Tabel 2.1 Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen
Nama Variabel
Indikator Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
Motivasi Intrinsik
X1 15
Kuesioner Tinggi skor 8-15
Rendah skor 0-7 Rasio
Motivasi Ekstrinsik
X2 9
Kuesioner Tinggi skor 5-9
Rendah skor 0-4 Rasio
Tindakan Y 19
Kuesioner Baik skor 11-
19 Tidak Baikskor 0-
10 Rasio
3.7 Metode Analisis Data
a. Analisis Univariat : Tujuan analisis ini untuk menjelaskan distribusi frekwensi
dari masing-masing variabel independen dan variabel dependen. b.
Analisis Bivariat : Tujuan analisis ini untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen yang diduga kuat mempunyai hubungan bermakna dengan
variabel dependen, dengan menggunakan uji korelasi pearson pearson’s product moment.
c. Analisis Multivariat : Tujuan analisis ini untuk melihat faktor mana yang paling
dominan pada variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda. Persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut : Y = a+ b
1
X1+b
2
dimana : X2
Y = tindakan dokter melaksanakan UUPK nomor 29 tahun 2004
a = konstanta
Universitas Sumatera Utara
X
1
X = motivasi intrinsik
2
b = motivasi ekstrinsik
1
b = koefisien regresi X1
2
Dengan tingkat signifikan α=0,05 maka dilakukan tahap analisis sebagai
berikut : = koefisien regresi X2
a. Uji F uji serempak
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji F uji serempak untuk melihat signifikansi secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas.
H : b
1
,b
2
H = 0 artinya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap tindakan dokter melaksanakan UUPK nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak-hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
Kota Tebing Tinggi.
1
: b
1
,b
2
Alat uji yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan uji statistik F, dengan ketentuan jika nilai F
≠ 0 artinya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik secara bersama- sama berpengaruh terhadap tindakan dokter melaksanakan UUPK nomor 29 tahun
2004 tentang pemenuhan hak-hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.
hitung
F
tabel,
H ditolak dan H
1
diterima, sedangkan jika F
hitung
F
tabel,
maka H diterima dan H
1
Untuk menguji signifikansi faktor-faktor tersebut secara bersama-sama terhadap tindakan dokter melaksanakan UUPK nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
hak-hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, digunakan rumus uji F Sugiyono, 2006, yaitu :
Fh = 1
1
2 2
− −
− k
n R
k R
Keterangan : R
2
k = jumlah variabel independen = koefisien korelasi ganda
n = jumlah anggota sample b.
Uji Parsial uji t Kriteria pengujian hipotesis untuk uji t parsial
H : b
1
,b
2
H = 0 artinya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik tidak berpengaruh
secara parsial terhadap tindakan dokter melaksanakan UUPK nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak-hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota
Tebing Tinggi.
1
: b
1
,b
2
Alat uji yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan uji statistik t, dengan ketentuan jika nilai t
= 0 artinya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik berpengaruh secara parsial terhadap tindakan dokter melaksanakan UUPK nomor 29 tahun
2004 tentang pemenuhan hak-hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.
hitung
t
tabel,
H ditolak dan H
1
diterima, sedangkan jika t
hitung
t
tabel,
maka H diterima dan H
1
Untuk menguji signifikansi faktor-faktor tersebut secara parsial terhadap tindakan dokter melaksanakan UUPK nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak-hak
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, digunakan rumus uji t Sugiyono, 2006, yaitu :
t
hitung 2
1 2
. r
n r
− −
= keterangan : r
p
n = jumlah sampel = korelasi parsial yang ditemukan
t = t
hitung
yang selanjutnya dibandingkan dengan t
tabel
.
Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik
karena data akan diuji berbentuk rasio. Oleh sebab itu Santoso 2001, menyatakan bahwa “untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal
dan atau bisa dianggap normal, jika bisa maka akan dilakukan uji Normality Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakan Grafik PP-Plot”.
Pengujian normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data
bergerombolan di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan
normal. 2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
Universitas Sumatera Utara
terdapat problem multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas
dalam model regresi dapat dilihat VIF Varience Inflation Factor. Menurut Santoso 2001 model regresi yang baik tidak menghendaki adanya
masalah multikolinieritas. Dikatakan bebas dari multikolineritas dengan melihat Varience Inflation Factor VIF dengan pedoman sebagai berikut : jika VIF 5 maka
diduga mempunyai persoalan multikolinieritas, dan jika VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas.
3. Uji Heterokedastisitas Masalah serius lain yang mungkin timbul dalam analisa regresi berganda
adalah heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dalam model regresi digunakan analisis residual yang berupa grafik dengan dasar
pengambilan keputusan jika pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur, maka terjadilah heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik menyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi terletak di lokasi yang strategis yaitu di tengah kota dan mudah dijangkau. RSUD Dr.
H. Kumpulan Pane berdiri tahun 1958 yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Kota Praja. Dibangun di atas areal tanah seluas 11.675 m
2
dengan luas bangunan 3.296 m
2
Sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan mengenang jasa salah seorang dokter pribumi pertama yang berpraktek di Kota Tebing Tinggi dan
merupakan tokoh masyarakat yang banyak bergerak di bidang kesehatan, maka nama rumah sakit dirubah menjadi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane. Perubahan ini ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1013MenkesSkIX2007 Tanggal 6 Desember 2007, tentang Perubahan Nama
Rumah Sakit. Pada Tanggal 28 Juli 2009 RSUD Dr. H. Kumpulan Pane telah ditetapkan menjadi Kelas B Non Pendidikan berdasarkan Surat Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 581MenkesVII2009 dengan status kepemilikan adalah .
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 233Menkes S.K.VI1983 UPTD RSU Kota Tebing Tinggi ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Umum Pemerintah Kelas C Non Pendidikan Profil RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, 2010.
Universitas Sumatera Utara