Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

cerpen secara baik. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode konvensional yang membuat siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan bersastranya. Peranan guru dalam pembelajaran sangat penting, semua tergantung bagaimana guru menyampaikan materi yang diajarkan dan metode serta media apa yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam keterampilan menulis. Penerapan media berita dengan metode latihan terbimbing dalam menulis cerpen, maka keterampilan menulis cerpen siswa dapat ditingkatkan secara maksimal. Gambar 1. Kerangka Pikir Penggunaan media berita diharapkan dapat menerik minat siswa SMA Kelas X.3 sebab berita memiliki banyak informasi. Penggunaan metode latihan terbimbing dalam pembelajaran menulis cerpen diharapkan dapat memberikan bimbingan yang lebih intensif Peningkatan keterampialn menulis cerpen melalui media berita dengan metode latihan terbimbing siswa kelas X.3 SMAN 1 Rembang Purbalingga Penelitian tindakan kelas Penggunaan media berita Penerapan metode latihan terbimbing Kondisi penelitian meningkat

D. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini, media berita sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia karena merupakan media yang sesuai untuk pendekatan keterampilan proses dalam menulis cerpen. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut: media berita dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian tindakan kelas classroom action reseacrh. “Penelitian tindak kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolahan tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran” Arikunto, 2006: 96. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi dan kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik dan terhadap situasi tempat dalam praktik-praktik tersebut Kemmis dan Mc Taggart dalam Madya, 2006: 9. Model penelitian yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri atas empat tahap sebagai berikut. 1. Perencanaan adalah rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen. 2. Tindakan adalah pembelajaran macam apa yang akan dilakukan peneliti sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis cerpen. 3. Observasi atau pengamatan adalah pengamatan terhadap kinerja siswa selama proses pembelajaran dan pengamatan terhadap hasil kerja siswa. 4. Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil pengamatan sehingga dapat dilakukan terhadap proses belajar selanjutnya. Desain penelitian yang akan digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas

B. Setting Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga, yang berlokasi di Desa Rembang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, sekolah ini terletak di daerah pinggiran kota dan jauh dari sekolah lainnya sehingga siswanya memiliki karakteristik tersendiri yang beragam sesuai dengan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat. SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga dekat dengan jalan raya sehingga siswa mudah untuk menuju sekolah, dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan kota. SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga memiliki 20 kelas masing- masing kelas X dan XI memiliki 7 kelas, sedangkan kelas XII memiliki 6 kelas. Sebelumnya telah dilakukan observasi oleh peneliti yang dapat diketahui bahwa penggunaan media dengan metode dalam pembelajaran menulis sangat jarang dilakukan meskipun telah memiliki fasilitas yang memadai seperti tersedianya laboratorium bahasa. Selama ini media berita dengan metode latihan terbimbing belum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah ini. Guru tidak pernah membimbing siswa dalam proses menulis cerpen, sehingga hasil karya siswa belum maksimal. Kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas X.3 selama pembelajaran menulis cerpen berlangsung, guru lebih membiarkan siswa menulis cerpen sendiri tanpa mendapatkan bimbingan. Guru lebih sering duduk di meja guru dengan membaca buku atau siswa disuruh menulis cerpen sebagai tugas. Selain itu, pembelajaran menulis cerpen dirasa membosankan oleh siswa sehingga para siswa kurang menyukai kegiatan menulis cerpen dan mengakibatkan karya yang dihasilkan oleh siswa kurang optimal. Hal itu dikarenakan dalam proses belajar mengajar siswa lebih sering mendengarkan cermah dari guru dengan pembelajaran yang monoton, dalam praktik menulis siswa lebih sering melakukannya di rumah. Pada saat proses pembelajaran menulis cerpen di kelas X.3, siswa lebih pasif dan tidak memperhatikan pelajaran. Siswa lebih cenderung melakukan aktivitas di luar pembelajaran menulis cerpen seperti mengobrol dengan teman lainnya, mengerjakan tugas pelajaran lain, dan tidak bersemangat. Hal itu