Sasaran Strategis 2 : Diterapkannya teknologi SD Alam, SD mineral dan

LAKIP 2014 TPSA BPPT III-11 8 Analisis programkegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja Beberapa analisis programkegiatan yang menunjang keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja sasaran strategis dijelaskan dalam diagram berikut : \ Gambar III-5. Analisis ProgramKegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Indikator Sasaran Strategis 2

3.1.2. Sasaran Strategis 2 : Diterapkannya teknologi SD Alam, SD mineral dan

survei kelautan oleh mitra Indikator Sasaran Strategis 2.1 Jumlah Teknologi Pengolahan untuk Peningkatan Nilai Tambah Mineral Nikel. 1 Uraian Kegiatan Dalam undang-undang mineral dan batubara UU no. 4 tahun 2009 diamanatkan untuk melakukan pengolahan bahan tambang sebelum dilakukan proses ekspor. Terkait dengan bijih nikel yang dilakukan oleh Pusat Teknologi Sumber Daya Mineral, teknologi pengolahan yang dimaksud adalah pengolahan dan proses pemurnian bijih nikel lateritik menjadi bahan baku nikel dalam bentuk sponge nikel PENETAPAN KINERJA Faktor Penyebab Keberhasilan Peningkatan Kinerja: BPPT memiliki Program dan SDM yang kompeten dalam bidang ilmu kebumian, kebijakan publik dan teknologi informatika sehingga mendukung pengembangan prototipe sistem satelit Inderaja nasional Faktor Penyebab Keberhasilan Peningkatan Kinerja: BPPT bertindak sebagai inisiator dalam program percepatan realisasi sistem satelit Inderaja nasional dalam kerangka konsorsium nasional Faktor Penyebab Kegagalan Penurunan Kinerja: Kurangnya SDM elektronika dan instrumentasi yang berdedikasi untuk memberikan masukan dan analisis terhadap sistem satelit secara umum Faktor Penyebab Kegagalan Penurunan Kinerja: Anggaran: Adanya ketidakjelasan dalam pemotongan anggaran yang rencananya mencapai 50 dan akhirnya dana yang sudah dipotong baru bisa dipakai pada hampir akhir kegiatan. LAKIP 2014 TPSA BPPT III-12 ataupun fero-nikel. Hal ini sesuai dengan permen ESDM no. 1 tahun 2014 yang mensyaratkan pengolahan nikel menjadi bentuk fero-nikel, sponge nikel, ataupun nikel matte dengan kadar Ni tertentu. Diagram proses pirometalurgi dan hasil pengolahannya dapat dilihat pada diagram dibawah. Kegiatan pada tahun 2014 ini adalah perancangan teknologi dan proses pengolahan mineral nikel bersama mitra. Mitra yang bekerja sama saat ini adalah PT. Putra Mekongga Sejahtera PT. PMS dan PT. Bangun Insan Perdana. Terkait dengan adanya pemotongan anggaran efisiensi, sebagian besar pembelian peralatan dan mesin dialihkan untuk pengadaan peralatan analisis dalam bentuk instrument analisis XRD dan instrument analisis XRF. Sedangkan untuk proses konstruksi prototipe tungku reduksi tunnel kiln di laboratorium PTSDM Ciampea Bogor dilakukan bekerja sama dengan mitra, PT. Bangun Insan Persada. Kegiatan perancangan teknologi dan proses pengolahan mineral nikel yang telah dilakukan pada tahun 2014 secara keseluruhan meliputi: • Karakterisasi bahan baku meliputi bahan baku mineral nikel dan batubara • Proses aglomerasi • Uji proses reduksi skala laboratorium • Pembuatan draft rancangan untuk mereduksi mineral nikel • Pembuatan tungku untuk mereduksi mineral nikel • Uji coba awal tungku • Karakterisasi produk-produk dari hasil uji coba skala lab. Outcome kegiatan pada akhir kegiatan adalah untuk mendorong berdirinya industri pertambangan mineral dan batubara bersama mitra melalui rekayasa teknologi teknologi peningkatan nilai tambah mineral. Dan saat ini kerja sama bersama mitra masih terus dilaksanakan sampai terwujudnya industry pengolahan nikel tersebut. Target akhir kegiatan tahun 2014 adalah terlaksananya kajian teknologi pengolahan untukpeningkatan nilai tambah mineral nikeldengan target pada akhir tahun 2014 ini berupa prototype produk reduksi bijih nikel dan prototype tungku tunnel kiln di laboratorium PTSDM Ciampea Bogor. LAKIP 2014 TPSA BPPT III-13 Gambar III-6. Diagram proses pirometalurgi dan produk sesuai Permen ESDM no. 1 tahun 2014 Kegiatan tahun 2014 merupakan pengujian laboratorium lanjutan dari proses reduksi bijih nikel tahun 2013 dan tahap awal dalam konstruksi prototype tungku reduksi. Beberapa alternatif proses reduksi telah dikaji dari beberapa teknologi yang ada, dan pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan teknologi tunnel kiln dalam proses reduksinya. Tahap selanjutnya adalah optimasi dan meningkatkan menjadi skala industrismallmedium scale yang mampu beroperasi dengan dukungan bahan baku dan teknologi yang memadai. Kegiatan teknologi pengolahan untuk peningkatan nilai tambah mineral nikel tahun 2015 sampai dengan 2019 diperlihatkan dalam table berikut ini: Tabel III-4. Rencana capaian tahun 2015-2019 Tahun Rencana Capaian 2015 Prototipe tungku reduksi dan peleburan untuk pengolahan dan pemurnian bijih nikel 2016 Pengembangan lanjut prototipe tungku reduksi dan peleburan untuk pengolahan dan pemurnian bijh nikel 2017 Pilot project tungku reduksi dan peleburan untuk pengolahan dan pemurnian bijih nikel 2018 Optimasi tungku reduksi dan peleburan untuk pengolahan dan pemurnian bijih nikel skala pilot project 2019 Rekomendasi teknologi reduksi dan peleburan untuk pengolahan dan pemurnian bijih nikel dalam bentuk Pilot Project Sinterin Reduksi Ore Sinter Feronikel Nikel Matte NPI Ni ≥ 4 Ni ≥ 10 Ni ≥ 70 Ni ≥ 4 Luppen FeNi Nugget FeNi Ni ≥ 4 Ni ≥ 4 Sponge Nikel Pelebura 1200 °C 1400 °C 1400 °C 1600 °C Gambar III-7. Proses reduksi bijih nikel skala laboratorium Gambar III-8. Konstruksi tungku tunnel kiln di Laboratorium PTSDM Ciampea Bogor LAKIP 2014 TPSA BPPT III-15 Ringkasan uraian kegiatan dari sasaran strategis 2.1 ini terdiri dari Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Output, dan Bukti Pendukung dirinci pada table berikut: Tabel III-5. Ringkasan Uraian Kegiatan Sasaran Strategis 2.1 Sasaran Strategis : Diterapkannya teknologi sumber daya alam, sumber daya mineral dan survey kelautan oleh mitra Indikator Kinerja Utama IKU : Jumlah teknologi pengolahan untuk peningkatan nilai tambah mineral nikel Penjelasan IKU : Perancangan teknologi dan proses pengolahan untuk peningkatan nilai tambah mineral nikel bekerja sama dengan PT. Bangun Insan Perdana Program Kegiatan Capaian Kinerja Outcome Bukti Pendukung PPT Pengembangan Sumber Daya Alam PPT Sumber Daya Mineral • Karakterisasi bahan baku meliputi bahan baku mineral nikel dan batubara • Proses aglomerasi • Uji proses reduksi skala laboratorium • Pembuatan draft rancangan untuk mereduksi mineral nikel • Pembuatan tungku untuk mereduksi mineral nikel • Uji coba awal tungku • Karakterisasi produk-produk dari hasil uji coba skala lab. • Kerjasama dengan PT. Putra Mekongga Sejahtera dan PT. Bangun Insan Perdana • Prototipe tungku reduksi tunnel kiln di Laab. PTSDM Ciampea Bogor 2 Perbandinganantara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Pengukuran tingkat capaian kinerja indikator sasaran strategis 2.1 tahun ini dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator sasaran strategis yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Hasil pengukuran kinerja indikator sasaran strategis tersebut diuraikan sebagai berikut: LAKIP 2014 TPSA BPPT III-16 Persentase Capaian Kinerja = Realisasi x 100 Target Prosentase Capaian Kinerja = 1 teknologi pengolahan Prototipe x 100 1 teknologi pengolahan Prototipe Indikator Kinerja Target Reali sasi Kegiatan Mitra Jumlah Teknologi Pengolahan untuk Peningkatan NIlai Tambah Mineral Nikel 1 1 100 Pengkajian dan Penerapan Teknologi Sumber Daya Mineral PT. Putra Mekongga Sejahtera PT. Bangun Insan Perdana 3 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya dijelaskan sebagai berikut: Realisasi Kinerja 2014 • Karakterisasi bahan baku meliputi bahan baku mineral nikel dan batubara • Proses aglomerasi • Uji proses reduksi skala laboratorium • Pembuatan draft rancangan untuk mereduksi mineral nikel • Pembuatan tungku untuk mereduksi mineral nikel • Uji coba awal tungku • Karakterisasi produk-produk dari hasil uji coba skala lab. Realisasi Kinerja 2013 Pada tahun 2013 merupakan awal dimulainya uji coba pendahuluan kegiatan pengolahan nikel.Kegiatan lebih banyak dilakukan dengan studi pustaka dalam memilih teknologi pengolahan nikel dan uji pendahuluan di laboratorium. LAKIP 2014 TPSA BPPT III-17 Dengan membandingkan realisasi kinerja dengan tahun lalu, tahun 2014 menghasilkan capaian yang cukup signifikan dalam perancangan teknologi pengolahan mineral bijih nikel.Khususnya dalam perancangan dan konstruksi prototype tungku reduksi. 4 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Peningkatan Capaian Kinerja Outcome menuju Target Akhir sesuai Dokumen Renstra dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 5 PerbandinganRealisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standard Nasional Hasil pengolahan bijih nikel dalam skala laboratorium telah memenuhi standar yang ditentukan oleh Permen ESDM nomor 1 tahun 2014 yaitu kadar nikel diatas 4. Masih diperlukan optimasi untuk skala yang lebih besar khususnya dengan menggunakan prototipe tungku yang ada. 6 AnalisisPenyebab KeberhasilanKegagalan Faktor Penyebab Keberhasilan Peningkatan Kinerja : ƒ PTSDM memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi pengolahan mineral ƒ PTSDM memiliki teknologi dan fasilitas yang mendukung pengembangan teknologi pengolahan mineral ƒ Dukungan mitra dalam peningkatan nilai tambah mineral dalam bentuk bantuan dana dan fasilitas. Faktor Penyebab Kegagalan Penurunan Kinerja : ƒ Terhambatnya atau berkurangnya dana dari anggaran yang telah direncanakan. Alternatif Solusi yang telah dilakukan : ƒ Adanya pemotonganefisiensi anggaran disiasati dengan mengalihakan pengadaan peralatan konstruksi menjadi peralatan analisis yang akan banyak digunakan untuk proses rekayasa pengolahan mineral. Sedangkan dana untuk konstruksi prototype tungku sepenuhnya ditanggung oleh pihak mitra. LAKIP 2014 TPSA BPPT III-18 Gambar III-9. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya • Karakterisasi bahan baku meliputi bahan baku mineral nikel dan batubara • Proses aglomerasi • Uji proses reduksi skala laboratorium • Pembuatan draft rancangan untuk mereduksi mineral nikel • Pembuatan tungku untuk mereduksi mineral nikel • Uji coba awal tungku • Karakterisasi produk-produk dari hasil uji coba skala lab Uji pendahuluan reduksi skala laboratorium dan Penjajagan kerjasama dengan mitra Target Akhir: Mendorong berdirinya industri pertambangan mineral bersama mitra melalui rekayasa teknologi peningkatan nilai tambah 2010 2011 2012 2014 2013 7 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya a. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya manusia Dengan sumber daya yang ada telah dilakukan efisiensi penggunaan sumber daya manusia sesuai dengan bidang keahliannya sehingga pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya keuangan: Pemotongan ataupun efisiensi anggaran keuangan sangat berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan, sehingga diperlukan skala prioritas dalam menggunakan anggaran keuangan. c. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya laboratorium dan peralatan: Laboratorium PTSDM di Ciampea Bogor difungsikan kembali untuk efisiensi penggunaan lahan dan peralatan pengolahan yang ada sehingga sangat mendukung dalam konstruksi tungku reduksi. 8 Analisis programkegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun penghambat dalam pencapaian kinerja ini dapat dilihat dalam diagram berikut : Gambar III-10. Diagram analisis kegiatan yang menunjangmenghambat pencapaian pernyataan kinerja Teknologi Pengolahan untuk Peningkatan Nilai Tambah Mineral Nikel Penunjang keberhasilan: - Kajian tekno- ekonomi - Eksplorasi cadangan bahan baku - Pengelolaan lingkungan Penghambat keberhasilan: Pemotongan anggaran dan penghentian kegiatan untuk beberapa waktu Penunjang keberhasilan: Adanya sinergis antara kementerian ESDM, Perindustrian dan Pemda Penunjang keberhasilan: Adanya mitra yang dapat bekerja sama saling percaya dan cukup dari segi pendanaan finansial LAKIP 2014 TPSA BPPT III-20 Indikator Sasaran Strategis 2.2 : Jumlah Rekomendasi Pembangunan Pusat Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan. 1 Urian Kegiatan Pusat Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan yang selanjutnya dipopulerkan menjadi Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Puspiptekla atau dengan istilah asingnya Indonesia Marine Science and Technogy Park IMSTeP adalah suatu kawasan iptek kelautan terpadu milik nasional. Sebagai kawasan iptek terpadu nasional, akan dibangun fasilitas bersama dan disediakan lahan bagi pembangunan laboratorium dan fasilitas iptek kelautan milik lembaga-lembaga litbang kelautan nasional. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai target rekomendasi pembangunan Pusat Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan, antara lain: • Melakukan pengkajian tentang bentuk kelembagaan dari PuspiptekIMSTeP dimasa mendatang yang akan mengelola sarana dan prasarana gedung, armada kapal riset, dermaga, operasi survei, dan lain-lain. Salah satu kegiatannya adalah dengan mengadakan diskusi ilmiah dengan berbagai instansi terkait mengenai kelayakan dari pembentukan PuspipteklaIMSTeP ini. • Melakukan studi engineering dari aspek tata letak pembangunan kawasan PuspiptekIMSTeP di sekitar Kabupaten Penajam Paser Utara Propinsi Kalimantan Timur. Salah satunya adalah pembuatan master plan tahap awal yang akan digunakan untuk keperluan konstruksi pembangunan PuspipteklaIMSTeP yang dikaitkan dengan aspek sosial ekonomi yang dapat berdampak pada wilayah sekitarnya. • Melakukan kajian teknis untuk menetapkan teknologi yang tepat untuk digunakan dalam rangka studi awal pembangunan PuspipteklaIMSTeP di Kabupaten Penajam Paser Utara Propinsi Kalimantan Timur Untuk mengelola kawasan ini nantinya akan dibentuk unit pengelola setingkat eselon II. Secara struktural unit-unit litbang yang akan berkantor di kawasan PuspiptekIMSTeP tetap menginduk pada kementerianlembaga masing-masing. Unit pengelola kawasan PuspiptekIMSTeP akan berfungsi sebagai koordinator dalam pembangunan prasarana fisik. Ringkasan uraian kegiatan dari sasaran strategis 2 terdiri dari Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Outcome, dan Bukti Pendukung dirinci pada table berikut: LAKIP 2014 TPSA BPPT III-21 Tabel III-6. Ringkasan Uraian Kegiatan Sasaran Strategis 2.2 Sasaran Strategis : Diterapkannya teknologi SD Alam, SD mineral dan survei kelautan oleh mitra Indikator Kinerja Utama IKU: Jumlah Rekomendasi Pembangunan Pusat Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan Penjelasan IKU : 1 Rekomendasi Rencana Pembangunan Puspitekla di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim ProgramKegiatan Capaian Kinerja Outcome Bukti Pendukung Pengkajian dan Penerapan Teknologi Survei Kelautan 1 rekomendasi rencana pembangunan Puspitekla di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim PKS antara BPPT- Kabupaten Penajam Pasir Utara, Kaltim 2 Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Pengukuran tingkat capaian kinerja indikator sasaran strategis 2.2 tahun ini dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator sasaran strategis yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Hasil pengukuran kinerja indikator sasaran strategis tersebut diuraikan sebagai berikut: Prosentase Capaian Kinerja = Realisasi x 100 Target Prosentase Capaian Kinerja = 1 rekomendasi x 100 1 rekomendasi LAKIP 2014 TPSA BPPT III-22 Indikator Kinerja Target Reali sasi ProgramKegiatan Mitra Jumlah Rekomendasi Pembangunan Pusat Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan 1 1 100 Pengkajian dan Penerapan Teknologi Survei Kelautan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim 3 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2014 berupa satu 1 rekomendasi rencana pembangunan Puspiptekla di Kabupaten Penajam Paser Utara, Propinsi Kalimantan Timur dengan Tahun 2012-2013 adalah pada isi rekomendasi. Tahun 2012-2013, rekomendasi perencanaan pembangunan hanya difokuskan pada sistem kelembagaan dan inventarisasi lembaga riset nasional stakeholders Puspiptekla serta kesesuaian kondisi perairan sebagai dermaga sandar kapal-kapal riset nasional melalui pelaksanaan survei hidro-oseanografi dan bathimetri dan ketersediaan peta. Tahun 2013, rekomendasi menghasilkan peta bathymetrikedalaman laut lokasi pembangunan puspiptekla. Adapun tahun 2014, rekomendasi difokuskan pada kondisi geologi-geofisika daratan menggunakan survei geolistrik untuk mendukung rencana pembangunan fasilitas daratan. Rekomendasi ini menggambarkan profil lapisan tanah dan batuan pada area daratan dari permukaan hingga batas lapisan batuan keras, data ini apabila digabungkan dengan data pengeboran soil investigation, nantinya dapat digunakan dalam rangka pre-DED. 4 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah Realisasi kinerja hingga tahun 2014 berupa 1 Rekomendasi rencana pembangunan puspiptekla di Kabupaten PPU, Propinsi Kalimantan Timur bila dibandingkan dengan target jangka menengahnya RPJM 2010-2014 belum sepenuhnya terealisasi. Dalam rekomendasi rencana pembangunan puspiptekla di kabupaten PPU tersebut di atas belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai rekomendasi akhir sebab masih ada data-data survey lapangan yang belum lengkap untuk melengkapi rekomendasi tersebut. 5 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standard Nasional Tidak ada Standard Nasional yang dapat dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun 2014 LAKIP 2014 TPSA BPPT III-23 Gambar III-11. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya Capaian Tahun 2014: Hasil pengukuran kondisi batuan di calon lokasi pengembangan PUSTEKLA dengan menggunakan teknologi geolistrik. Hasilnya menunjukkan bahwa ketebalan batuan keras untuk acuan fondasi berada pada kedalaman 40 meter. formasi Balikpapan Capaian Tahun 2013: Hasil survey batimetri lokasi dengan kedalaman air yang cukup untuk dermaga kapal-kapal riset Indonesia termasuk Kapal Riset Baruna Jaya dengan Draft 5 meter Capaian Tahun 2012 Disain konsep PUSTEKLA dan Penentua Lokasi Pengembangan Target Akhir: Rekomendasi Pembangunan Pusat Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan 2010 2011 2014 2013 2012 LAKIP 2014 TPSA BPPT III-24 6 Analisis Penyebab KeberhasilanKegagalan Faktor Penyebab KeberhasilanPeningkatan Kinerja: • BPPT memiliki SDM yang kompeten untuk melaksanakan survei dan analisis struktur vertikal lapisan tanah dan batuan dengan menerapkan teknologi geolistrik, baik untuk darat maupun laut sehingga target rekomendasi rencana pembangunan dapat terealisasi. • BPPT memiliki teknologi dan peralatan yang mendukung untuk melaksanakan survei geologi dan geofisika dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan Puspiptekla di PPU. • Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara pada pelaksanaan survey geolistrik calon lokasi Puspiptekla. Faktor Penyebab KegagalanPenurunan Kinerja : • SDM: perlunya tambahan SDM pada bidang teknik sipil dan teknik arsitektur dalam tim. • Keuangan: Adanya pemotongan anggaran yang menyebabkan belum lengkapnya data dan informasi yang akan mendukung rekomendasi secara menyeluruh. Sebagai contoh belum adanya investigasi soil dan survei geolistrik laut. Alternatif solusi yang telah dilakukan adalah mengutamakan pelaksanaan survei geolistrik untuk mendukung pre-DED fasilitas darat dan mengusulkan survei lanjutan geolistrik di laut dan investigasi soil pada tahun berikutnya, serta melaksanakan FGD dengan mengundang nara sumber yang berlatar belakang teknik sipil dan arsitektur. 7 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya Penggunaan SDM dan peralatan sudah sangat efisien, namun untuk beberapa keahlian tertentu dalam pelaksanaan kegiatan masih diperlukan SDM dari unit lain melalui sistem matriks BPPT karena ketidaktersediaan di Balai Teksurla. Adapun dalam hal efisiensi anggaran, dalam pelaksanaan kegiatan telah dilakukan melalui pelaksanaan survey sekaligus untuk mengurangi biaya-biaya mobilisasi SDM maupun personil ke lokasi. Demikian pula dengan adanya pemotongan anggaran, efisiensi anggaran dilakukan dengan memprioritaskan pada kegiatan-kegiatan yang dapat didukung dengan SDM dan peralatan yang tersedia di BPPT. 8 Analisis programkegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja a. Programkegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian pernyataan kinerja adalah LAKIP 2014 TPSA BPPT III-25 • Penerapan teknologi resistivity dalam survei geolistrik darat untuk profil vertikal struktur tanah dan batuan di lokasi pada kawasan darat. • Penerapan Teknologi Survei Laut untuk pembuatan peta topografi lokasi. • Kesiapan Pemda Kabupaten Penajam Paser Utara PPU-Propinsi Kalimatan Timur untuk menyiapkan lahan untuk pembangunan PUSPIPTEKLA melalui penandatanganan MOU antara Pemda Kab PPU dan KemenegRistek. b. Programkegiatan yang menyebabkan kegagalan pencapaian pernyataan kinerja adalah - Pemilihan Lokasi : Lokasi awal yang telah dipilih BPPT untuk pembangunan Puspiptekla telah digunakan oleh Kementerian Perhubungan dengan membangun dermaga sehingga PEMDA memindahkan lokasi baru untuk lokasi Puspiptekla.

3.1.3. Sasaran Stretegis 3 : Diterapkannya teknologi reduksi risiko bencana oleh