51 e. Berdasarkan proses terjadinya, terdiri dari sampah alami
seperti dedaunan dan sampah non alami yang terbentuk karena aktivitas manusia;
f. Berdasarkan sifatnya terdiri dari: 1. Sampah organik yakni sampah yang mengandung jenis
senyawa-senyawa organik karena disusun oleh unsur-unsur karbon, oksigen dan hidrogen yang biasanya sampah jenis ini
mudah dedegradasi oleh bakteri atau mikrobia, misalnya dedaunan, kayu, sisa makanan ternak, kertas karton, buah-
buahan yang membusuk, bangkai binatang, dan sebagainya; 2. Sampah anorganik yakni sampah yang tersusun oleh
senyawa-senyawa anorganik yang sulit didegradasi oleh bakteri atau mikrobia, misalnya kaleng, plastik, besi dan
logam, gelas atau kaca, mika atau bahan-bahan yang tersusun oleh senyawa anorganik lainnya;
g. Berdasarkan jenisnya terdiri dari sampak makanan, sampah kebun atau pekarangan, sampah kertas, sampah plastik, karet
dan kulit, sampah kain, sampah kayu, sampah logam atau besi, sampah gelas, kaca dan keramik serta sampah yang
berupa abu atau debu.
52
2.1.3. Pengelolaan Sampah Kota
2.1.3.1. Sistem Pengelolaan Sampah Kota
Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
1989 menyebutkan bahwa, sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5 aspek. Sistem
pengelolaan sampah perkotaan terdiri dari beberapa komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang lain
berinteraksi untuk mencapai tujuan. Aspek-aspek dalam sistem pengelolaan sampah yaitu: 1. Aspek Teknik Operasional; 2.
Aspek Peran Serta Masyarakat; 3. Aspek Institusi dan Kelembagaan; 4. Aspek Pembiayaan; dan 5. Aspek
Pengaturan. Keterkaitan dan hubungan masing-masing aspek
tersebut dijelaskan pada gambar 2.1.
GAMBAR 2.1. HUBUNGAN KOMPONEN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
Sumber : Ismaria, 1992
53
A. Aspek Teknis Operasional
Sistem Teknis Operasional merupakan salah satu upaya dalam mengontrol pertumbuhan sampah, namun dalam
pelaksanaannya tetap harus disesuaikan dengan pertimbangan kesehatan, teknik, konservasi, estetika dengan pertimbangan
lingkungan Tchobanoglous, 1977. Dalam sistem pengelolaan sampah yang dinilai meliputi tingkat pelayanan,
daerah pelayanan, dan 6 elemen dasar fungsional operasional pengelolaan sampah yang terkait satu sama lain yang terdiri
dari sub sistem timbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pengolahan dan pembuangan
akhir.
B. Aspek Peran Serta Masyarakat
Peran serta atau partisipasi dapat diartikan keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan anggota
masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi secara langsung berarti
anggota masyarakat tersebut ikut memberikan bantuan tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan, sedangkan partisipasi tidak
langsung berupa keuangan, pemikiran dan material yang diperlukan. Pengertian peran serta masyarakat dalam bidang
persampahan adalah keterlibatan masyarakat dalam arti ikut serta bertanggung jawab baik pasif maupun aktif secara
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk mewujudkan kebersihan bagi diri sendiri dan lingkungan.
Pengelolaan persampahan sebenarnya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung