Latihan Keterampilan Sosial Latihan Memperhatikan Peningkatan Prestasi Akademik

76 b Hasil Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan SY, Bapak TR, dan Ibu SM. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tugas rumah untuk SY tidak selalu sama dengan siswa lain, dapat diambilkan dari buku yang berbeda. Bapak TR memberikan tugas rumah dengan cara menuliskannya di papan tulis atau dengan cara mediktekan. c Dokumentasi Dokumentasi berupa foto saat Bapak TR sedang memberikan tanda di buku SY sebagai pengingat tugas rumah hal. 221.

5. Intervensi

Perilaku hiperaktif siswa di kelas perlu dicegah dengan penanganan yang tepat. Pemberian perlakuan atau bantuan Bapak TR sangat diperlukan untuk perilaku hiperaktif SY di kelas. Berikut ini indikator dari intervensi yang diamati oleh peneliti.

a. Latihan Keterampilan Sosial

Latihan keterampilan sosial untuk SY dapat dilihat dari adanya pembentukan kelompok untuk mengembangkan hubungan sosialnya dengan siswa lain. Latihan memperhatikan dapat dilihat dari beberapa teknik pengumpulan data berkut ini. 1 Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi peneliti selama delapan kali pembelajaran, diketahui bahwa tidak ada pembentukan kelompok untuk SY untuk 77 melatih keterampilan sosialnya. SY tetap bermain dengan teman- temannya baik di dalam maupun di luar kelas. Akan tetapi, tidak semua teman mau bermain dengan SY. 2 Hasil Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan SY, Ibu SM, dan Bapak TR. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tidak ada pembentukan kelompok bermain untuk SY. Ibu SM mengatakan untuk melatih keterampilan sosial SY, Bapak TR menggunakan tutor sebaya agar SY dapat bersosialisasi dengan siswa lain.

b. Latihan Memperhatikan

Salah satu cara untuk melatih siswa hiperaktif memperhatikan ialah dengan menggunakan permainan. Berikut ini data yang diperoleh peneliti. 1 Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi, tidak ada permainan atau cara khusus yang digunakan Bapak TR dalam mengembalikan konsentrasi atau perhatian SY pada pelajaran. Secara umum, Bapak TR sering mengajak siswa bernyanyi dan tepuk bersama untuk menarik perhatian semua siswa. 2 Hasil Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan SY, Bapak TR, dan Ibu SM. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Bapak TR tidak mengadakan permainan khusus untuk melatih SY dalam memperhatikan. Permainan hanya diadakan secara umum mengikuti tema topik 78 pembelajaran. Jika sudah tidak konsentrasi, Bapak TR memanggil dan menegur sampai SY kembali memperhatikan pelajaran.

c. Peningkatan Prestasi Akademik

Siswa hiperaktif memerlukan suatu pembelajaran khusus dalam meningkatkan prestasi akademiknya. Peningkatan prestasi akademik dapat dilihat dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Peningkatan prestasi akademik dapat dilakukan dengan cara: 1 tutor sebaya, dan 2 pengajaran berbasis komputer. 1 Tutor Sebaya a Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi, tutor sebaya yang diadakan Bapak TR atas dasar sukarela siswa lainnya. Siswa yang selesai terlebih dahulu dalam mengerjakan tugas disuruh Bapak TR untuk membantu SY. b Hasil Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan SY, Bapak TR, dan Ibu SM. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Bapak TR mengadakan pembelajaran dengan tutor sebaya untuk SY. Bapak TR menyuruh beberapa teman yang mau membantu SY membaca dan menulis, karena tidak semua teman mau membantu SY. c Dokumentasi Ada dokumen berupa foto SY sedang belajar dengan teman-teman sebaya di kelas hal. 221-222. 79 2 Pengajaran Berbasis Komputer a Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi selama delapan kali, Bapak TR tidak mengadakan pengajaran berbasis komputer untuk SY. b Hasil Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu SM dan Bapak TR. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Bapak TR tidak mengadakan pembelajaran menggunakan komputer. Pembelajaran berbasis komputer baru dikenalkan di kelas atas yaitu kelas IV, V, dan VI. Bapak TR mengatakan beresiko tinggi jika siswa kelas rendah bermain komputer.

B. Pembahasan

1. Program Pengajaran Individual

Berdasarkan analisis peneliti, disimpulkan bahwa program pengajaran individual untuk SY belum berjalan secara optimal. Hal ini dikarenakan dari hasil observasi dan wawancara peneliti hanya menemukan satu kali pengajaran. Peneliti tidak mendapatkan dokumen resmi program pengajaran individual tersebut. Program pengajaran individual untuk SY berupa penambahan jam belajar setelah pulang sekolah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sekolah masih menggunakan kurikulum reguler, belum ada kurikulum modifikasi.