13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Definisi tentang pembelajaran kooperatif dikemukakan oleh Slavin Ratumanan, 2002:107 yaitu dalam pembelajaran kooperatif siswa
bekerja sama dengan kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari suatu materi. Hal serupa juga diungkapkan oleh Tamsan, Smith
Ratumanan, 2002:107 bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dengan kelompok-kelompok kecil saling membantu untuk
mempelajari suatu materi akademik terampil antar pribadi dan anggota kelompok serta bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok
dan untuk mempelajari materi itu sendiri. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang siswa yang sederajat tetapi mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, sukuras yang berbeda heterogen, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok,
tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk
mencapai ketuntasan belajar. 13
14 Jadi dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang didalamnya siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen untuk mempelajari suatu materi akademik terampil antar pribadi
dan anggota kelompok serta bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-
tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri. 2. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson Johnson dan Sutton dalam Trianto,2009:60. Terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
a. Pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja
sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. b. Kedua, interaksi antar siswa yang semakin meningkat. Pembelajaran
kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses
sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam
kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan dari
teman sekelompoknya interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah
yang sedang dipelajari bersama. c. Ketiga, tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam
belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal; a
15 membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b siswa tidak dapat
hanya skedar “membonceng” pada hasil kerja teman sekelompoknya. d. Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam
belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi
dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikapsebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam
kelompok akan menuntut keterampilan khusus. e. Kelima, proses kelompok. Pembelajaran kooperatif tidak akan
berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai
tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arends dalam Trianto 2009:65, menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar; b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah; c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang beragam dan; d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
16 Johnson Johnson dalam Trianto,2009:57 menyatakan bahwa
tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara
kelompok. Sedangkan menurut Arends dalam Ratumanan, 2002:110 model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
yaitu : a. Prestasi akademik
Belajar kooperatif sangat menguntungkan bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi maupun rendah. Siswa berkemampuan
lebih tinggi dapat menjadi tutor bagi yang berkemampuan rendah. Dalam proses ini siswa berkemampuan lebih tinggi secara akademis
mendapat keuntungan, karena pengetahuannya dapat lebih mendalam. b. Penerimaan akan keanekaragaman
Belajar kooperatif menjadikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi sosial untuk bekerja dan saling
bergantung pada tugas-tugas rutin dan malalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif dapat belajar menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial Belajar kooperatif bertujuan mengajarkan pada siswa
keterampilan-keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi. Keterampilan ini yang paling penting dimiliki masyarakat
5. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
17 Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran
kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel 2.1 Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar.
Fase – 2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok kooperatif Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan hasil
18 kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok. Sumber: Ibrahim, dkk. dalam Trianto 2009:67
6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif. Kelebihan dari
pembelajaran kooperatif menurut Slavin dalam Ratumanan, 2002:110 diantaranya :
a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.
c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
e. Interaksi antar siswa untuk membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non konservatif menjadi konservatif.
Di samping kelebihan keunggulan Strategi Pembelajaran Kooperatif di atas ada pula keterbatasannya, diantaranya:
19 a. Timbulnya egoisme siswa. Bagi siswa yang merasa mampu akan
berfikir bahwa rekannya yang kurang mampu akan menjadi penghambat dalam proses pengembangan dirinya. Akibatnya iklim
kerja dalam kelompok akan tergangngu. b. Ciri utama Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah bahwa siswa
saling membelajarkan. Oleh karenanya jika tanpa pembagian yang efektif bisa saja yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak
tercapai oleh siswa. c. Penilaian yang diberikan adalah penilaian kelompok. Namun demikian
perlu disadari bahwa hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi individu.
d. Tanpa kontrol yang baik, siswa yang bekerja dalam kelompok akan didominasi oleh satu orang yang merasa atau dianggap mampu oleh
kelompok.
B. Kajian Teoritis Tentang Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament