97
menerbitkan bank garansi dalam rangka jaminan pelaksanaan yang mana jaminan pelaksanaan adalah bentuk penanggungan yang diberikan oleh bank untuk
menanggung pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan kontraktor. Sehubungan dengan
itu dapat
dilihat dari
bank garansi
jaminan pelaksanaan
nomor MBG7771523628110 tanggal 04012010 yang diterbitkan oleh Bank Mandiri
keadaan ini menunjukan bahwa bank menjamin untuk membayar kepada pihak ketiga jika debitor wanprestasi.
2. Hubungan hukum antara terjamin debitor dengan penerima jaminan bouwheer
Hubungan hukum yang terjadi antara penerima jaminan dan terjamin adalah merupakan suatu perjanjian secara terus menerus yang perjanjian tersebut telah dibuat
terlebih dahulu sebelum bank garansi tersebut diterbitkan oleh pihak bank, yang mana dalam hal ini penerima jaminan meminta atau menginginkan dari debitor
suatu jaminan apabila nantinya lalai, penerima jaminan tetap menerima pembayaran yang
merupakan haknya yang telah dicantumkan dalam perjanjian, dengan demikian bank garansi adalah merupakan persyaratan mutlak sebagai suatu jaminan suatu
pembayaran jika debitorterjamin tidak dapat memenuhi apa yang diperjanjikan, namun pencairanpembayaran bank garansi tersebut dengan menunjukkan dokumen
tertentu. Dalam pembayaran pencairan bank garansi telah dilakukan oleh bank, timbul
suatu keadaan yang mana penerima jaminan telah memperoleh pembayaran atas dasar wanprestasi dari debitor yang dikemukakannya kepada bank, dilain pihak, debitor
Universitas Sumatera Utara
98
dapat membuktikan bahwa pihaknya sudah tidak wanprestasi sehingga penerima jaminan karena keadaan yang demikian tidak berhak untuk menerima pembayaran
dari pencairan bank garansi tersebut.
3. Hubungan Hukum Antara Bank Dengan Penerima Jaminan
Jika dilihat dari hubungan antara bank dengan penerima jaminan, sebenarnya dalam perjanjian tidak terlihat sebagai pihak yang turut menantangani perjanjian
secara langsung antara pihak bank dengan penerima jaminan, namun karena mengikatkan diri untuk menjamin kepastian pembayaran, apabila pihak terjamin
wanprestasi, adapun keterikatannya karena adanya perjanjian pemberian bank garansi yang diminta oleh terjamin yang disebutkan dalam perjanjian untuk membayar
kepada penerima jaminan bila terjamin wanprestasi. Oleh karena dalam perjanjian antara terjamin dengan penerima jaminan, bank
bukanlah merupakan pihak, untuk itu perlu mendapat perhatian dan dicermati, karena kemungkinan akan terjadi adanya penyalah gunaan pada bank garansi, karena
penerima jaminan dengan beritikad tidak baik, sehingga meminta pembayaran
walaupun sebenarnya ia tidak berhak meminta dan untuk melakukannya. Sehubungan dengan itu untuk mengantisipasinya agar terhindar dari perbuatan orang-orang yang
tidak bertanggung jawab, maka bank membuat persyaratan yang jelas dan tegas yang bertujuan untuk mengurangi resiko yang akan timbul dikemudian hari, sehingga bank
tidak melakukan pembayaran sebelum persyaratan yang telah diperjanjikan dipenuhi sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera Utara
99
Bank garansi merupakan perjanjian untuk menanggung atau menjamin atau perjanjian garansi yang diatur didalam Pasal 1316 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata disebutkan : “Suatu perjanjian dimana seseorang telah menjamin atau menanggung seorang
pihak ketiga, dengan menjanjikan bahwa orang ini akan berbuat sesuatu, dengan tidak mengurangi tuntutan pembayaran ganti rugi terhadap siapa yang telah
menanggung pihak ketiga itu atau yang telah berjanji untuk menyuruh pihak ketiga tersebut menguatkan sesuatu, jika pihak ini menolak memenuhi
perikatannya.
132
Dalam prakteknya bank garansi adalah bentuk perjanjian penanggungan atau borgtocht
sebagai mana diatur dalam Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, bahkan Bank Indonesia dalam surat edarannya
nomor 235UKU tanggal 28 februari 1991 menyebutkan bahwa bank garansi
ditinjau dari segi hukum merupakan perjanjian penanggungan borgtocht.
B. Akibat Hukum Terjadinya Pencairan Bank Garansi 1. Bank garansi merupakan perjanjian untuk menanggung
Dalam perjanjian pemberian bank garansi dimana debitor terjamin meminta kepada penjamin bank bahwa apabila nantinya wanprestasi untuk membayarkan
kepada penerima jaminan pihak ketiga sejumlah uang sebagaimana yang tercantum dalam warkat bank garansi, dengan demikian berarti atas perintah debitor terjamin
untuk membayarnya kepada pihak ketiga, dengan demikian yang dimaksudkan dengan perjanjian untuk menanggung atau menjamin atau perjanjian garansi
132
Herlien Budiono, Op.cit, hlm.398.
Universitas Sumatera Utara
100
sebagaimana diatur dalam Pasal 1316 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan :
“Bahwa suatu perjanjian dimana seseorang telah menjamin atau menanggung seorang pihak ketiga, dengan menjanjikan bahwa orang ini akan berbuat
sesuatu, dengan tidak mengurangi tuntutan pembayaran ganti rugi terhadap siapa yang telah menanggung pihak ketiga itu atau yang telah berjanji untuk
menyuruh pihak ketiga tersebut menguatkan sesuatu, jika pihak ini menolak memenuhi perikatannya”
133
Berkenaan dengan subjek perjanjian ini, oleh kitab undang-undang hukum perdata diadakan ketentuan yang dipandangnya juga sebagai pengecualian terhadap
asas pribadi yaitu Pasal 1316 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
134
Dari suatu arres Hoge Raad di Nederland 4 Mei 1951, Nj 1952, 129.
135
dikemukakan bahwa penjaminanpenanggung seorang pihak ketiga dianggap sebagai dan digolongkan
pada suatu kewajiban yang harus dilaksanakan yang dengan tidak dilaksanakan kewajiban tersebut menimbulkan hak bagi kreditor atas pembatalan berdasarkan Pasal
1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dari pertimbangan yang dikemukakan oleh Hoge Raad tersebut dapat disimpulkan bahwa pada bank garansi, bank
mengikatkan dirinya bukan dalam arti Pasal 1316 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, melainkan bank hanya memenuhi suatu kewajiban yang seharusnya
dilakukan oleh pihak pihak yang memberi perintah kepada bank pihak yang dijamin untuk melakukannya. Bank hanya harus melakukan pembayaran tersebut atas
permintaan dan
pemberitahuan dari
pihak penerima
jaminan atau
dengan
133
Herlien Budiono, Ibid, hlm.398-399.
134
Mariam Darus Badrulzaman,et.,al, op.cit,hlm.72.
135
Herlien Budiono,op.cit.hlm.399.
Universitas Sumatera Utara
101
menunjukkan dokumen tertentu. Hal inilah yang tidak disyaratkan pada suatu perjanjian untuk menanggung.
Berdasarkan uraian tersebut diatas bahwa bank garansi adalah merupakan perjannjian yang paling mirip dengan perjanjian penanggungan atau yang populer
disebut borgtocht, namun dalam pelaksaannya mengalami perbedaan dimana dalam bank garansi pihak bank yang telah mengikatkan dirinya terhadap pihak yang dijamin
untuk melakukan pembayaran kepada pihak penerima jaminan yang mana pihak bank tidak dapat menolak tuntutan atas pembayaran kepada penerima jaminan, sedangkan
bortocht hanya memenuhi kewajiban debitor jika debitor sendiri tidak memenuhi
kewajibannya kepada kreditor. Selanjutnya dalam putusan dari Rechtbank Amsterdam 5 April 1984, KG 1984, 122.
136
Yang memberikan ilustrasi perbedaan antara bank garansi yang mempunyai sifat tidak bergantung dari perjanjian pokok perjanjian
antara pihak penerima jaminan dengan pihak yang dijamin sedangkan borgtocht yang mempunyai sifat bergantungan pada perjanjian pokoknya.
2. Akibat penanggungan siberutang dengan sipenanggung