karena air sungai tersebut satu-satunya sumber air yang ada pada saat musim kemarau di daerah tersebut maka harus bisa menjadi alternatif sumber air minum masyarakat.
Kondisi yang kurang menguntungkan dari segi kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Kadar keasaman pH yang rendah dapat menyebabkan kerusakan gigi dan
sakit perut Wagner, 2001. 2. Ikatannya yang kuat dengan logam menyebabkan kandungan logam dalam
air tinggi dan dapat menimbulkan kematian jika dikonsumsi terus menerus Wagner, 2001.
Dengan mempertimbangkan sebagian besar pengolahan air di Indonesia masih menggunakan system konvensional. Cara pengolahan air secara konvensional atau
pengolahan lengkap koagulasi – flokulasi – sedimentasi – filtrasi – netralisasi dan desinfektan dapat digunakan untuk menghilangkan warna terutama pembentuk warna
semu sekitar 80 , efisiensi penghilangan warna akan lebih efektif jika dilakukan modifikasi dan tambahan proses seperti aplikasi karbon aktif, reaksi redoks dan
koagulan – flokulan aid Pararaja, 2007.
2.1.5 Alternatif Proses Pengolahan Air Sungai
Dengan diketahuinya penyebab dan kandungan warna pada air sungai Aek Leidong, maka proses dan metode pengolahan yang dapat diterapkan untuk mengolah jenis air
berwarna alami adalah: Proses Oksidasi, Proses Adsorpsi, Proses Koagulasi – Flokulasi dan proses Elektrokoagulasi.
2.1.5.1 Proses oksidasi
Proses oksidasi untuk pegolahan air berwarna yang mengandung senyawa organik yang dapat dianjurkan adalah dengan ozon atau peroksida, karena tidak menghasilkan
suatu ikatan atau senyawa yang berbahaya dapat menguraikannya sehingga mudah
Universitas Sumatera Utara
terurai dan menguap. Ozon atau peroksida dikenal sebagai oksidator yang kuat yang dapat digunakan dalam pengolahan air sehingga ikatan polimer dan monomernya akan
terputus dan akan membentuk CO
2
dan H
2
O apabila oksodasinya sempurna. Namun dalam aplikasinya biaya operasi relatif mahal, dan perlu digunakan unit penghasil
ozon.
2.1.5.2 Proses adsorpsi
Menurut Schnitzer 1992 dalam disertasi Susilawati 2010 adsorbsi merupakan fenomena fisika di mana molekul-molekul bahan yang diadsorbsi tertarik pada
permukaan bidang padat yang bertindak sebagai adsorban. Dengan demikian jelas bahwa adsorbsi merupakan fenomena bidang batas, yang efisiensinya makin tinggi
apabila luas bidang permukaan adsorban makin besar. Ditinjau dari segi derajat adsorbsi pada suatu jenis adsorban secara umum mengikuti
aturan sebagai berikut Cahyana, 2009: a. Adsorpsi berlangsung sedikit terhadap semua senyawa organic, kecuali
senyawa berhalogen F, Br dan Cl. b. Adsorpsi berlangsung baik pada semua senyawa halogen dan senyawa
alifatik. c. Adsorpsi berlangsung sangat baik terhadap semua senyawa aromatic, makin
banyak kandungan inti benzennya makin baik adsorpsinya. Berdasarkan kriteria di atas maka, pengolahan air bewarna air sungai maupun
air gambut dapat dilakukan dengan cara adsorpsi karena asam humus mempunyai gugus senyawa aromatik. Namun secara umum proses inipun masih mahal.
Dalam proses pengolahan air sungai dengan proses adsorpsi pada prinsipnya adalah menarik molekul asam-asam humus ke permukaan suatu adsoeben. Contoh
Universitas Sumatera Utara
adsorben yang diasa digunakan adalah karbon aktif charcoal, zeolit, resin dan tanah liat dari lokasi sumber air sungai.
2.1.5.3 Proses Koagulasi – Flokulasi