36 dengan sains dan masih mengenai konsep-konsep sederhana yang ada di dalam
sains. Anak dilatih untuk berpikir dalam prosesnya menemukan bukti atau konsep sederhana yang ada melalui kegiatan percobaan, sehingga pembelajaran
sains pada Taman Kanak-Kanak akan lebih bermakna dan pemahaman konsep anak pun akan berkembang optimal.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada Gambar 1:
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Pemahaman merupakan
salah satu jenjang kemampuan kognitif anak.
Dimensi proses kognitif yang dapat dikembangkan
pada anak TK yaitu pada jenjang pengetahuan
mengingat dan pemahaman
menerangkan, menafsirkan,
mengkategorikan pengetahuan yang dimiliki
Masa berpikir anak usia TK kelompok
B berada pada tahap
praoperasional sehingga berpikir
melalui kegiatan nyata dan
pengalaman langsung
merupakan cara yang tepat
Percobaan sains merupakan
kegiatan dimana anak aktif
melakukan kegiatan dalam
menemukan pengetahuannya
sendiri dengan masih dalam
bimbingan dan pengawasan guru
Percobaan sains memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dalam menemukan sendiri pengetahuan dengan melakukan kegiatan langsung, dan masih
dalam bimbinganpengawasan guru, sehingga anak akan menemukan bukti dari konsep yang sedang dipelajari sesuai dengan tahapan berpikir anak sehingga anak
dapat memahami konsep tersebut.
37
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui percobaan sains dapat meningkatkan
pemahaman konsep sederhana pada anak Kelompok B3 TK ABA 02 Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah.
G. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan tentang Percobaan Sains dan Pemahaman Konsep, sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Pintarria Arisandra 2012 dengan judul “Pengembangan Pemahaman Konsep Sains melalui Metode Eksperimen pada
Anak Prasekolah TK Pertiwi Leksana Karangkobar Banjarnegara” menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan
pemahaman konsep sains pada anak pra sekolah. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan pemahaman konsep sains pada kondisi awal sebesar 25 dan
pada Siklus I pemahaman sains mengalami peningkatan menjadi 52,5 sedangkan peningkatan pemahaman konsep sains pada Siklus II menjadi
98,2. 2. Jurnal yang ditulis oleh Darmayanti, Sadia, Sudiatmika 2013: 1 tentang
Pengaruh Model Collaborative Teamwork Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Ditinjau dari Gaya Kognitif pada Siswa
kelas X SMA Gianyar Bali. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan proses sains Model Collaborative Teamwork Learning
38 MCTL adalah 69,62 lebih baik dibandingkan dengan Model Pembelajaran
Konvensional MPK yang nilai rata-ratanya adalah 63,42. Untuk
pemahaman konsep, rata-rata nilai MCTL adalah 77,88 lebih baik dibandingkan MPK yang rata-ratanya adalah 68,00. Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori yang sudah ada, di mana MCTL memberikan nilai keterampilan proses sains dan pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan dengan
MPK.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu disampaikan
definisi operasional yang digunakan dalam penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Pemahaman Konsep Sederhana
Pemahaman konsep sederhana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif anak pada tahap lebih dari sekedar mengingat pengetahuan
melainkan sampai pada kemampuan anak mengkategori yang meliputi
menjelaskan, menyebutkan, dan memberikan contoh dari konsep-konsep yang memiliki ciri khusus. Pemahaman konsep sederhana dalam penelitian ini yaitu
pemahaman mengenai konsep benda terapung dan tenggelam, magnet, benda larut dalam air dan benda tidak larut dalam air, api dan pembakaran.
2. Percobaan Sains
Percobaan sains merupakan suatu usaha atau upaya melakukan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam untuk menemukan hubungan