B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Eni Harjayanti yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Melalui
Media Film Bagi Siswa Kelas X SMAN 1 Bantul”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media film dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMAN I Bantul. Pemanfaatan media film juga meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran
keterampilan menulis cerpen. Siswa lebih aktif dan senang untuk belajar menulis cerpen dengan tepat.
Penelitian lainnya yang relevan dengann penelitian ini adalah penelitian Prapti Dwi Nurcahyani yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen
dengan Menggunakan Media Video Klip Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Samigaluh”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media video klip
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Samigaluh. Pemanfaatan media video klip terbukti dapat memberikan
motivasi kepada siswa, menimbulkan gairah belajar, rasa senang, dan sikap positif siswa dalam pembelajaran menulis cepen.
Penelitian-penelitian di atas relevan dengan “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media Berita dengan Metode Latihan Terbimbing Pada
Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga. Penelitian tersebut relevan karena sama-sama menggunakan media audio visual untuk meningkatkan
keterampilan menulis.
C. Kerangka Pikir
Pada dasarnya keterampilan menulis mempunyai hubungan dengan keterampilan-keterampilan yang lainnya, di mana sebelum seseorang menulis
dapat dilatarbelakangi setelah membaca, mendengarkan, atau bahkan bertukar pikiran dengan orang lain. Dengan adanya alasan-alasan untuk menulis, seseorang
mulai menuangkan apa yang ingin ditulisnya agar orang lain pun dapat membacanya.
Pembelajaran menulis di sekolah juga mengalami hal serupa seperti apa yang telah dipaparkan di atas, terutama pembelajaran menulis cerpen. Di kelas
siswa tidak mempunyai motivasi dalam belajar keterampilan menulis cerpen. Siswa malas setiap mengikuti pelajaran menulis cerpen, dan menganggap manulis
itu sesuatu yang tidak penting. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan guru cenderung monoton, siswa hanya mendengarkan materi cerpen melaui metode
ceramah, siswa mendengarkan guru menyampaikan materi setelah itu guru menyuruh siswa untuk membuat cerpen.
Hal-hal yang telah disampaikan di atas membuat siswa menjadi malas untuk mengikuti pelajaran menulis cerpen. Untuk mengatasi hal itu, guru dapat
menggunakan media yang mampu menyajikan gambar gerak yang hidup diiringi oleh sebuah informasi yang dapat mereka peroleh dari apa yang mereka lihat
sebagai jalan cerita dalam menulis cerpen sehingga dapat dikemas menjadi hasil karya yang menarik. Gabungan teknologi tersebut merupakan serangkaian berita
yang berisi tentang informasi yang telah terjadi atau bahkan sedang terjadi dan menjadi hal yang marak diperbincangkan yang divisualkan oleh gambar gerak
hidup. Apebila melihat berita kita dapat mengetahui rangkaian cerita yang ada, karena sesungguhnya berita merupakan media penyampaian sebuah cerita yang
berupa informasi kepada khalayak umum dalam bentuk gambar yang dikemas semenarik mungkin.
Berita berisi informasi yang dapat memberikan banyak pengetahuan tentang apa yang terjadi dan disajikan dalam bentuk gambar yang benar-benar
terjadi mengenai suatu peristiwa. Berita menyajikan suatu informasi yang nyata dan dapat dipercaya. Gambar yang diambil merupakan kejadian yang sebenarnya
terjadi, tidak ada tipu daya dan rekayasa. Informasi yang dihasilkan dapat dipercaya, tidak mengada-ada atau melebih-lebihkan. Berita mempunyai
keunggulan yang mampu memberikan gambar hidup gerak sebagai kenyataan kejadian yang terjadi sehingga merangsang cara berpikir untuk menyajikan
sebuah tulisan. Dengan kata lain berita mampu memberikan stimulus baik sehingga siswa mudah dalam menulis cerpen untuk meyampaikan ide, pendapat,
dan gagasannya secara tertulis dari hasil pengamatan melihat berita. Dengan demikian pengguanaan media berita dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa. Keterampilan menulis selain membutuhkan media dalam pembelajaran,
juga membutuhkan metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Seperti kita ketahui bahwa menulis cerpen merupakan kegiatan yang tidak mudah
untuk dilakukan oleh setiap orang. Pada kenyataan di sekolah pembelajaran menulis cerpen belum memenuhi tujuan yang akan dincapai. Siswa masih sulit
untuk menyampaikan ide, gagasan, pikirannya ke dalam karya sastra khususnya
cerpen secara baik. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode konvensional yang membuat siswa kurang dapat
mengembangkan kemampuan bersastranya. Peranan guru dalam pembelajaran sangat penting, semua tergantung
bagaimana guru menyampaikan materi yang diajarkan dan metode serta media apa yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat dalam keterampilan menulis. Penerapan media berita dengan metode latihan terbimbing dalam menulis cerpen, maka
keterampilan menulis cerpen siswa dapat ditingkatkan secara maksimal.