Kontaminan utama pada air adalah zat padat dengan mineral-mineral yang terikut didalamnya, selain itu apabila aliran air melalui permukaan tanah dengan
tingkat organik tinggi seperti tanah gambut, maka kandungan organik akan tinggi, demikian dengan sumber-sumber air lainnya. Pada umunya penampakan karakteristik
air dan metode pengolahannya tergantung dari tingkat kekeruhannya atau karakteristik air baku. Selain masalah air baku perlu dipertimbangkan juga karakteristik air yang
akan dihasilkan, biaya investasi, biaya oprasional dan biaya pemeliharaan serta ketersediaan lahan Suyono, 2008.
2.1.3 Dampak pencemaran air terhadap kesehatan manusia
Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran. Gejala
pencemaran dapat dilihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran pada waktu relative singkat, terjadi
seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjangterjadi setelah masa 20 tahun atau lebih. Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat
dapat diatasi dengan melihat sumber pencemaran lalu mengendalikannya Totok Sutrisno. 2004.
Peran air sebagai sebagai penyakit menular bermacam-macam: 1.
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen 2.
Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit 3.
Jumlah air bersih yang tersedia tidak cukup 4.
Air sebagai media untuk hidup vector penyebar penyakit
2.1.4 Pengolahan Air Sungai
Berdasarkan ciri-ciri air sungai yang telah sebutkan di atas menunjukkan bahwa air sungai Aek leidong tidak layak untuk dijadikan air minum bagi masyarakat. Namun
Universitas Sumatera Utara
karena air sungai tersebut satu-satunya sumber air yang ada pada saat musim kemarau di daerah tersebut maka harus bisa menjadi alternatif sumber air minum masyarakat.
Kondisi yang kurang menguntungkan dari segi kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Kadar keasaman pH yang rendah dapat menyebabkan kerusakan gigi dan
sakit perut Wagner, 2001. 2. Ikatannya yang kuat dengan logam menyebabkan kandungan logam dalam
air tinggi dan dapat menimbulkan kematian jika dikonsumsi terus menerus Wagner, 2001.
Dengan mempertimbangkan sebagian besar pengolahan air di Indonesia masih menggunakan system konvensional. Cara pengolahan air secara konvensional atau
pengolahan lengkap koagulasi – flokulasi – sedimentasi – filtrasi – netralisasi dan desinfektan dapat digunakan untuk menghilangkan warna terutama pembentuk warna
semu sekitar 80 , efisiensi penghilangan warna akan lebih efektif jika dilakukan modifikasi dan tambahan proses seperti aplikasi karbon aktif, reaksi redoks dan
koagulan – flokulan aid Pararaja, 2007.
2.1.5 Alternatif Proses Pengolahan Air Sungai