14
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Pengawasan
Salah satu  prinsip  negara  modern sebagaimana  dikemukakan  oleh  Jimly Assiddiqe  yakni  transparansi  dan  kontrol  sosial.  Salah  satu  keterpurukan
hukum  yang  terjadi  pasca  reformasi  pada  1998  adalah  tidak terdapatnya keterbukaan dan kontrol sosial dalam pengambilan keputusan-keputusan yang
menyangkut  hajat  hidup  orang  banyak.  Lord  Acton  telah  mengarai  bahwa kekuasaan  itu  memiliki  kecenderungan  untuk  disalah  gunakan  corrupt.
Penyalahgunaan  itu  yang  harus  dibatasi,  oleh  karena  itu  aspek  pengawasan menjadi titik sorotan yang penting saat ini.
Menurut Sunaryati Hartono, perkembangan Negara Hukum pada abad ke  21  ini  telah  mengarah  kepada  konsep  Negara  Hukum  yang  bertanggung
jawab Verantwoordings Rechtsstaat. Akibat pergeseran itu, pilar kekuasaan negara  sebagaimana  dirintis  oleh  Montesqiueu  yang  terdiri  atas  Eksekutif,
Legislatif dan Yudikatif telah bertambah dengan pilar ke empat yakni lembaga lembaga  pengawasan  seperti  Ombudsman  maupun  Badan  Pengawas
Keuangan
1
. Sebagai  bahan  perbandingan  diambil  beberapa  pendapat  para  sarjana
di bawah ini antara lain: Menurut  Prayudi:  “Pengawasan  adalah  proses  kegiatan-kegiatan  yang
1
Sunaryati Hartono, “Peran State Auxiliary bodies dalam Rangka Konsolidasi Konstitusi Menuju  Grand  Design  Sistem  dan  Politik  Hukum  Nasional”,  Makalah  disampaikan  dalam
Konvensi hukum Nasional tentang Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai  Landasan  Konstitusional  Grand  Design  Sistem  dan  Politik  Hukum  Nasional.
Diselenggarakan  oleh  Badan  Pembinaan  Hukum  Nasional,  di  Hotel  Borobudur,  Jakarta,  15-16 April 2008, hal.3
15
membandingkan  apa  yang  dijalankan,  dilaksanakan,  atau  diselenggarakan  itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan”.
2
Menurut  Saiful  Anwar:  “Pengawasan  atau  kontrol  terhadap  tindakan aparatur pemerintah diperlukan agar pelaksanaan  tugas  yang telah ditetapkan
dapat mencapai tujuan dan terhindar dari penyimpangan-penyimpangan.
3
Menurut M. Manullang mengatakan bahwa: “Pengawasan adalah suatu proses  untuk  menetapkan  suatu  pekerjaan  apa  yang  sudah  dilaksanakan,
menilainya,  dan  mengoreksi  bila  perlu  dengan  maksud  supaya  pelaksana pekerjaan sesuai dengan rencana semula”.
4
Sedangkan pengawasan  controlling  menurut  pengertian  komisi kejaksaan  ialah  salah  satu  piranti  kekuatan  manajemenorganisasi  disamping
fakta  SDM,  Financial,  sebagai  tugas  Pengawasan  menjadi  kekuatan  sebagai alat  kontrol  atas  gerak  langkah  organisasi  beserta  seluruh isinya,  tentang
apakah  organisasi  tersebut  berjalan  sesuai  dengan  kaidah-kaidah  yang  telah ditetapkan.  Apakah  tupoksinya  berjalan  sesuai  aturan-aturan  dan  apakah
KINERJA nya sudah dalam ukuran “berhasil”. Dari  beberapa  definisi  yang  dikemukakan  di  atas  dapat  di  tarik
kesimpulan bahwa: a. Pengawasan  adalah merupakan  proses  kegiatan  yang  terus-menerus  di
laksanakan  untuk  mengetahui  pekerjaan  apa  yang  sudah  dilaksanakan, kemudian  di  adakan  penilaian  serta  mengoreksi  apakah  pelaksanaannya
2
Slamet Prajudi, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia,1994, h. 84.
3
Saiful  Anwar, Sendi-Sendi  Hukum  Administrasi  Negara,  Glora  Madani  Press:2004, h.127.
4
M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta:Ghalia Indonesia,1996, h.18.