10
2.5. Gabungan Artemeter-Lumefantrin
Gabungan  artemeter  dan  lumefantrin  dengan  perbandingan  1:6  merupakan obat  antimalaria  derivat  artemisinin  fixed-dose pertama.  Kedua  obat  ini
merupakan  blood  schinzoticides dengan  farmakokinetik  tidak  sama  dan memiliki aktivitas yang sinergis.
28
Artemeter merupakan derivat artemisinin yang larut dalam lemak dan cepat  dieliminasi  dari  plasma  dengan  waktu  paruh  dua  hingga  tiga  jam.
6,28
Konsentrasi  puncak  yang  cepat  menyebabkan  penurunan  massa  parasit aseksual  secara  cepat  sehingga  mengurangi  gejala.
29
Efek  samping  dan toksisitas obat ini sama dengan derivat artemisinin lainnya.
6
Lumefantrin merupakan obat anti malaria golongan aryl aminoalcohol seperti  kinin,  meflokuin  dan  halofantrin  yang  bekerja  di  vakuola  makanan
parasit dengan mengganggu pembentukan hem.
6
Obat ini dieliminasi dengan waktu  paruh  tiga  hingga  enam  hari  sehingga  memiliki  cure  rate jangka
panjang setelah pemberian  jangka pendek.
6,28
Bioavaibilitas  oral  lumefantrin bervariasi  dan  diabsorpsi  lebih  baik  bila  diberikan  bersama  lemak  dan
mencapai puncak plasma sekitar 10 jam setelah pemberian.
6,29
Efek  samping  lumefantrin  yang  dilaporkan  umumnya  ringan  seperti nyeri  kepala,  pusing,  nyeri  perut  dan  mual.
6
Lumefantrin tidak  tersedia sebagai  monoterapi,  hal  ini  merupakan  keuntungan  dari  gabungan  kedua
obat ini.
6,30
Universitas Sumatera Utara
11
Dari  beberapa  penelitian  terhadap  keamanan  gabungan  obat  ini didapati  bahwa  efek  samping  yang  dapat  terjadi  adalah  peningkatan
temperatur,
23
nyeri kepala, nyeri perut dan batuk.
13,30,31
Saat  ini  tersedia  tablet  yang  terdiri  dari  20  mg  artemeter  dengan lumefantrin  120  mg.  Dosis  artemeter-lumefantrin  berdasarkan  berat  badan
yaitu untuk  berat badan 5 – 15 kg sebanyak 1 tablet  per kali, 15 – 25 kg sebanyak 2 tablet per kali, 25 – 35 kg sebanyak 3 tablet perkali dan untuk
berat badan   35 kg sebanyak 4 tablet per kali beri.
31
Pemberian gabungan obat  ini  sangat  optimal  jika  diberikan  dengan  enam  dosis  regimen,  dua  kali
sehari  selama  tiga  hari.
31
Pemberian  dosis  kedua  berjarak  8  hingga  12  jam dari dosis pertama.
6,27,30
Universitas Sumatera Utara
12
2.7. Kerangka Konseptual