Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
Education Program T-TEP. SMK Negeri 2 Depok mendapatkan bantuan peralatan untuk kegitan praktikum, seperti ruang pengecatan yang dilengkapi
dengan lampu pengering dan blower udara, laboratorium warna cat, kompresor, mesin las, panel-panel pengecatan, serta tool box alat dan sebagainya. Tujuan T-
TEP sendiri untuk melakukan transfer teknologi ke instuisi pendidikan teknik dan menghasilkan lulusan yang siap pakai di dunia industri khususnya otomotif serta
sebagai wujud kontribusi Toyota di masyarakat Toyota, 2008. Dengan demikian fasilitas kelengkapan belajar di SMK Negeri 2 Depok dapat dikatakan
cukup lengkap. Begitu juga dengan kelengkapan kelas teori dapat dikatakan ruang teori
sudah cukup lengkap. Pemberian teori sebelum melakukan kegiatan praktikum dipandang merupakan hal yang sangat penting. Ruang teori di jurusan otomotif
SMK Negeri 2 Depok, memiliki ruangan yang disebut ruang multimedia. Ruangan ini digunakan untuk memberikan teori oleh guru pada pembelajaran
kejuruan. Ruangan multimedia ini dilengkapi dengan peralatan multimedia, proyektor, komputer, lampu penerangan, sound system, jaringan internet dan
sebagainya untuk kegiatan pembelajaran. Pembelajaran mengacu kepada kegiatan belajar siswa, dan kegiatan
mengajar guru. Belajar dan mengajar sebagai proses terjadi manakala terdapat interaksi antara guru sebagai pengajar dengan siswa sebagai pelajar. Dalam
proses belajar mengajar di sekolah, guru memiliki peranan sentral, karena
5
posisinya sebagai pendidik dan pengajar. Peranan guru dalam Proses Belajar Mengajar PBM belum dapat digantikan oleh alat-alat lainnya seperti mesin,
radio, komputer, dan lainnya. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang
diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat selain guru. Di sinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru
dibandingkan dengan alat-alat atau teknologi modern sekalipun. Pentingnya kedudukan guru berimplikasi pada tuntutan agar guru memiliki
kualitas kinerja yang tinggi. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari kesesuaian perilaku mengajar guru dengan gaya belajar siswa. Gaya belajar siswa menurut
penelitian Sri Utami 2009 yaitu 50 visual, 31,25 aditorial, 12,5 visual aditorial dan 6,25 visual kinestetik.
Kualitas kinerja guru dapat dilihat dari produktifitas guru dalam meningkatkan
kemampuannya. Guru
senantiasa terus
meningkatkan kemampuannya baik secara perseorangan atau kelompok, melalui pendidikan dan
pelatihan. Pada program kerja jangka pendek SMK Negeri 2 Depok jumlah guru yang melanjutkan program S-2 hanya 10 dari 115 orang guru dibawah target
20. Untuk kegitan pelatihan guru diharapkan tahun depan mencapai 10 dari jumlah guru di SMK Negeri 2 Depok.
SMK Negeeri 2 Depok Sleman dinyatakan masuk dalam peserta lomba Inovasi dan kreativitas dalam Pengembangan Pendidikan Karakter Bangasa
6
Tingkat Nasinal. Keikutsertaan dalam lomba ini diharapkan dukungan dan keterlibatan seluruh elemen di SMK Negeri 2 Depok Sleman ikut menentukan
dalam proses visitasi dan penilaian. Namun, tingkat kedisiplinan guru, di SMK Negeri 2 Depok belum dicapai, tingkat kedisiplinan guru yang hanya mencapai
90 dibawah target 95 yang diharapkan. Tingkat kehadiran guru memberi dampak pada proses belajar mengajar di kelas. Guru dengan produktifitas tinggi
dapat memiliki waktu yang lebih besar dalam pemanfaatan sumber-sumber belajar yang tersedia, seperti penggunaan alat peraga, penggunaan alat
multimedia yang sudah tersedia di sekolah. Permasalahan yang timbul yaitu pembelajaran cenderung bersifat pasif, memungkinkan siswa tidak termotivasi
dalam proses belajar. Kecendrungan ini menimbulkan prestasi siswa tidak seperti yang diharapkan. Permasalahan ini kurang mendapat perhatian dari guru
memungkinkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Diharapkan dengan kelengkapan ruang teori dan kelengkapan fasilitas
belajar memungkinkan guru kejuruan mampu menampilkan pelajaran dengan menarik dan interaktif serta meningkatkan semangat siswa untuk lebih giat
belajar. Kemampuan
guru dalam
mengembangkan, menghubungkan,
menggunakan hal-hal atau objek atau fasilitas sekolah pada peroses belajar mengajar membutuhkan suatu kreativitas. Hal ini menjadi sangat penting dalam
peningkatan hasil belajar siswa. Kemampuan guru untuk mengembangkan proses belajar mengajar termasuk menggunakan strategi, metode, dan media
7
pembelajaran akan memberikan kemauan dan kemandirian belajar pada siswa. Selanjutnya, penting untuk dilakukan penelitian tentang guru-guru mata pelajaran
produktif di SMK Negeri 2 Depok pada pelaksanaan proses belajar mengajar.