BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah Sakit
2.1.1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sistem kesehatan yang paling kompleks
dan paling efektif di dunia Rowland Rowland, 1984 dalam Aditama, 2003. Rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis
profesional yang terorganisir American Hospital Association, 1974 dalam Aditama, 2003 serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien Azwar, 1996.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Harus disadari bahwa tujuan utama kegiatan di rumah sakit adalah melayani pasien dan juga keluarganya dalam berbagai bentuk pelayanan.
Davidson Ress 1993 dalam Aditama, 2003 manyatakan bahwa masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Hal ini tentu memacu para
penyelenggara pelayanan kesehatan untuk secara serius terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan Aditama, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Pelayanan Rawat Jalan Rawat jalan merupakan salah satu unit kerja di rumah sakit yang
melayani pasien yang berobat jalan dan biasanya tidak lebih dari 24 jam pelayanan Iswanti, 2005. Pelayanan di rawat jalan adalah tenaga yang langsung
berhubungan dengan pasien, tenaga pelayanan di rawat jalan terdiri dari: tenaga administrasi non medis yang memberikan pelayanan kepada pasien, tenaga
keperawatan paramedis sebagai mitra dokter dalam memberikan pelayanan pemeriksaanpengobatan dan tenaga dokter medis sesuai dengan spesialisasinya
pada masing-masing poliklinik yang ada Iswanti, 2005. SK Menteri Kesehetan RI No. 938MenkesSKXI1992 mengemukakan bahwa rumah sakit umum harus
menjalankan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fungsi menyelenggarakan pelayanan penunjang medik Aditama, 2003. Maka demi tercapainya fungsi
rumah sakit, rumah sakit harus memiliki pelayanan penunjang medik demi
tercapainya pelayanan yang bermutu.
Pelayanan rawat jalan memiliki beberapa tujuan di antaranya adalah memberikan konsultasi kepada pasien yang memerlukan pendapat dari seorang
dokter spesialis baik dengan tindakan pengobatan atau tidak. Pelayanan rawat jalan merupakan tindakan yang disediakan untuk menindak lanjuti pasien rawat
inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih harus di kontrol kondisi
kesehatannya Asmita, 2008.
Rawat jalan hendaknya memiliki lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi pasien. Hal ini penting untuk diperhatikan karena dari rawat
jalanlah pasien mendapat kesan pertama mengenai rumah sakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan rawat jalan yang baik hendaknya cukup luas dan memiliki sirkulasi udara yang lancar, tempat duduk yang nyaman, perabotan yang menarik dan tidak
terdapat suara-suara yang mengganggu. Di harapkan petugas yang berada di rawat jalan menunjukkan sikap yang sopan dan suka menolong Iswanti, 2005.
2.1.2.1. Tenaga Administrasi Non Medik Tenaga administrasisistem pendaftaran masuk adalah sistem yang
digunakan untuk memasukkan informasi dengan cara yang teratur. Tenaga administrasi bertanggung jawab untuk ketepatan waktu, ketertiban dan pencatatan
yang cermat dari pasien. Berkenan dengan itu, departemen ini membantu terjaminnya kualitas catatan pasien. Fungsi tenaga administrasi adalah membuat
catatan pasien dan sistem identifikasi yang digunakan untuk menyimpan catatan yang akan datang dan menjamin keutuhan institusi yang berhubungan dengan
riwayat pasien Wolper, 2001. 2.1.2.2. Tenaga Perawat Paramedis
Lokakarya Nasional Kelompok Kerja Keperawatan Konsorsium Ilmu Kesehatan 1983 dalam Aditama, 2003 merumuskan bahwa keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan biopsikososiospiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri Aditama, 2003.
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Apa yang ditangkap dari kebutuhan dan harapan pelanggan harus di wujudkan dalam perilaku pelayanan. Citra pelayanan akan tumbuh dari
penampilan fisik seseorang yang memberikan pelayanan dan sarana kerja tempat pelayanan. Misalnya, pada penampilan fisik perawat yang meliputi tata rambut,
pakaian seragam dan atribut yang dipakai, riasan wajah, postur tubuh, kebersihan diri, kerapian, cara senyum, cara berjalan, cara bertutur kata, maupun penggunaan
dan kepekaan terhadap bahasa tubuh yang akan memberikan citra yang prima Koentjoro, 2007.
Penampilan fisik tidaklah cukup, tetapi harus ditindaklanjuti dengan memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
Hal itu harus didasari dengan kerelaan untuk melayani, kepedulian, kecepatan memberikan respon terhadap kebutuhan, kesediaan untuk membantu, kesabaran
dan percaya diri Koentjoro, 2007. Penampilan fisik dan cara pemberian pelayanan didukung oleh
kompetensi yang dimiliki oleh pelaku pelayanan, yang meliputi pemahaman terhadap tugas dan peran, pemahaman dan keterampilan dalam menjalankan
asuhan atau tindakan klinis, serta kedisiplinan. Kedisiplinan sendiri meliputi ketepatan dan penghargaan terhadap rekan kerja dan kemampuan untuk bekerja
harmonis dengan rekan kerja Yun, Yong dan Loh, 1996 dalam Koentjoro, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.3. Tenaga Dokter Medis Rachael Massie 1987 dalam Aditama, 2003 menyebutkan bahwa
pelayanan di rumah sakit amat dipengaruhi oleh para profesional yang ada di dalamnya, termasuk para dokter. Suatu penelitian di Amerika Serikat yang dikutip
dari tulisan John Ross menyebutkan tujuh keluhan pasien terhadap dokternya di rumah sakit. Keluhan itu meliputi tidak diberi cukup waktu oleh dokter, biaya
terlalu tinggi, keangkuhan dokter, tidak diberi informasi lengkap tentang penyakitnya, tidak diberi informasi lengkap mengenai biaya, waktu menunggu
terlalu lama serta tidak adanya kerjasama antara dokter pribadi dan spesialis yang di konsul Aditama, 2003.
Hasil penelitian Coser 1956 dalam Asmita, 2008, menyatakan bahwa pasien mengharapkan seorang dokter yang baik dalam merawat, dapat
memberikan kasih sayang, rasa aman, penuh pengertian dan perhatian, berusaha sekuat tenaga dalam mengobati dan merawat serta tahu banyak dan ahli dalam
bidangnya. 2.1.2.4. Penunjang Medik
Salah satu penunjang medik yang penting yaitu pelayanan farmasi dan laboraturium. Pelayanan farmasi di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhannya. Sementara itu faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan pada pasien meliputi:
pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat dengan kualitas baik, harga yang kompetitif, adanya kerjasama dengan unsur lain di rumah sakit
seperti dokter dan perawat Aditama, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan penunjang medik harus dapat memuaskan pasien dan juga memuaskan dokter yang meminta tindakan itu dilakukan pada pasiennya. Untuk
itu diperlukan adanya kualitas teknik pemeriksaan dan pengobatan yang baik, secara terus menerus dalam berbagai keadaan dan sedapat mungkin mencapai
hasil seperti yang diharapkan. Untuk itu diperlukan tenaga yang terampil, sarana dan prasarana yang baik serta sistem monitoring berkala yang memadai Aditama,
2003.
2.2. Mutu Pelayanan