Rangkaian Ekivalen Mesin Sinkron Rotor Silindris

4.2.2. Rangkaian Ekivalen Mesin Sinkron Rotor Silindris

Sumber tegangan cukup memadai untuk menggambarkan rangkaian ekivalen mesin sinkron rotor silindris. Kumparan- kumparan

dibangkitkannya tegangan, mengandung resistansi dan reaktansi. Selain itu, antar kumparan juga terjadi kopling magnetic karena letak mereka yang saling berdekatan pada posisi yang simetris. Kita anggap bahwa ketiga kumparan jangkar adalah identik, masing-masing dengan

jangkar,

tempat

resistansi R a dan reaktansi X a . Antar ketiga kumparan terjadi reaktansi bersama X m . Jika tegangan terbangkit di kumparan

jangkar adalah E a E , b dan , E c dan tegangan fasa-netral di terminal mesin adalah V an V , bn dan , V cn , maka dapat

digambarkan rangkaian ekivalen seperti pada Gb.4.8. Pada Gb.4.8. ini I a I , b dan , I c adalah arus fasa a, b, dan c yang

keluar dari terminal mesin dan ketiganya kembali melalui penghantar netral melalui impedansi Z n . Aplikasi hokum Kirchhoff pada rangkaian ini memberikan persamaan

E a = ( R a + jX a ) I a + Z n ( I a + I b + I c ) + jX m ( I b + I c ) + V an

= ( R a + jX a + Z n ) I a + ( Z n + jX m ) I b + ( Z n + jX m ) I c + V an (4.20.a)

E b = ( R a + jX a + Z n ) I b + ( Z n + jX m ) I a + ( Z n + jX m ) I c + V bn (4.20.b)

E c = ( R a + jX a + Z n ) I c + ( Z n + jX m ) I a + ( Z n + jX m ) I b + V cn (4.20.c)

E a R a jX a jX

I b V an

bn

Gb.4.8. Rangkaian ekivalen mesin sinkron

Jika kita tuliskan

Z s = R a + jX a + Z n

(4.21) Z m = Z n + jX m Maka persamaan 4.20.a,b,c menjadi

E a = Z s I a + Z m I b + Z m I c + V an

E b = Z s I b + Z m I a + Z m I c + V bn (4.22)

E c = Z s I c + Z m I a + Z m I b + V cn Dalam bentuk matriks, persamaan (4.22) adalah

 E a   Z s Z m Z m   I a   V an    

      E b  =  Z m Z s Z m   I b  +  V an  (4.23.a)

       E c    Z m Z m Z s    I c   V an  176 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (3)        E c    Z m Z m Z s    I c   V an  176 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (3)

E abc = [ Z abc ] I abc + V abc

(4.23.b) Kita ingat bahwa

I abc = [] T I 012 dan V abc = [] T V 012

dan kita masukkan ke (4.23.b) serta kita kalikan kedua ruas (4.23.b) dengan

− [] 1 T maka kita peroleh

T I + T − abc 1 [][ abc ][ ] [][]

T V 012

= [ Z 012 ] I 012 + V 012

(4.24.a)

Kita hitung ruas kiri (9.24.a)

T E abc =  1 a a   a E f  =  3 E f  =  E f ( 4.24.b)

[ Z 012 ] pada (4.24.a) adalah

[  012 ][][ = T − 1 Z abc ][ ] T =  0 Z s − Z m

0  (4.24.c)

0 0 Z s − Z m   dengan Z s dan Z m diberikan oleh (4.21). Elemen-elemen matriks

(4.24.c) menjadi Z 00 = Z s + 2 Z m = R a + jX a + Z n + 2 Z n + j 2 X m

(4.25.a) = R a + j ( X a + 2 X m ) + 3 Z n Z 11 = Z s − Z m = R a + jX a + Z n − Z n − jX m

4.25.b) = R a + j ( X a − X m ) Z 22 = Z s − Z m = R a + jX a + Z n − Z n − jX m

(4.25.c) = R a + j ( X a − X m ) sehingga (4.24.c) menjadi

 Z 00 0 0 

Z 012 ] =  0 Z 11 0 

(4.25.d)

  0 0 Z 22  

Dengan (4.25.b) dan (4.25.d) maka (4.23.a) menjadi  0   Z 00 0 0   I 0   V 

    0      E  =  0 Z 11 0   I 1  +  V 1 

(4.26.a)

22    I 2   V 2  Persamaan (4.26.a) ini memberi jalan untuk menggambarkan

rangkaian urutan dari mesin sinkron. Dengan mengingat bahwa Z n bukanlah komponen mesin, didefinisikan impedansi urutan mesin sebagai

Z 1 = Z 11 ; Z 2 = Z 22 (4.26.b) Berdasarkan (4.26.a) dan (4.26.b) kita gambarkan rangkaian

Z 0 = Z 00 − 3 Z n ;

urutan seperti terlihat pada Gb.4.9.

Rangkaian urutan nol.

Rangkaian urutan Positif

Rangkaian urutan negatif. Gb.4.9. Rangkaian urutan mesin sinkron.

178 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (3)

Penurunan rangkaian urutan di atas cukup sederhana dengan hasil yang sederhana pula dan kita akan menggunakannya dalam analisis. Namun sesungguhnya beberapa hal tidak kita pertimbangkan dalam penurunan tersebut. Misalnya keberadaan damper winding tidak kita singgung; dan demikian juga tegangan terbangkit di kumparan jangkar kita anggap ditimbulkan oleh arus eksitasi yang konstan padahal dalam kenyataannya tidak demikian; rangkaian magnetic mesin juga kita anggap memiliki karakteristik linier walaupun kenyataannya nonlinier. Hal-hal yang kita abaikan ini diperhitungkan oleh pembuat mesin.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

IbM Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Menuju Desa Mandiri Energi

25 108 26