,2006,2007,2008,2009 (Dalam Rp)

Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

1.500.000 0 0 169.062 127.221 200.000 1.996.283 19.300.000 1.866.000 (16.000) 958.000 (8.000) 11.000.000 (2.200.000) 100.000 (10.000) 99.000 (4.000) 31.085.000 200.000 600.000 200.000 1.000.000 71.736 6.535.000 (596.300) 0 146.540 200.000 6.356.976 19.300.000 1.866.000 (32.000) 958.000 (16.000) 11.000.000 (4.400.000) 100.000 (20.000) 99.000 (8.000) 28.847.000 200.000 600.000 200.000 1.000.000 2.994.837 5.931.133 (1.076.300) 0 149.600 200.000 8.199.270 19.300.000 1.866.000 (48.000) 958.000 (24.000) 11.000.000 (6.600.000) 100.000 (30.000) 99.000 (12.000) 26.609.000 200.000 600.000 200.000 1.000.000 4.764.778 5.066.693 (1.396.300) 0 135.000 200.000 8.770.171 19.300.000 1.866.000 (64.000) 958.000 (32.000) 11.000.000 (8.800.000) 100.000 (40.000) 99.000 (16.000) 24.371.000 200.000 600.000 200.000 1.000.000 5.290.727 3.308.861 (1.556.300) 0 132.300 200.000 7.375.588 19.300.000 1.866.000 (80.000) 958.000 (40.000) 0 0 100.000 (50.0000 99.000 (20.000) 22.133.000 200.000 600.000 200.000 1.000.000 34.081.283 36.203.976 35.808.270 34.141.171 30.508.588

0 11.000.000 11.000.000 22.000.000 1.081.283 23.081.283 1.588.400 8.698.421 10.286.821 22.000.000 3.917.155 25.917.155 1.485.398 6.120.653 7.606.051 22.000.000 6.202.219 28.202.219 1.250.550 3.233.552 4.484.102 22.000.000 7.657.069 29.657.069 831.719 0 831.719 22.000.00 7.676.869 29.676.869 Kas Piutang usaha Cadangan penghapusan Pinjaman tenaga kerja Persediaan barang jadi Persediaan bahan baku Aktiva lancar Tanah Bangunan kantor Cadangan depresiasi Bangunan pabrik Cadangan depresiasi Mesin dan alat pabrik Cadangan depresiasi Alat pemasaran Cadangan depresiasi Alat kantor Cadangan depresiasi Aktiva tetap Kas minimum Persediaan minimum Beban ditangguhkan Aktiva lainnya AKTIVA Utang usaha Utang investasi Utang Modal saham Laba ditahan Modal sendiri


(48)

C. DEFINISI DAN KLASIFIKASI BEBAN

1. Definisi Beban

Didalam pengelolaan perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, perusahaan swasta maupun pemerintah, yang mengejar laba atau tidak setiap harinya selalu berhadapan dengan istilah yang disebut beban yang dikeluarkan dalam operasional atau kegiatan.

Menurut Ray H. Garison (Nuri Hinduan, 2001 : 34) memberikan definisi beban sebagai berikut : “Beban adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan jasa, pengorbanan itu dapat diukur sebagai uang tunai yang dikeluarkan, harta yang dialihkan dan jasa yang diberikan“.

Menurut Handsen and Mowen (2000 : 36) mendefinisikan :

“Beban adalah nilai ekuivalen kas yang dikorbankan yang mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang datang bagi organisasi atau perusahaan”.

Menurut Carter dan Usry ( Krista, 2004 : 29) mendefinisikan :

“Beban (cost) sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat, sehingga dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain”

Dengan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa beban operasional adalah suatu rencana beban yang akan terjadi untuk tahun yang akan datang yang meliputi beban pemasaran dan beban administrasi dan umum sebagai alat pembantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen.


(49)

1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi. 2. Diukur dengan satuan uang.

3. Yang telah terjadi atau yang akan terjadi. 4. Untuk tujuan tertentu.

5. Beban dapat diartikan juga seperti beban, harga perolehan, harga pokok, nilai tukar dan pengorbanan.

2. Klasifikasi Beban

Kalsifikasi beban atau penggolongan beban merupakan proses pengelompokkan beban secara sistematis, atas keseluruhan elemen yang ada di dalam golongan.

a. Menurut fungsi pokok kegiatan perusahaan : ̇ Beban Produksi.

Yang termasuk di dalamnya adalah beban marginal, beban tenaga kerja langsung dan beban overhead.

̇ Beban Administrasi Umum.

Yaitu semua beban yang berhubungan dengan fungsi administrasi umum. ̇ Beban Pemasaran.

Yaitu beban yang diperlukan dalam rangka penjualan produksi yang sudah selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.

̇ Beban Keuangan.


(50)

b. Menurut periode akuntansi : ̇ Capital Expenditure.

Apabila ada manfaat dari adanya pengeluaran tersebut baru dapat dinikmati pada periode akuntansi berikutnya dan pengeluaran ini akan dibebankan pada periode akuntansi yang bisa menikmati manfaat tersebut.

̇ Revenue Expenditure.

Yaitu pengeluaran dimana manfaat dari adanya pengeluaran tersebut dapat dinikmati oleh periode akuntansi yang bersangkutan dan pengeluaran ini merupakan beban pada periode akuntansi tersebut.

c. Menurut tendensi perubahan terhadap aktivitas atau volume produksi : ̇ Beban Variabel ( Variable Cost).

Merupakan beban-beban yang mempunyai hubungan langsung dengan produksi atau proporsional.

̇ Beban Tetap (Fixed Cost).

Merupakan beban-beban yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya volume produksi.

̇ Beban Semivariabel ( Semivariable Cost).

Merupakan beban yang mempunyai hubungan dengan volume produksi akan tetapi hubungan tersebut tidak proporsional.

d. Menurut objek atau pusat beban yang dibebani : ̇ Beban Langsung.


(51)

Yaitu beban yang terjadi atau manfaatnya tidak diidentifikasikan kepada objek atau pusat beban tertentu.

̇ Beban Tidak Langsung.

Yaitu beban yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi kepada objek atau pusat beban tertentu, dan manfaatnya dinikmati beberapa objek atau pusat beban.

e. Menurut tujuan pengendalian beban : ̇ Beban Terkendali.

Merupakan beban yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpin tertentu dalam jangka waktu tertentu.

̇ Beban Tidak Terkendali.

Merupakan beban yang dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpian berdasarkan wewenang yang ia miliki dalam jangka waktu tertentu.

f. Menurut tujuan pengambilan keputusan : ̇ Beban Relevan.

Yaitu beban yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu beban tersebut harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

̇ Beban Tidak Relevan.

Yaitu beban yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu beban ini tidak diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.


(52)

Pengklasifikasian beban yang terdapat pada PT. Coffindo adalah sebagai berikut : a. Beban Gaji.

Beban ini termasuk beban gaji, tunjangan dan upah karyawan. b. Beban Peralatan.

Beban ini termasuk diantaranya beban pemeliharaan alat-alat perusahaan. c. Beban Pemeliharaan dan Perbaikan.

Beban ini diantaranya beban pemeliharaan dan perbaikan bangunan, kendaraan, dan alat-alat berat.

d. Beban Asuransi.

Beban ini terdiri dari beban asuransi gedung dan sarana pendukung lainnya seperti asuransi jiwa.

e. Beban Perjalanan, Transportasi dan Komunikasi.

Beban ini termasuk diantaranya beban transport karyawan, bahan bakar kendaraaan, beban telepon, fax, beban pos, dan pengiriman.

f. Beban Umum.

Beban ini termasuk barang alat-alat tulis, penerimaan karyawan, kerja praktek, rapat atau pertemuan, sewa, rekening listrik,rekening air dan serba-serbi lainnya.


(53)

D. PERENCANAAN ANGGARAN BEBAN OPERASIONAL

Setiap perusahaan harus mempersiapkan suatu perencanaan, yang merupakan suatu usaha untuk merumuskan tujuan-tujuan dan menyusun program operasi yang lengkap dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.termasuk pula proses penentuan strategi yang disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang. Tanpa adanya suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar suatu perusahaan besar akan mengalami kegagalan sedangkan untuk perusahaan kecil akan mengalami hambatan.

Menurut Nafarin (2004 : 04) bahwa :

“Perencanaan (planning) merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang juga merupakan upaya tindakan hati-hati sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik”.

Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan sebenarnya adalah menetapkan suatu cara bertindak sebelum tindakan itu sendiri dilaksanakan. Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta serta membuat dan menggunakan asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasikan dan merumuskan aktifitas yang dianggap perlu untuk mencapai hasil atas tujuan yang diinginkan.

Dengan perencanaan, maka orang tersebut diharuskan berpikir lebih dahulu tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang akan melaksanakannya serta bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilaksanakan tersebut. Dengan langkah ini, yaitu mengadakan pemikiran terlebih dahulu mengenai semua hal yang lebih


(54)

disebutkan diatas, diharapkan tujuan utama perusahaan telah ditetapkan sebelumnya sehingga dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan, rencana harus diimplementasikan, setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. “Perencanaan Kembali” kadang dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu perencanaan harus dipertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi secepat mungkin.

Dengan disusunnya perencanaan maka manfaat yang akan diperolh perusahaan adalah :

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.

2. Membantu dalam kristalisasi dalam masalah-masalah utama.

3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas. 4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.

5. Memberi cara pemberian perintah untuk beroperasi.

6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi antar organisasi.

7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami. 8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.


(55)

E. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN BEBAN OPERASIONAL

Pada dasarnya yang mempunyai wewenang dan mempunyai tanggung jawab atas penggunaan dan pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi perusahaan. Tetapi tugas menyiapkan dan menyusun serta melaksanakan kegiatan anggaran tidak harus ditangani sendiri melainkan didelegasikan kepada bagian lain. Namun partisipasinya tetap diperlukan terutama untuk memotivasikan dan mengarahkan manajer bawahannya dalam penyusunan anggaran. Untuk mendapatkan suatu anggaran yang baik diperlukan kerjasama antara bidang-bidang fungsional yang ada dalam perusahaan.

Dalam garis besarnya tugas menyusun dan menyiapkan anggaran dapat didelegasikan kepada :

1. Bagian Administrasi

Penyusunan anggaran bagian administrasi ini dilakukan oleh perusahaan – perusahaan yang kecil. Pada umumnya perusahaan ini tidak mempunyai kegiatan yang lebih kompleks dan spesifik. Sehingga dalam penyusunan anggaran beban operasionalnya tidak memerlukan campur tangan dari pihak lain, dalam arti hanya satu bagian saja yang bertanggung jawab terhadap Anggaran Beban Operasional tersebut.

2. Bagian Anggaran

Perusahaan besar umumnya mempunyai kegiatan – kegiatan yang cukup kompleks dan beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, oleh sebab itu tugas tersebut perlu melibatkan semua unsur yang terkait dalam panitia anggaran. Tim penyusun anggaran ini diketuai oleh seseorang pimpinan perusahaan. Tim tersebut membahas tentang rencana-rencana yang akan datang yang membuahkan hasil sehingga kesepakatan bersama


(56)

ini penting agar pelaksanaannya didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan dan mampu menciptakan kerjasama yang saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik.

Agar penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik dan lancar maka perlu ditetapkan suatu pedoman penyusunan anggaran. Pedoman penyusunan anggaran ini harus dibuat terperinci dan jelas, agar setiap bagian dapat mengikuti pedoman tersebut sesuai dengan kebutuhan dan fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanannya didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan dam mampu menciptakan kerjasama yang saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik.

Agar penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik dan lancar maka perlu diterapkan suatu pedoman penyusunan anggaran. Pedoman penyusunan anggaran ini harus dibuat terperinci dan jelas, agar setiap bagian dapat mengikuti pedoman tersebut sesuai dengan kebutuhan setiap bagian. Oleh sebab itu penyusunan anggaran harus dipersiapkan jauh sebelum pelaksanaan anggaran dimulai. Dengan demikian tersedia waktu yang cukup untuk membuat pertimbangan dan penilaian atas hal-hal yang dianggap perlu.

Pedoman penyusunan anggaran perusahaan itu harus mencerminkan materi apa yang akan dicapai baik untuk jangka panjang maupun untuk jangka pendek. Perencanaan dasar dari perusahaaan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, strategi perusahaaan serta uraian dasar pemikiran perusahaan.

Anggaran yang disusun akan menghasilkan rancangan anggaran (draft budget). Rancangan anggaran diserahkan pada pimpinan puncak perusahaan untuk disahkan sebagai anggaran yang defenitif. Sebelum itu ada kemungkinan perubahan berupa perbaikan-perbaikan yang dibahas oleh pimpinan dengan bagian yang diserahi tugas menyusun


(57)

rancangan anggaran tersebut. Anggaran yang defenitif dijadikan pedoman kerja, alat pengkoordinasian dan pengawasan kerja.

Setelah rancangan anggaran disahkan, panitia anggaran tidak dibubarkan melainkan secara berkala masih perlu untuk mengadakan pertemuan-pertemuan konsultatif yakni membahas pelaksanaan anggaran dari waktu ke waktu sehingga mampu meningkatkan kerjasama dan koordinasi dan merevisi anggaran yang telah disusun jika dianggap perlu.

Pada PT. Coffindo prosedur anggaran beban operasional dilakukan oleh bagian administrasi cabang perusahaan kemudian dikirim ke panitia anggaran pusat perusahaan.


(58)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. ANALISA DAN EVALUASI ANGGARAN BEBAN OPERASIONAL

Telah disebutkan dalam Bab II bahwa anggaran beban operasional yang lazim terjadi di perusahaan adalah anggaran beban tetap, anggaran beban variabel, anggaran beban semi variabel. Ketiga anggaran ini tergolong pada PT. Coffindo.

Beban sewa, beban asuransi, beban penyusutan, beban pajak adalah anggaran beban tetap. Beban pemasaran, beban listrik dan air, beban perjalanan dinas, beban pengangkutan, beban telepon dan facsimile adalah merupakan anggaran beban variabel. Sedangkan beban gaji dan tunjangan karyawan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban jasa professional, dan beban keperluan kantinue adalah merupakan anggaran beban semi variabel.

B. ANALISA DAN EVALUASI PROSEDUR PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN

ANGGARAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT. COFFINDO

Penyusunan anggaran beban operasional PT. Coffindo dilakukan dalam Rapat Anggota Tahunan yang telah ditentukan dan dihadiri oleh setiap kepala departemen dan dipimpin oleh ketua pengurus.

Dalam penyusunan anggaran ini PT. Coffindo menggunakan beberapa dasar, yaitu : 1. Anggaran tahun lalu

Salah satu pertimbangan didalam penyusunan anggaran tahun yang akan datang adalah anggaran tahun-tahun yang telah lewat. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah angka-angka di rata-rata dan lima tahun terakhir.


(59)

2.Realisasi tahun berjalan

Realisasi tahun berjalan merupakan hal yang paling penting diperhatikan dalam menyusun anggaran, karena angka-angka dari realisasi ini merupakan hal yang paling akurat.

3. Ramalan untuk tahun yang akan datang

Ramalan dalam hal-hal yang mungkin timbul pada masa yang akan datang harus disesuaikan, hal ini penting agar anggaran yang disusun dapat mendekati realisasi tahun yang akan datang.

Dalam rapat anggaran setiap departemen memberikan usulan dan tanggapan untuk kemudian dirundingkan agar dapat tersusun suatu konsep anggaran. Setelah konsep anggaran tersusun maka akan dibawa ke rapat kerja direktur beserta departemennya di kantor pusat, menilai dan mengadakan evaluasi. Pada saat pengevaluasian inilah para pihak yang berkepentingan menetapkan target yang ingin dicapai oleh PT. Coffindo. Langkah terakhir yang dilakukan oleh direktur perusahaan adalah mengesahkan anggaran tersebut.

Adapun contoh Master Budget yang terdapat pada PT. Coffindo, terdapat pada tabel 3.1 :


(60)

TABEL 3.1 PT. COFFINDO MASTER BUDGET PERIODE 31 DESEMBER 2007

(Dalam Rupiah) KETERANGAN

POS – POS ANGGARAN

PLAFOND ANGGARAN

REALISASI

ANGGARAN VARIANCE

Cash In

Pendapatan dan Penjualan Cash Out

Beban ATK

Beban Langganan Koran Beban Langganan Internet Beban Fotocopy & Percetakan Beban Peralatan & Barang Habis

Pakai Kantor Beban Appricial Gudang Beban BBM ADM & UMUM Beban Premi & Jamsostek Beban ADM & Umum Lainnya Beban Freight

Beban EMKL & Lainnya Beban Dokumen

Beban Muat Beban Bongkar

Beban Angkut Penjualan Beban Perlengkapan Kantor Beban Gaji

Beban Rekening Listrik Beban Rekening Telepon Beban Konsumsi Karyawan Beban Untuk Musholla Beban Sumbangan

Beban Perawatan Taman & Gudang

Beban Perawatan Perlengkapan Beban Perawatan Mesin

Beban Depresiasi Peralatan Kantor

Beban Depresiasi Peralatan Gudang

Beban Bunga Bank Beban Administrasi Bank Beban Bunga Non Bank

6.338.150.588 250.000 100.000 400.000 540.000 950.000 15.870.000 1.000.000 2.558.266 350.000 263.500.000 45.000.000 15.000.000 12.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 602.986.440 28.000.000 28.500.000 1.500.000 2.700.000 2.000.000 4.000.000 2.000.000 2.000.000 13.000.000 5.200.000 116.230.777 31.200.000 64.000.000 1.263.835.483 6.945.401.337 151.490 58.500 385.000 456.500 963.370 16.500.000 555.000 2.558.266 374.996 262.588.000 44.669.720 14.387.928 12.000.000 642.500 857.000 552.500 602.986.440 26.091.240 26.888.304 1.615.100 2.750.000 1.985.000 3.855.700 1.632.000 1.698.500 12.588.791 5.107.618 116.230.777 31.042.845 64.000.000 1.256.173.985

Rp 607.250.789

Rp 98.510 Rp 41.500 Rp 15.000 Rp 83.500 Rp (13.370) Rp (630.000) Rp 445.000 0 Rp (24.996) Rp (912.000)

Rp 330.280 Rp 612.072 Rp (900) Rp 357.500 Rp 143.000 Rp 447.500 0 Rp 1.908.760 Rp 1.611.696 Rp (115.100) Rp (50.000) Rp (15.000) Rp 144.300 Rp 368.000 Rp 301.500 Rp 411.209 Rp 92.382 0 Rp 157.155 0


(61)

Secara keseluruhan beban – beban operasional ini dapat diakumulasikan dengan baik dengan anggaran yang telah ditetapkan, dan pos-pos beban ini tidak sampai menghasilkan dana yang telah dianggarkan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan, ini dapat kita buktikan dari penjualan yang harga pokok penjualannya sebesar Rp 6.338.150.588,- dan penjualannya menjadi Rp 6.945.401.337,- maka perusahaan mengalami kenaikan kas sebesar Rp 607.250.789,-.


(62)

Untuk itu maka akan dianalisis satu persatu beban operasionalnya.

1. Beban ATK

Pada pos beban ATK, menganggarkan Rp 250.000,- dan realisasi beban sebesar Rp 151.490,- dan sisa anggaran sebesar Rp 38.510,- hal ini membuat perusahaan dapat menyimpan kembali dana yang tersisa.

2. Beban Langganan Koran, postage, dll.

Pada pos beban langganan koran, perusahaan menganggarkan 100.000 dan realisasi sebesar Rp 58.500,- sehingga perusahaan dapat menyimpan kembali dana yang tersisa sebesar Rp 41.500,-.

3. Beban Langganan Internet

Pada pos beban langganan internet, perusahaan menganggarkan Rp 400.000,- dan realisasi sebesar Rp 385.000,- maka dana yang tersisa sebesar Rp 15.000 dan perusahaan dapat menyimpan kembali dana tersebut.

4. Beban Fotocopy dan Percetakan Lainnya

Pada pos beban fotocopy dan percetakan ini, perusahaan menganggarkan Rp 540.000,- dan realisasi sebesar Rp 456.500,- sehingga perusahaan dapat menyimpan kembali dana yang tersisa sebesar Rp 83.500,-.

5. Beban Peralatan dan Barang Habis Pakai Kantor

Pada pos beban peralatan dan barang habis pakai kantor, perusahaan menganggarkan Rp 950.000,- dan realisasi sebesar Rp 963.370,- ini berarti dana yang terpakai melewati anggaran yang telah direncanakan sehingga perusahaan harus mengeluarkan tambahan dana untuk beban tersebut sebesar Rp 13.370,- . Hal ini dapat mengurangi modal perusahaan.


(63)

6. Beban Appricial Gudang

Pada pos beban appricial gudang, perusahaan menganggarkan Rp 15.870.000,- dan dalam realisasi sebesar Rp 16.500.000,- ini berarti dana yang terpakai melewati anggaran yang telah direncanakan sehingga perusahaan harus mengeluarkan tambahan dana untuk beban tersebut sebesar Rp 630.000,-.

7. Beban BBM ADM dan Umum

Pada pos beban ini, perusahaan menganggarkan Rp 1.000.000,-dan realisasi sebesar Rp 555.000,- maka dana yang masih tersisa sebesar Rp 445.000,- dan ini dapat disimpan kembali oleh perusahaan.

8. Beban Premi dan Jamsostek

Pada pos beban premi dan jamsostek, menganggarkan sebesar Rp 2.558.266,- dan realisasi beban tersebut sebesar yang direncanakan. Hal ini membuat perusahaan mengeluarkan dana anggaran untuk pos biaya premi dan jamsostek sesuai dengan yang direalisasikan.

9. Beban ADM dan Umum Lainnya

Pada pos beban ADM dan umum, perusahaan mengganggarkan sebesar Rp 350.000,- dan realisasi sebesar Rp 374.996,- ini berarti dana yang terpakai melewati anggaran yang telah direncanakan sehingga perusahaan harus mengeluarkan tambahan dana untuk beban tersebut sebesar Rp 24.996,- dan ini dapat mengurangi modal perusahaan.


(64)

10. Beban Freight

Pada pos beban freight, perusahaan menganggarkan sebesar Rp 26.500.000,- dan realisasi sebesar Rp 262.588.000,- dan sisa anggaran sebesar Rp 912.000,- hal ini membuat perusahaan dapat menyimpan kembali dana yang tersisa.

11. Beban EMKL dan Lainnya

Pada pos beban ini, perusahaan menganggarkan Rp 45.000.000,- dan realisasi sebesar Rp 44.669.720,- dan sisa anggaran sebesar Rp 330.280,- dan dapat disimpan kembali oleh perusahaan.

12. Beban Dokumen

Pada pos beban dokumen, perusahaan menganggarkan Rp 15.000.000,- dan realisasi sebesar Rp 14.387.928,- dan sisa anggaran sebesar Rp 612.000,- dan dana ini dapat disimpan kembali oleh perusahaan.

13. Beban Muat

Pada pos beban muat, perusahaan menganggarkan Rp 12.000.000,- dan realisasi sebesar Rp 12.000.900,- ini menyebabkan dana yang terpakai melebihi dari yang direncanakan sehingga perusahaan menambah dana sebesar Rp 900,-.

14. Beban Bongkar

Pada pos beban bongkar, perusahaan menganggarkan Rp 1.000.000,- dan realisasi sebesar Rp 642.500,- sehingga menyisakan dana sebesar Rp 357.500,- dan dapat disimpan kembali oleh perusahaan.


(1)

TABEL 3.3 PT. COFFINDO

PERHITUNGAN LABA RUGI PERIODE 31 DESEMBER 2007

( Dalam Rupiah )

Keterangan 31 Desember 2007

PENDAPATAN

PENDAPATAN USAHA Penjualan Barang Dagang Fee & Komisi Penjualan TOTAL PENDAPATAN USAHA

PENDAPATAN LAINNYA Pendapatan Lainnya Pendapatan Jasa

TOTAL PENDAPATAN LAINNYA TOTAL PENDAPATAN

HARGA POKOK PENJUALAN

Persediaan Awal Barang Jadi Harga Pokok Produksi Barang Jadi Siap Untuk Dijual Persediaan Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Operasional

TOTAL BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN SETELAH BEBAN PAJAK

LABA BERSIH SETELAH PAJAK

4.906.322.351 (30.853.030) 4.875.469.321 963.632.880 406.268.410 1.369.901.290 6.245.370.611 2.135.769.486 3.795.757.031 5.931.526.517 (1.961.467.049) (3.970.059.467) 2.275.311.144 (1.256.173.985) 1.019.137.159 0 1.019.137.159


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Dalam penyusunan anggaran beban operasional, PT. Coffindo ini dapat meningkatkan efisiensi perusahaan karena anggaran beban operasional PT. Coffindo ini berjalan baik dalam hal prosedur penyusunan anggaran dan pihak yang menjadi koordinatornya adalah kepala bagian pembukuan / keuangan sehingga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

2. Penyusunan anggaran beban operasional PT. Coffindo ini tidak menggunakan panitia / komite anggaran. Intruksi penyusunan anggaran datang dari direktur utama melalui kepala cabang di setiap cabangnya dan akan bertanggung jawab terhadap penyusunan anggaran beban operasional perusahaan.

3. Mekanisme penyusunan anggaran beban operasional PT. Coffindo ini menggunakan cara dengan mengikut sertakan seluruh unit-unit kerjanya untuk menyusun anggarannya masing-masing, dimana sebelumnya telah diberikan gambaran secara garis besar oleh manajemen puncak mengenai sasaran, target dan omset yang ingin dicapai perusahaaan, dengan cara sejauh inilah PT. Coffindo meningkatkan efesiensi perusahaannya.

4. Dalam anggaran operasionalnya, perusahaan ini menggolongkan beban – beban yang terdiri dari beban tetap dan beban variabel dan perencanaan yang dibuat perusahaan sehingga semua pihak dapat bertanggung jawab dalam penyusunan


(3)

5. Dalam penyusunan anggaran, pada beban ATK, beban langganan koran, beban langganan internet, beban fotocopy percetakan, beban BBM ADM dan UMUM, beban EMKL dan lainnya, beban dokumen, beban bongkar, beban angkut penjualan, beban perlengkapan kantor, beban rekening listrik, beban rekening telepon, beban perawatan taman dan gudang, beban perawatan perlengkapan, beban perawatan mesin, beban depresiasi peralatan kantor, beban depresiasi peralatan gudang, dan beban administrasi bank, perusahaan menganggarkan dana yang lebih besar. Sehingga dalam realisasi dana dari beban-beban tersebut lebih kecil maka perusahaan dapat menyimpan kembali dana yang tersisa.

6. Penyusunan anggaran pada beban peralatan dan barang habis pakai kantor, beban appricial gudang, beban ADM dan Umum lainnya, beban freight, beban muat, beban konsumsi karyawan, beban untuk musholla, beban sumbangan, mengalami realisasi dana yang lebih besar daripada dana yang telah direncanakan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan harus mengeluarkan dana tambahan untuk dana dari beban-beban tersebut dan dapat mengurangi modal perusahaan.

7. Penyusunan anggaran pada beban premi dan jamsostek, beban gaji, beban bunga bank dan beban bunga non bank, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian, karena realisasi dana tersebut sesuai dengan dana yang telah dianggarkan oleh perusahaan.

8. Dari anggaran beban-beban tersebut dapat diabandingkan bahwa rencana anggaran (plafond anggaran) lebih besar daripada realisasi anggaran, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dalam penyusunan anggaran.


(4)

B. SARAN

1. Mengingat pentingnya peranan anggaran, sebaiknya anggaran disusun secara teliti dan mengawasi lagi pengeluaran beban-beban yang tidak begitu penting guna meminimkan pengeluaran.

2. Perlu ditingkatkan pengawasan dari pimpinan perusahaan utnuk mencegah terjadinya pemborosan dana dan menghindari penyelewengan dana dari anggaran yang diterapkan.

3. Dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan yang sebenarnya, maka kiranya perlu diambil kebijakan agar perusahaan mampu memperhitungkan estimasi-estimasi kejadian pada masa yang akan datang sehingga realisasi dengan yang dianggarkan tidak jauh berbeda.

4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (skill) yang sekaligus merupakan modal kerja bagi perusahaan guna peningkatan efisiensi dan efektifitas perusahaan.

5. Karena anggaran tidak terlepas dari mekanisme kerja masing-masing badan organisasi perusahaan, pimpinan perlu mengambil langkah-langkah untuk menciptakan mekanisme kerja yang baik, seperti menciptakan keharmonisan kerja antar badan organisasi sebagai suatu kesatuan yang integral.

6. Hubungan baik antar pegawai sebaiknya dipertahankan dengan baik dan komunikasi yang sehat antar atasan dan bawahan guna terciptanya kerjasama yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan dan Asri Marwan, 2000, Anggaran Perusahaan, Edisi Satu, BPFE Yogyakarta.

Carter dan Usry, 2004, Akuntansi Biaya, Buku Satu, Edisi Tiga Belas,Krista, Thomson Learning, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Garrison Ray H, 2001, Akuntansi Manajemen, Edisi Sebelas,Nuri Hinduan, McGraw Hill, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen dan Mowen, 2000, Akuntansi Biaya, Edisi Satu,Dewi Fitrisari, Thomson Learning, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Madura Jeff, 2004, Pengantar Bisnis, Edisi Revisi, Saroyini W, Thomson Learning, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Marzuki, 2000, Metode Penelitian, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Munandar M, 2001, Budgetting , Edisi Satu, Penerbit BPFE Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Nafarin M, 2004, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Welsch Glenn A, 2000, Anggaran, Edisi Satu, Purwatiningsih, Pearson Education Asia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(6)