79
2 Pengajaran Berbasis Komputer
a Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi selama delapan kali, Bapak TR tidak mengadakan pengajaran berbasis komputer untuk SY.
b Hasil Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu SM dan Bapak TR. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Bapak TR tidak
mengadakan pembelajaran menggunakan komputer. Pembelajaran berbasis komputer baru dikenalkan di kelas atas yaitu kelas IV, V, dan
VI. Bapak TR mengatakan beresiko tinggi jika siswa kelas rendah bermain komputer.
B. Pembahasan
1. Program Pengajaran Individual
Berdasarkan analisis peneliti, disimpulkan bahwa program pengajaran individual untuk SY belum berjalan secara optimal. Hal ini dikarenakan dari
hasil observasi dan wawancara peneliti hanya menemukan satu kali pengajaran. Peneliti tidak mendapatkan dokumen resmi program pengajaran
individual tersebut. Program pengajaran individual untuk SY berupa penambahan jam belajar setelah pulang sekolah. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa sekolah masih menggunakan kurikulum reguler, belum ada kurikulum modifikasi.
80 Bapak TR memberikan pembelajaran secara khusus untuk SY tanpa
adanya perencanaan tertulis. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Shodig 1996: 186 yang menyatakan bahwa program pengajaran individual
merupakan kerangka lengkap tertulis tentang program pengajaran untuk setiap anak berkebutuhan khusus yang memuat berbagai aspek rencana pembelajaran
yang memungkinkan anak dapat belajar sesuai ketersediaan waktu dan kondisi yang dimilikinya sehingga potensi anak dapat berkembang secara optimal.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru tetap memperhatikan kebutuhan dan kemampuan secara individual SY. Bapak TR menggunakan
kriteria penilaian yang berbeda dengan siswa lain pada umumnya. Sesekali materi yang diajarkan untuk SY juga berbeda dengan siswa lain. Materi
disesuaikan dengan tingkat kemampuan SY. Program yang dikhususkan untuk SY ialah penambahan jam belajar yang dilaksanakan oleh Bapak TR. Hal ini
sesuai dengan pendapat Grant L. Martin 2008: 270 yang menyarankan untuk memberi pengajaran tambahan mengenai kebutuhan-kebutuhan khusus bagi
siswa hiperaktif. Penambahan jam belajar ini sudah berlangsung sejak semester 1.
Pembelajarannya ditekankan pada latihan membaca dan menulis untuk SY. Meskipun tidak ada perencanaan secara tertulis, Bapak TR mempunyai catatan
tersendiri yang berisi tingkat kemampuan membaca, dan menulis SY. Akan tetapi, program tersebut belum terstruktur dengan baik. Hal ini dikarenakan
belum ada jadwal secara rutin penambahan jam belajar tersebut. Selama berlangsungnya penelitian, peneliti hanya menjumpai satu kali pelaksanaan
81 program penambahan jam belajar untuk SY. Penambahan jam belajar untuk
SY dilaksanakan Bapak TR langsung setelah pulang sekolah.
2. Akomodasi