Menyelesaikan Soal Cerita Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

13 Sementara Endang Sukarsih 1989: 13 mengemukakan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika adalah sebagai berikut: a. Kemampuan verbal yang meliputi kemampuan mengetahui data yang diketahui dan hal yang ditanyakan. b. Kemampuan membuat model matematika. c. Kemampuan numerik menyelesaikan model tersebut d. Kemampuan algoritma mengerjakan secara umum. e. Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika yaitu menjawab pertanyaan pada soal cerita secara tepat sesuai dengan konteksnya kemampuan menafsirkan hasil yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan pada soal cerita Dengan memperhatikan uraian di atas, maka kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika adalah: a. Kemampuan memahami masalah. Dalam memahami masalah, siswa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal cerita. b. Kemampuan membuat perencanaan. Dalam membuat perencanaan, siswa membuat strategi atau menentukan cara untuk menyelesaikan soal cerita. Untuk langkah ini siswa menuliskan kalimat matematika. c. Kemampuan melaksanakan rencana. Dalam melaksanakan rencana, siswa mengerjakan soal dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya siswa menyelesaikan kalimat matematika. d. Kemampuan menjawab pertanyaan. Dapat menjawab pertanyaan soal cerita sesuai konteks masalah pada soal cerita berdasarkan selesaian dari kalimat matematika. 14

B. Model Pembelajaran

Creative Problem Solving

1. Pengertian

Creative Problem Solving Menurut Pepkin dalam Muslich 2008: 224,“Model pembelajaran Creative Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan”. Sedangkan Munandar 2009: 94 menyatakan bahwa, “ Creative Problem Solving adalah merupakan suatu rancangan yang berstruktur terhadap pemikiran kreatif, atau suatu rancangan imajinatif terhadap pemikiran logis. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa model Creative Problem Solving merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sehingga siswa dapat lebih terampil dan imajinatif dalam memecahkan masalah. Setiawan 2004: 6 menyatakan bahwa: “Pembelajaran aktif merupakan keadaan di mana siswa dapat mengkontruksi sendiri pengetahuan yang dipelajari, tidak hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru saja. Siswa lebih berpartisipasi aktif sedemikian sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan daripada kegiatan guru dalam men gajar.” Menurut Agus Mirwan 1989: 11: “Belajar memerlukan aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Siswa apabila diberi tugas atau kepercayaan dan mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu sendiri, maka mereka akan senang hati dan penuh kesungguhan akan melaksanakan tugas pada kesempatan itu.” 15 Oleh karena itu, dalam pembelajaran siswa hendaknya diberi kesempatan untuk mengerjakan sendiri, mencoba sendiri dan berpikir sendiri. Menurut Utami Munandar 2002: 95: “Kreativitas adalah kegiatan kemampuan atau pola berpikir seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang berguna, dapat dimengerti, dan baru setidaknya bagi individu yang bersangkutan serta menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya pada kuantitas dan ketepatgunaan yang dibuat berdasarkan kombinasi dan informasi, atau unsur- unsur yang sudah ada.” Dalam implementasinya Creative Problem Solving , dilakukan sebagai solusi kreatif. Menurut Noller dalam Suryosubroto 2009: 199 solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah yang dilakukan melalui sikap dan pola pikir kreatif, memiliki banyak alternatif pemecahan masalah, terbuka dalam perbaikan, menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir divergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah. Creative Problem Solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu: ketekunan, masalah dan tantangan. Ketiga komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran.

2. Langkah-langkah

Creative Problem Solving Polya dalam Suherman, 2003: 99 mengemukakan bahwa: “Dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu: 1 memahami masalah; 2 merencanakan pemecahannya; 3 menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua; dan 4 memeriksa kembali hasil yang diperoleh.”