BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Pada bab ini akan dijabarkan hasil penelititan dan pembahasan tentang hasil eksperimen yang telah dilakukan dalam skala laboratorium. Adapun eksperimen
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a.
Pengaruh tegangan dan jarak elektroda pada pengolahan air sungai Aek Leidong dengan proses elektrokoagulasi
b. Penjernihan air sungai Aek Leidong dengan menggunakan proses
elektrokoagulasi c.
Penjernihan air sungai Aek Leidong dengan menggunakan larutan tawas d.
Proses elektrokoagulasi dengan penambahan larutan tawas pada penjernihan air sungai Aek Leidong
e. Penjernihan dalam skala aquarium
f. Karakteristik air sungai Aek Leidong sebelum dan sesudah proses
elektrokoagulasi dengan penambahan larutan tawas
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pengaruh Tegangan Dan Jarak Elektroda pada Pengolahan Air Sungai
Aek Leidong dengan Proses Elektrokoagulasi
Elektrokoagulasi merupakan suatu proses koagulasi kontiniu menggunakan arus listrik searah melalui peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, dimana
salah satu elektrodanya terbuat dari Aluminium. Dalam proses ini akan terjadi proses reaksi reduksi oksidasi, yaitu air sungai Aek Leidong yang mengandung logam-logam
akan direduksi dan diendapkan di kutub negatif katoda sedangkan elektroda positif anoda akan teroksidasi menjadi [AlOH
3
] yang berfungsi sebagai koagulan. Pada percobaan elektrokoagulasi, plat logam yang digunakan selalu
dihubungkan dengan sumber arus DC. Jumlah logam yang larut tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada elektroda tersebut. Mengenai proses ini proses
elektrolisa Faraday mengatakan hukum Faraday: jumlah gram berat ekivalen dari zat yang menempel, dibebaskan, larut, atau bereaksi pada suatu elektroda sama
dengan jumlah faraday 96.500 coul dari muatan listrik yang dipindahkan melalui elektrolit. Jadi hu kum Faraday dapat dirumuskan sebagai berikut:
F It
M mZ 2.4
Dimana m
= berat aluminium yang larut g Z
= valensi Aluminium, yaitu 3 I
= kuat arus yang digunakan A t
= waktu deteksi detik M
= berat molekul Aluminium, yaitu 27g mol F
= konstanta Faraday, 96.500 Cmol Arus listrik yang menghasilkan perubahan kimia mengalir melalui medium
logam atau elektrolit disebabkan adanya beda potensial, karena tahanan listrik pada medium lebih besar dari logam, maka yang perlu diperhatikan adalah mediumnya dan
Universitas Sumatera Utara
batas antar logam dengan medium. Besarnya jarak antar elektroda juga mempengaruhi besarnya hambatan elektrolit, semakin besar jaraknya semakin besar hambatannya,
sehingga semakin kecil arus yang mengalir. Pelat aluminium setebal 0,6 mm dengan ukuran 13 cm x 15 cm digunakan
sebagai elektroda. Elektroda tersebut diberi tegangan dan jarak antarelektroda yang bervariasi. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui jarak dan tegangan yang optimum
dalam proses penjernihan yang akan dilakukan oleh peneliti. Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pengaruh jarak elektroda terhadap elektrokoagulasi pada penjernihan air sungai Aek Leidong dengan tegangan awal yang tetap
No. Volume Sampel
ml Jarak
Elektrodacm V
in
PSA V
V
out
Elektroda V
1 5000
2.5 12.81
12.76 2
5000 5
12.81 12.75
3 5000
7.5 12.81
12.63 4
5000 10
12.81 12.45
5 5000
12.5 12.81
12.33 Dapat dilihat dari hukum Ohm yang berlaku
V = I x R karena
R = A
L
; I
V =
A L
maka
I= L
VA
I= A
L V
2.2
Universitas Sumatera Utara
Dari data dan persamaan di atas maka diperoleh hasil sebagai berikut: V
volt R kΩ
I m Ampere 12.76
12.75 12.63
12.45 12.33
52.78 105.5
158.33 211.11
263.89 0.24
0.12 0.08
0.06 0.047
Sumber : lampiran hal. 56 Data diatas menunjukkan bahwa tegangan optimum pada V
out
12.76 vol dengan Vin
= 12.81 volt. Jarak optimum d = 2.5 cm dengan arus 0.24 mA dan hambatan 52.78 kΩ. sedangkan pada jarak 5 cm, 7.5 cm, 10 cm dan 12.5 cm dengan
tegangan awal yang sama V
out
semakin menurun yaitu 12.75, 12.63, 12.45 hingga 12.33 yang berarti hambatan semakin besar dan mengakibatkan arus yang mengalir
berkurang. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin dekat jarak antar elektroda maka hambatan semakin kecil sehingga tegangan dan arus semakin besar. Semakin kecil
hambatan semakin cepat pula proses pembentukan flok-flok yang terjadi pada sampel air sungai Aek Leidong.
Sedangkan daya yang terpakai adalah: P = V
2
R Maka diperoleh
V volt P mWatt
12.76 12.75
12.63 12.45
12.33 3.08
1.54 1.02
0.73 0.58
Sumber: lampiran hal. 57
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan penurunan daya tidak selalu sebesar peningkatan atau penurunan impedansinya. Peningkatan dan penurunan daya bergantung pada :
besarnya tegangan sumber Vt hambatan dalam sumber tegangan R1
besarnya impedansi yang disusun seri R2 R dianggap sebagai impedansi
Arus adalah elektron yang mengalir, sehingga jika arus diperbesar maka jumlah elektron yang mengalir dalam sel elektrolit dari anoda ke katoda semakin
meningkat. Peningkatan jumlah elektron meningkatkan jumlah OH
-
dan gelembung gas H
2.
Pada katoda terjadi reaksi 2H
+
+ 2e → H
2
Setelah larutan terbentuk gas hydrogen maka 2H
2
O + 2e → 2OH
-
+ H
2
dan pada anoda terjadi reaksi Al
3 +
+ 3H
2
O → AlOH
3
+ 3H
-
+3e OH
-
akan bergabung dengan Al
3+
dari anoda membentuk senyawa kompleks yang dapat mengikat polutan dan kemudian membentuk flok. Semakin banyak jumlah OH
-
yang terbentuk maka flok yang terbentuk semakin banyak. Semakin banyaknya gelembung gas H
2
yang terbentuk menyebabkan semakin mudahnya proses pengangkatan flok yang dihasilkan ke permukaan. Hal ini sesuai dengan dasar teori
yang menyatakan bahwa tegangan merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi proses elektrokoagulasi.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Penjernihan Air Sungai Aek Leidong dengan Menggunakan Proses