Realisasi APBD SISTEM PEMBAYARAN

Bab 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH • Realisasi belanja APBD hingga Oktober 2009 mencapai 43,68, berpeluang sangat signifikan menjadi sumber pendorong pertumbuhan pada triwulan IV mendatang. • Menurunnya pendapatan masyarakat dan perusahaan akibat dampak krisis di awal tahun telah menyebabkan rendahnya realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.

4.1. Realisasi APBD

Berdasarkan laporan realisasi anggaran Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan per Oktober 2009, realisasi pendapatan mencapai Rp1.769,91 miliar, atau 65,83 dari anggaran perubahan tahun 2009 yang sebesar Rp2.617,01 miliar, sedangkan realisasi belanja hanya mencapai Rp1.287,33 miliar, atau 43,68 dari anggaran perubahan tahun 2009 yang sebesar Rp2.718,47 miliar. Angka realisasi belanja APBD tersebut terlihat belum cukup optimal, terpaut cukup jauh dibandingkan realisasi pada tahun 2008. Namun walaupun demikian, tercatat mengalami akselerasi peningkatan yang cukup tajam apabila dibandingkan dengan realisasi pada triwulan II 2009 yang hanya mencapai 18,11. Sampai dengan bulan Oktober 2009, realisasi penerimaan secara nominal lebih tinggi dibandingkan realisasi pengeluaran. Bahkan realisasi belanja masih lebih rendah dibandingkan dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD. Tabel 4.1 APBD Sumsel Tahun 2008 Tahun 2009 Rp Miliar Anggaran 2008 Realisasi Anggaran 2009 Realisasi Juni 2009 Anggaran Perubahan 2009 Realisasi Oktober 2009 Penerimaan 2,617.01 2,480.91 94.80 2,681.67 1,087.34 40.55 2,688.80 1,769.91 65.83 PAD 1,040.32 1,080.23 103.84 1,171.64 483.98 41.31 1,173.77 807.84 68.82 Dana Perimbangan 1,568.03 1,390.32 88.67 1,500.61 598.88 39.91 1,505.61 954.38 63.39 Lain-lain 8.65 10.36 119.69 9.42 4.48 47.61 9.42 7.69 81.67 Belanja 2,718.47 2,253.92 82.91 2,751.67 498.34 18.11 2,947.48 1,287.33 43.68 Pembiayaan 101.46 101.05 99.59 70.00 288.68 412.41 258.68 278.68 107.73 SurplusDefisit - 328.04 - - 877.69 - - 761.26 - TA. 2008 TA. 2009 Sumber : Biro Keuangan Propinsi Sumatera Selatan, diolah 70 Pada sisi pendapatan, realisasi paling baik dicapai oleh komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah, yaitu sebesar 81,67. Namun demikian, pos tersebut secara keseluruhan hanya memberi pangsa sebesar 0,35 dari total pendapatan. Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD tercatat sebesar Rp807,84 miliar atau mencapai 68,82 dari target anggaran. Sementara itu realisasi dana perimbangan yang memegang peranan penting pada sisi pendapatan APBD, mengingat proporsinya pada pendapatan yang mencapai 56,00 tercatat baru terealisasi sebesar 63,39. Pada dana perimbangan, realisasi paling tinggi dicatatkan oleh Dana Alokasi Umum DAU yang mencapai 83,33. Sementara itu Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak tercatat terealisasi sebesar 53,25 atau mencapai Rp531,58 miliar. Rendahnya realisasi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak telah diperkirakan pada triwulan sebelumnya mengingat kondisi perekonomian secara umum pada awal tahun yang terpengaruh krisis finansial global telah menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat dan laba perusahaansehingga sangat berpotensi untuk menghambat laju realisasi pendapatan dari pos tersebut. Komponen PAD yang mencatat realisasi paling besar secara nominal adalah Pajak Daerah yaitu sebesar Rp695,85 miliar, dengan persentase realisasi sebesar 67,22 dari yang dianggarkan. Persentase realisasi terbaik pada pos PAD dicapai oleh Lain-lain PAD yang sah yakni sebesar 89,54. Grafik 4.1 Perbandingan Komponen Sisi Penerimaan APBD Sumsel 2009 dalam Rp Miliar Grafik 4.2 Perbandingan Komponen Sisi Pengeluaran APBD Sumsel dalam Rp Miliar 4. Perkembangan Keuangan Daerah 71 Tabel 4.2 APBD 2009 dan Realisasi APBD 2009 per Oktober 2009 Sumber: Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan Pada sisi belanja, realisasi belanja tidak langsung lebih tinggi dibandingkan realisasi belanja langsung. Realisasi belanja tidak langsung sampai periode laporan adalah sebesar Rp724,32 miliar atau mencapai 55,20 dari yang dianggarkan, sedangkan realisasi belanja langsung adalah sebesar Rp563,02 miliar atau 34,43 dari anggaran. Pada belanja langsung, realisasi pos belanja barang dan jasa baru mencapai 45,74, namun angka tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan pos belanja lain pada belanja langsung. Realisasi belanja pegawai pada belanja langsung adalah 33,70, sedangkan realisasi belanja modal pada belanja langsung menempati urutan terakhir, dengan realisasi sebesar 28,04 dari yang anggaran. Pada pos belanja tidak langsung, persentase realisasi belanja hibah tercatat paling tinggi yakni sebesar 83,37 dengan nominal sebesar Rp38,35 miliar. Sementara itu, pos yang menempati posisi kedua dan sekaligus yang tercatat sebagai pos dengan nominal realisasi tertinggi pada kelompok belanja langsung adalah belanja pegawai dengan realisasi sebesar Rp351,11 miliar atau dengan pangsa sebesar 74,20 . 72

4.2. Potensi Realisasi APBD pada Akhir Tahun 2009