1 motivasi ekstrinsik akan meningkatkan tindakan dokter dalam melaksanakan Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang hak-hak
pasien sebesar 0,463.
2. Uji Parsial Uji t
Hasil pengolahan data terhadap kekuatan pengaruh parsial motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik didalam mengestimasi tindakan dokter dalam melaksanakan
Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak- hak pasien ditunjukkan pada tabel berikut.
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
hitung
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-1.180 1.450
-1.813 .422
Motivasi intrinsik .421
.137 .442
3.081 .004
Motivasi ekstrinsik .463
.184 .361
2.515 .017
a Dependent Variable: Tindakan Dokter Signifikan pada α = 5
t
table
= t α 5; df 35-3= 32
= t α df n-k
= 2.038
Tabel di atas menunjukkan bahwa secara parsial nilai t
hitung
3.081 motivasi intrinsik lebih besar dari t
tabel
2.038, artinya motivasi intrinsik memiliki kekuatan yang signifikan didalam mengestimasi tindakan dokter dalam melaksanakan Undang-
Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak-hak pasien. Demikian halnya dengan motivasi ekstrinsik memiliki t
hitung
2.515 lebih besar dari t
tabel
2.038, sehingga dapat dikatakan motivasi ekstrinsik memiliki kekuatan yang signifikan didalam mengestimasi tindakan dokter dalam melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak- hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.
3. Uji Simultan Uji F
Hasil uji simultan Uji F ditunjukkan pada tabel berikut:
ANOVAb Model
df Mean Square
F
hitung
Sig.
1 Regression
2 57.880
13.698 .000a
Residual 32
4.225 Total
34 a Predictors: Constant, motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik
b Dependent Variable: Tindakan dokter Signifikan pada
α = 5 df1 = 2
df2 = 33 F
tabel
= 8.590
Tabel di atas mengindikasikan bahwa nilai F
hitung
adalah sebesar 13.698 dengan nilai sig. 0.000, sedangkan F
tabel
adalah sebesar 8.590. Dengan demikian F
hitung
dalam penelitian ini lebih besar dari F
tabel
4. Koefisien Determinasi
dan probabilitasnya lebih kecil dari α=5, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik secara bersama-samasimultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan dokter dalam melaksanakan Undang-Undang Praktik
Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak-hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.
Hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Model Summaryb Model
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .779a
.561 .528
2.056 a Predictors: Constant, motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik
b Dependent Variable: Tindakan dokter
Hasil pengolahan data yang dilakukan terhadap determinan tindakan dokter dalam melaksanakan Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004
tentang pemenuhan hak-hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, yang terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik nilai R Square
sebesar 0.561, artinya variasi variabel motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik memiliki kekuatan 56.1 di dalam mengestimasi tindakan dokter dalam
melaksanakan Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak-hak pasien, sedangkan sisanya 43.9 dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dianalisis dalam model estimasi penelitian ini, seperti: budaya organisasi dan iklim kerja yang ada di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Tindakan Dokter dalam melaksanakan Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004
Ishak dan Hendri 2003 menyatakan bahwa manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara
itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan
sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui mayoritas dokter memiliki motivasi intrinsik kategori tinggi yaitu sebanyak 27 orang 77.1. Banyaknya dokter yang
memiliki motivasi intrinsik kategori tinggi dikarenakan sebagian besar pernyataan tentang prestasi yang diraih, pengakuan orang lain, tanggung jawab, dan kepuasan
kerja dinilai baik oleh dokter. Hasil analisis secara parsial uji t diperoleh nilai t
hitung
3.081 motivasi intrinsik lebih besar dari t
tabel
2.038, dan nilai sig. = 0,004 p0.05, artinya motivasi intrinsik memiliki kekuatan yang signifikan didalam mengestimasi tindakan
dokter dalam melaksanakan Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang pemenuhan hak-hak pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota
Tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara