Hubungan antara bank garansi dengan borgtocht

86 terjamin atas pemberian pinjaman kredit pada saat kejadian tersebut berlangsung, antara lain seperti akan tetapi tidak terbatas pada ketentuan atas kewajiban debitor kepada kreditor berupa pembayaran bunga provisi, denda dan lain sebagainya, pencairan bank garansi berikut kewajiban-kewajiban lainnya adalah merupakan hutang yang wajib dilunasi oleh terjamin yang wajib dilunasi oleh terjamin selambat- lambatnya dalam waktu 14 empat belas hari kalender terhitung sejak tanggal dicairkannya bank garansi oleh bank tersebut. 114

2. Hubungan antara bank garansi dengan borgtocht

Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan siberpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya siberutang, mana kala orang ini sendiri tidak memenuhinya Pasal 1820 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 115 Dengan demikian berdasarkan ketentuan tersebut menunjukkan bahwa penanggungan itu adalah suatu perjanjian Accessoir seperti halnya pemberian gadai, yaitu bahwa eksistensi atau adanya penanggungan itu tergantung dari adanya suatu perjanjian pokok, yaitu perjanjian yang pemenuhannya ditanggung atau dijamin dengan perjanjian penanggungan itu. 116 Sehubungan dengan itu bank garansi adalah bentuk perjanjian yang paling mirip dengan perjanjian penanggungan atau borgtocht Pasal 1820-1850 Kitab Undang-Undang Hukum 114 Zulkarnaen, Wawancara, Kasie Legal, PT.Bank Mestika Dharma Medan, di Medan, tgl.18 Maret 2011. 115 R.Subekti, 1992, Aneka Perjanjian, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti, hlm.164. 116 Ibid. Universitas Sumatera Utara 87 Perdata. 117 Dalam Surat Edaran Bank Indonesia nomor.235UKU, tanggal 28 Februari 1991 disebutkan bahwa garansi bank merupakan perjanjian buntut accessoir yang ditinjau dari segi hukum merupakan perjanjian penanggungan borgtocht yang diatur dalam buku ketiga bab XVII Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dimana bank bertindak sebagai penanggung. Dalam bank garansi harus dinyatakan dengan tegas apakah memilih apa yang disebutkan dalam Pasal 1831 atau Pasal 1832, hal ini sangat diperlukan apabila nantinya terjadi wanprestasi, dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, apabila timbul cidera janji wanprestasi maka sebelum melakukan pembayaran sipenjamin bank dapat meminta agar benda-benda siberutang disita dan dijual terlebih dahulu untuk melunasi hutangnya. Dalam pada itu menurut Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka bank wajib membayar garansi bank yang bersangkutan segera setelah timbul cidera janji wanprestasi dan menerima tuntutan pemenuhan kewajiban klaim. Sehubungan dengan itu pada umumnya pihak bank memilih ketentuan yang tersebut dalam Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dicantumkan 117 Herlien Budiono, 2008, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti, hlm.400. Universitas Sumatera Utara 88 dengan tegas dalam warkat bank garansi. 118 Adapun bunyi Pasal 1832 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut : Si penanggung tidak dapat menuntut supaya harta benda si berutang lebih dahulu disitia dan dilelang untuk melunasi utangnya, dalam hal : 1. Apabila ia telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut dilakukannya lelang sita lebih dahulu atas harta benda siberutang tersebut; 2. Apabila ia telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan siberutang utama secara tanggung menanggung;dalam hal ini akibat-akibat perikatannya diatur menurut asas-asas yang ditetapkan untuk utang-utang tanggung menanggung; 3. Jika siberutang dapat mengajukan suatu tangkisan yang hanya mengenai dirinya sendiri secara pribadi; 4. Jika siberutang dalam keadaan failit; 5. Dalam halnya penanggungan yang diperintahkan oleh hakim. Dari ketentuan tersebut dapat diketahui : Ad.1. Bahwa ada kemungkinan sipenggung melepaskan haknya untuk menuntut dilakukannya lelang sita lebih dahulu atas harta benda siberutang utama; pelepasan hak istimewa itu dilakukan dalam perjanjiannya penanggungan yang diadakan dengan kreditor, tetapi dapat juga dilakukan kemudian, baik dalam suatu perjanjian lagi maupun dengan suatu pernyataan sepihak; Ad.2. Bahwa ada kemungkinan sipenanggung mengikatkan dirinya bersama- sama dalam suatu perjanjian dengan siberutang utama secara tanggung nenanggung. Dalam hal yang demikian, dinamakan “penanggung solider”. Keadaan seperti itu 118 Bambang Fitrianto, Wawancara, Pemimpin, Kantor Layanan Sei Sikambing Medan, PT.BNI Persero Tbk.di Medan,tanggal 8 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara 89 memperkuat kedudukan kreditor, karena ia dapat menuntut baik debitor maupun penanggung masing-masing untuk seluruh utang, menurut kehendaknya; Ad.3. Tangkisan yang hanya mengenai dirinya siberutang sendiri secara pribadi adalah misalnya kalau utang yang dituntut pembayarannya, yang telah ditanggung oleh sipenanggung, dibuat oleh debitor dalam kedudukannya sebagai direktur perseroan terbatas, sedangkan perseroan terbatas tersebut sudah tidak ada lagi, oleh siberutang diajukan tangkisan eksepsi supaya berhubung dengan tidak lagi dipegangnya kedudukan tersebut, gugatan itu oleh hakim dinyatakan tidak diterima. Jika tangkisan itu diterima, maka bagi kreditor sudah tidak ada jalan lagi untuk mendapat uangnya kembali; Ad.4. Kalau sidebitor jatuh pailit, ia tidak lagi dapat digugat dimuka pengadilan dan tidak dapat dilakukan penyitaan lagi atas harta bendanya. Namun demikian disebutkan dalam pasal 1 angka 6 UUK-PKPU nomor .37 tahun 2004 bahwa utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontijen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor. 119 Sehubungan dengan itu dalam kepailitan tidak semua kreditor memiliki kedudukan yang sama, perbedaan kedudukan kreditor ini semata-mata ditentukan oleh jenis 119 Sutan Remy Sjahdeini, 2009, Hukum Kepailitan, Jakarta, PT. Pustaka Utama Grafiti, hlm.194. Universitas Sumatera Utara 90 piutangnya masing-masing. Adapun golongan kreditor dalam kepailitan adalah sebagai berikut. 120 : a. Kreditor separatis. Yaitu kreditor yang dapat menjual sendiri benda jaminan seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Dapat dikatakan sebagai kreditor yang tidak terkena akibat kepailitan. Artinya para kreditor separatis ini tetap dapat melaksanakan hak- hak eksekusinya meskipun debitornya telah dinyatakan pailit. Tergolong kreditor separatis adalah kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan. b. Kreditor preferenistimewa. Yaitu golongan kreditor yang piutangnya mempunyai kedudukan istimewa, artinya kreditor ini mempunyai hak untuk mendapat pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan boedel pailit. Kreditor ini diberi tingkatan yang lebih tinggi dari kreditor lainnya semata-mata berdasarkan sifat piutang seperti yang diatur dalam Pasal 1133, 1134, 1139, 1149 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, c. Kreditor konkuren. Yaitu kreditor yang tidak termasuk golongan kreditor separatis atau golongan konkuren. Pelunasan piutang-piutang mereka dicukupkan dari sisa hasil penjualanpelelangan harta pailit sesudah diambil bagian golongan separatis dan golongan preferen. Sisa hasil penjualan harta pailit itu dibagi menurut imbangan besar kecilnya piutang para kreditor konkuren Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Ad.5. Penanggungan yang diperintahkan oleh hakim adalah misalnya penanggungan yang diperintahkan kepada seorang wali sebagai jaminan atas pengurusan harta benda seorang anak yang belum dewasa. Mengenai penanggungan terdapat beberapa jenis penanggungan antara lain. 121 a. Jaminan kredit kredit garansi 120 Sunarmi,2009,Hukum Kepailitan,Medan,Usu Press, hlm.152. 121 Djaja S.Meliala, 2008, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum Perikatan, Bandung, Nuansa Aulia, hlm.71. Universitas Sumatera Utara 91 Terjadi apabila seseorang mengikatkan diri sendiri sebagai penanggung untuk memenuhi hutang debitor, baik itu karena ditunjuk oleh kreditor tanpa sepengetahuan atau persetujuan debitor maupun yang diajukan oleh debitor atas perintah dari kreditor. b. Jaminan bank, adalah suatu jenis penanggungan dimana yang bertindak sebagai penanggung adalah bank. Bank garansi terjadi jika bank selaku penanggung diwajibkan untuk menanggung dipenuhinya pembayaran tertentu kepada kreditor. Antara jaminan kredit dan jaminan bank ada perbedaan yang khas, yaitu pada jaminan penanggungan kredit, bank terikat untuk memberikan kredit, sedang pada jaminan penanggungan bank, bank bebas untuk nantinya memberikan kredit atau tidak. c. Jaminan oleh lembaga pemerintah,terjadi apabila dalam hal ini pemerintah memberikan kredit untuk tujuan-tujuan tertentu yang maksudnya memberi perlindungan bagi pengusaha kecil, dan lain-lain dan pemerintah bersedia menjadi penanggung bagi pemberi kredit tersebut.

3. Berakhirnya Bank Garansi