52 Prosedur dalam memasuki lapangan penelitian ini, pada awalnya penulis
memilih lokasi SD yang merupakan sekolah inklusi. Kemudian, peneliti memilih sekolah inklusi yang mempunyai guru pendamping khusus dan
mempunyai hasil asesmen setiap siswa berkebutuhan khusus. Belum semua sekolah inklusi mempunyai guru pendamping khusus dan hasil asesmen siswa.
Peneliti mengambil SD N 1 Ngulakan sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama beberapa kali pembelajaran, peneliti menemukan perilaku salah satu siswa kelas II yang
berbeda dengan siswa lain. Perilaku siswa ini sering jalan-jalan di kelas dan mengganggu siswa lain saat pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran
menjadi sedikit terhambat. Setelah peneliti mengamati perilaku yang ditunjukkan siswa, peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas II dan
guru pendamping khusus. Kemudian peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi. Peneliti mengumpulkan data dengan triangulasi sumber
yaitu wawancara kepada guru, guru pendamping khusus, dan siswa.
E. Metode Pengumpulan Data
Sugiyono 2010: 193 mengemukakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pada
penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih
53 banyak pada observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung Jamal Ma’mur, 2011: 123. Observasi dapat dilakukan
secara partisipasi ataupun non partisipasi. Sugiyono 2010: 204 menjelaskan bahwa dalam observasi partisipasi peneliti terlibat langsung
dalam kegiatan yang sedang diamati, peneliti ikut seta melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Sedangkan dalam observasi non partisipasi,
peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamati. Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi pasif, karena peneliti
berada di tempat kegiatan berlangsung tetapi tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis, dan
membuat kesimpulan tentang layanan pendidikan guru pada siswa hiperaktif di kelas II SD Negeri 1 Ngulakan.
2. Wawancara
Esterberg 2002 dalam Sugiyono, 2012: 72 wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Penelitian ini menggunakan wawancara semiterstruktur, karena dengan wawancara ini
peneliti dapat menambah pertanyaan di luar pedoman wawancara yang telah dibuat untuk mengungkap informasi dari narasumber.
54 Sebelum melakukan kegiatan wawancara, peneliti membuat pedoman
wawancara terlebih dahulu. Sehingga kegiatan wawancara tetap fokus pada tujuan utama peneliti yaitu mendeskripsikan layanan pendidikan guru pada
siswa hiperaktif di kelas II SD Negeri 1 Ngulakan. Pedoman wawancara hanya digunakan sebagai acuan, sedangkan kegiatan wawancara bersifat
terbuka dan fleksibel. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas II, kepala sekolah, dan siswa hiperaktif itu sendiri.
3. Dokumentasi
Nana Syaodih 2009: 221 mendefinisikan dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Sementara itu, Sugiyono 2012: 82 menjelaskan bahwa dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu, baik berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Untuk memperoleh data dokumentasi, peneliti mengambil dokumen berupa perangkat pembelajaran individual, buku catatan siswa, daftar nilai
dan buku rapor siswa hiperaktif. Peneliti juga mengambil dokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran di kelas II SD Negeri 1 Ngulakan.
F. Instrumen Penelitian