22 c.
Karakteristik Tambahan Berikut merupakan karakteristik tambahan yang menunjukkan bahwa
seseorang siswa mengalami gangguan perilaku hiperaktif. 1
Gejala tersebut yang menimbulkan masalah terjadi sebelum usia 7 tahun.
2 Kegagalan yang ditimbulkan oleh gejala-gejala tersebut tampak pada
dua atau lebih tempat di sekolah atau di tempat bermain dan di rumah. 3
Ada permasalahan yang bermakna secara klinis pada fungsi sosial, akademik, dan okupasional.
4 Gejala-gejala tersebut tidak disebabkan oleh gangguan yang lain:
perkembangan pervasif, skizofrenia psikotik dan tidak diakibatkan gangguan mental lain misalnya: gangguan cemas, gangguan
kepribadian. A. Dayu, 2013: 58
Berdasarkan beberapa karakteristik siswa hiperaktif yang telah dipaparkan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa siswa hiperaktif mempunyai
karakteristik khusus yaitu: a tidak fokus sulit berkonsentrasi, b perhatian mudah terganggu pada hal-hal kecil, c ceroboh, d usil dan suka mengganggu
siswa lain tanpa alasan, e tidak bisa duduk tenang lama di kelas, f sering memotong pembicaraan guru di kelas, dan g kemampuan akademik rendah.
5. Kebutuhan Siswa Hiperaktif
Pembelajaran di dalam kelas harus bisa memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. Siswa hiperaktif mempunyai
kebutuhan yang sama dengan siswa lainnya, akan tetapi pada hal-hal tertentu mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus yang berbeda dengan siswa
lain pada umumnya. Mohamad Sugiarmin 2007: 14 menyebutkan dua kebutuhan siswa hiperaktif yaitu: a kebutuhan pengendalian diri, dan b
kebutuhan belajar.
23 a.
Kebutuhan pengendalian diri Pegendalian diri pada siswa hiperaktif berkaitan dengan pengurangan
perilaku hiperaktif, peningkatan rentang perhatian, dan pengendalian impulsivitas. Beberapa kebutuhan pengendalian diri tersebut ialah:
1 rutinitas, struktur, dan konsistensi,
2 fokus pada hal-hal positif,
3 penjelasan sederhana dan singkat,
4 hindarkan argumentasi, dan
5 abaikan hal-hal yang tidak penting.
b. Kebutuhan belajar
Keberhasilan siswa hiperaktif dalam belajar dipengaruhi oleh pengendalian dirinya. Siswa hiperaktif perlu adanya pengaturan kegiatan yang terjadwal
tidak hanya dalam pengendalian diri, tapi juga pada pengelolaan kelas. Siswa hiperaktif membutuhkan suasana kelas yang tenang, kondusif, dan
terkendali. Pengelolaan kelas dalam hal ini termasuk juga pengaturan pembelajaran dan pemberian tugas.
Beberapa kebutuhan dalam hal pembelajaran yang berbeda dengan siswa lain juga diungkapkan oleh Rief dan Heimburge 1996 dalam Marlina, 2007:
46. Berbagai kebutuhan tersebut ialah: a.
lingkungan kerja, tugas, dan bahan-bahan yang terstruktur, b.
dukungan eksternal yang membantu pemusatan perhatian, c.
kesempatan merespon yang tinggi, d.
bantuan di bidang keterampilan belajar dan belajar aktif, e.
pengajaran yang multisensory, f.
menyesuaikan dengan gaya belajar anak dan modifikasi tulisan, g.
jadwal dan rutinitas yang mampu diprediksi, h.
waktu yang ekstra untuk memproses informasi, i.
modifikasi kurikulum yang kreatif, j.
bantuan jika siswa frustasi, k.
modeling dan pengajaran yang terpusat pada guru, l.
pengalaman belajar yang bermakna, dan
24 m.
strategi pengajaran yang membangun kekuatan dengan memperhatikan kelemahan siswa.
Kebutuhan-kebutuhan di atas merupakan beberapa hal yang harus menjadi perhatian guru dalam mengajar siswa hiperaktif di dalam kelas. Pembelajaran
di dalam kelas akan berjalan dengan baik jika guru mempersiapkan strategi pengajaran yang baik dengan segala kebutuhan dan kemampuan siswa.
Berdasarakan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kebutuhan siswa hiperaktif yaitu: a pengelolaan kelas yang kondusif, b
penjelasan sederhana dan singkat, c pengabaian hal yang tidak penting, d modifikasi kurikulum, dan e waktu yang ekstra.
B. Layanan Pendidikan Guru