membilang angka dengan meneruskan angka yang diucapkan guru. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa
menjawab beberapa pertanyaan guru tentang materi pelajaran. Siswa menceritakan kembali pembelajaran yang dilakukan.
Evaluasi pembelajaran
dilakukan secara
tertulis. Siswa
mengalami tunanetra jenis low vision berat. Siswa menuliskan bilangan sesuai perintah soal angka berkisar antara 100-500. Siswa mengurutkan
angka yang 10 angka berkisar antara 100-500. Penilaian Bahasa Indonesia, siswa diminta mendiskripsikan hasil pengamatan tentang
kacang dan agar-agar dengan kalimat sederhana. dan mengurutkan bilangan tersebut. Hambatan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran
adalah perbedaan kemampuan intelektual 2 siswa di kelas II B terlalu jauh, salah satu siswa sudah ingin melanjutkan materi ke tingkat yang
lebih sulit. Sedangkan satu siswa lain masih kesulitan dalam menulis. Hal ini menyebabkan guru harus memperhatikan salah satu dari mereka,
mengingat siswa yang belum bisa menulis harus selalu mendapatkan bantuan dari guru. Akan lebih baik jika materi mereka dibedakan, bahkan
kelas juga harus dibedakan, sehingga masing-masing anak mendapatkan materi yang sesuai dengan kemampuannya dan memudahkan guru dalam
melakukan evaluasi belajar.
d. Praktik Mengajar ke-4
Praktik mengajar ke empat dilaksanakan pada hari Kamis pada tanggal 27 Agustus 2015, jam pelajaran ke 3-4 di kelas I. Mata pelajaran
yang disampaikan adalah Seni Budaya dan Keterampilan SBK. Praktik mengajar ke empat, dalam penyusunan RPP dan pelaksanaan praktik
mengajar dibimbing oleh Nickita Kiki P., S. Pd. Pembelajaran di mulai dengan kegiatan pra kondisi dan apersepsi.
Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menyampaikan materi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa dijelaskan pengertian
benda dua dimensi. Siswa diajak menyebutkan benda-benda di kelas yang merupakan bentuk dua dimensi.Siswa dijelaskan bahwa lingkaran
termasuk pada benda dua dimensi. Siswa membuat suatu karya berbentuk binatang menggunakan lingkaran dengan berbagai ukuran. Siswa diberi
kesempatan bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa menjawab beberapa pertanyaan guru tentang materi pelajaran. Siswa
menceritakan kembali pembelajaran yang dilakukan.
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara lisan dan praktik. Siswa mengalami tunanetra jenis low vision. Siswa mengidentifikasi bentuk
bangun datar pada gambar yang disediakan guru. Hambatan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran adalah waktu yang digunakan lebih
singkat, sehingga ada beberapa menit yang tersisa. 5 menit yang tersisa digunakan untuk membahas PR yang sebelumnya diberikan guru kelas.
Hal tersebut dilakukan agar dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya dan sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan.
e. Praktik Mengajar ke-5
Praktik mengajar ke lima dilaksanakan pada hari Selasa pada tanggal 1September 2015, jam pelajaran ke 5-6 di kelas III. Mata
pelajaran yang disampaikan adalah Bahasa Indonesia, dengan materi mendengarkan dan memahami isi cerita dongeng. Praktik mengajar ke
lima, dalam penyusunan RPP dan pelaksanaan praktik mengajar dibimbing oleh Waidi, S. Pd.
Pembelajaran di mulai dengan kegiatan pra kondisi dan apersepsi. Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menyampaikan materi
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa menyebutkan dongeng- dongeng yang pernah didengar. Siswa dijelaskan pengertian dongeng.
Siswa mendengarkan dongeng dari media laptop. Siswa bersama guru mendiskusikan watak tokoh dalam dongeng. Siswa bersama guru mencari
pelajaran positif dari cerita yang didengar. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa menjawab
beberapa pertanyaan guru tentang materi pelajaran. Siswa menceritakan kembali pembelajaran yang dilakukan.
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara lisan. Siswa mengalami tunanetra jenis buta total.Siswa menjawab pertanyaan lisan yang didikte
oleh guru dengan menulis jawaban di kertas dan dengan tulisan braille. Hambatan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran adalah anak tidak
langsung dapat memahami cerita dalam satu kali pemutaran audio. Siswa diputarkan audio sebanyak tiga kali supaya anak mampu memahami
dengan baik cerita tersebut. Media yang digunakan adalah laptop dan soft file audio
dongeng berjudul “Tujuh Anak Lelaki”. Hal ini digunakan supaya menambah pengalaman anak tentang mendengarkan dongeng
dengan intonasi pembacaan yang baik, sehingga anak tidak bosan dalam mendengarkan cerita dari guru.