13
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI
Bab dua membahas tentang teori pengawasan secara internal maupun eksternal dan membahas mengenai pengertian kinerja dan jaksa.
BAB III : PROFIL KOMISI KEJAKSAAN DAN PENGADILAN TINGGI
JAKARTA Bab tiga membahas tentang kedudukan komisi kejaksaan dalam sistem
ketatanegaraan indonesia, visi, misi, strategis serta kode etik Komisi Kejaksaan Republik Indoensia, tugas dan wewenang, keanggotaan,
landasan hukum komisi kejaksaan, kedudukan pengadilan tinggi jakarta, visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, fungsi tugas dan yuridis.
BAB IV : PENGAWASAN TEHADAP KINERJA JAKSA OLEH KOMISI
KEJAKSAAN Dalam bab ini dipaparkan tentang mekanisme dan prosedur pengawasan
pegawai kejaksaan
oleh Komisi Kejaksaan, pelaksanaan tugas
pengawasan, pemantauan, penilaian atas kinerja dan atau perilaku Jaksa pegawai Kejaksaan oleh Komisi Kejaksaan RI di pengadilan tinggi
Jakarta, hambatan Komisi Kejaksaan RI dalam pelaksanaan tugas, analisis penulis.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran penulis yang didapatkan berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya.
14
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Pengawasan
Salah satu prinsip negara modern sebagaimana dikemukakan oleh Jimly Assiddiqe yakni transparansi dan kontrol sosial. Salah satu keterpurukan
hukum yang terjadi pasca reformasi pada 1998 adalah tidak terdapatnya keterbukaan dan kontrol sosial dalam pengambilan keputusan-keputusan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Lord Acton telah mengarai bahwa kekuasaan itu memiliki kecenderungan untuk disalah gunakan corrupt.
Penyalahgunaan itu yang harus dibatasi, oleh karena itu aspek pengawasan menjadi titik sorotan yang penting saat ini.
Menurut Sunaryati Hartono, perkembangan Negara Hukum pada abad ke 21 ini telah mengarah kepada konsep Negara Hukum yang bertanggung
jawab Verantwoordings Rechtsstaat. Akibat pergeseran itu, pilar kekuasaan negara sebagaimana dirintis oleh Montesqiueu yang terdiri atas Eksekutif,
Legislatif dan Yudikatif telah bertambah dengan pilar ke empat yakni lembaga lembaga pengawasan seperti Ombudsman maupun Badan Pengawas
Keuangan
1
. Sebagai bahan perbandingan diambil beberapa pendapat para sarjana
di bawah ini antara lain: Menurut Prayudi: “Pengawasan adalah proses kegiatan-kegiatan yang
1
Sunaryati Hartono, “Peran State Auxiliary bodies dalam Rangka Konsolidasi Konstitusi Menuju Grand Design Sistem dan Politik Hukum Nasional”, Makalah disampaikan dalam
Konvensi hukum Nasional tentang Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai Landasan Konstitusional Grand Design Sistem dan Politik Hukum Nasional.
Diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Borobudur, Jakarta, 15-16 April 2008, hal.3