Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT TIONGHOA TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAWASAN PECINAN KOTA BANDUNG TAHUN 1970-1998.

Moch Wildan Ramadhan, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TIONGHOA TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAWASAN PECINAN KOTA BANDUNG TAHUN 1970-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan penelitian skripsi ini. Penggunaan tinjauan pustaka ini diperlukan agar penulisan dalam skripsi ini tidak hanya bersifat naratif, melainkan berdasarkan analisis yang akan memperjelas suatu peristiwa historis untuk peningkatan mutu historiografi. 3.3.3 Bab III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai kegiatan-kegiatan dan cara-cara yang dilakukan dalam penelitian skripsi. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah. Langkah-langkah penelitiannya meliputi heuristik atau proses pengumpulan sumber, kritik terhadap sumber yang telah dikumpulkan, interpretasi sumber, hingga ke tahap penulisan atau historiografi. Setiap langkah-langkah tersebut nantinya akan dijelaskan lebih rinci lagi. Metode yang digunakan adalah metode historis dan teknik yang digunakan adalah studi literatur. 3.3.4 Bab IV Pembahasan Bab ini merupakan pembahasan dari penelitian sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan dan pembatasan masalah. Di dalam Bab ini penulis akan memaparkan dan menganalisis bagaimana persepsi masyarakat Tionghoa terhadap program keluarga berencana di kawasan Pecinan Kota Bandung tahun 1970-1998, di dalamnya akan mengungkapkan deskripsi umum daerah penelitian, latar belakang sosial budaya daerah penelitian, persepsi masyarakat Tionghoa terhadap program Keluarga Berencana di kawasan Pecinan Kota Bandung 1970-1998. 3.3.5 Bab IV Kesimpulan Bab kesimpulan ini merupakan kesimpulan penulis mengenai pembahasan yang telah dipaparkan dari keseluruhan bab yang menggambarkan persepsi masyarakat Tionghoa terhadap program keluarga berencana di kawasan Pecinan Kota Bandung tahun 1970-1998. Selain itu juga terdapat atribut lainnya dari mulai kata pengantar hingga riwayat hidup penulis, semua itu dijadikan ke dalam laporan utuh yang sebelumnya telah melewati tahapan koreksi dan konsultasi dari Pembimbing I dan Pembimbing II. Moch Wildan Ramadhan, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TIONGHOA TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAWASAN PECINAN KOTA BANDUNG TAHUN 1970-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA Abdurachim, I. 1973. Pengantar Masalah Penduduk. Bandung: Alumni Ahmadi, A. Kaelany. 1982. Kependudukan di Indonesia dan Berbagai Aspeknya. Jakarta: Mutiara Permata Widya. Brehm, S.S. Kassin S. M. 1993. Sosial Psychologi. Boston: Houghton. Budiarti, L. 2005. Psikologi Persepsi. Bandung: ITB. Darahim, A. 2010. Kependudukan dan Peran Pendidikan Kependudukan Dalam Mendukung Program KB Nasional. Jakarta: Ketua Umum Paguyuban Juang Kencana PJK Pusat. Depdikbud. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Faradina, T. 2007. Gambaran Persepsi Supir Bajaj Daerah Pangkalan Blok M terhadap Keselamatn Berkendara di Jalan Raya tahun 2007. Skripsi. Tidak Diterbitkan, Program Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta. Forum Kajian Rakyat. 2004. Megawati dan Etnis Tionghoa. Jakarta: FKR. Gottschalk, L. 1975. Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: Universitas Indonesia. Hendrata, L. 1973. Aneka Cara KB. Jakarta: BKKBN, Biro penerangan dan Motivasi. Hermana, H.G. 2014. Kerusuhan Anti Etnis Tionghoa Di Jatiwangi Februari 1998. Skripsi. Tidak Diterbitkan, Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Hidajat. 1977. Masyarakat dan Kebudayaan Cina di Indonesia. Bandung: Tarsito. Ismaun. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press. Koentjaraningrat. 1979. Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press. Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Moch Wildan Ramadhan, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TIONGHOA TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAWASAN PECINAN KOTA BANDUNG TAHUN 1970-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kustedja, S. 2012. Jejak Komunitas Tionghoa dan Perkembangan Kota Bandung. Jurnal Sosioteknologi, 26, hlm. 105 – 128. Lampang, N. 2014. Identifikasi Persepsi Masyarakat Tentang Pengaruh Slum Area Terhadap Kawasan Heritage Kota Bandung Studi Kasus Kelurahan Braga. Skripsi. Tidak Diterbitkan, Program Sarjana, UNIKOM, Bandung. Lestari, P. dkk. 2007. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Keluarga Berencana Penelitian Di Desa Panggungharjo Kecamatan Sewekon Kabupaten Bantul. Laporan Penelitian Dosen Muda. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Liliweri, A. 2003. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: LKiS Manuaba, I.B.G. 1989. Ilmu kebidanan dan Penyakit Kandungan dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Kehidupan. Pidato Pengukuhan Penerimaan Jabatan Guru Besar. Denpasar: Universitas Udayana. Mochtar, R. 1993. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Mubyarto. 1984. Strategi Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta: P3PK-UGM. Mulyana, D. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Noerjanah, A. 2004. Komunitas Tionghoa Di Surabaya 1910-1946. Semarang: Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah Mesiass Pasaribu, I.L. Simanjuntak. 1986. Sosiologi Pembangunan: Bandung: Tarsito. Rahardjo, J. dkk. 1980. Wanita Kota Jakarta Kehidupan Keluarga dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Ritonga, H.A. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas Di Sumatera Utara. Sumatra Utara: tidak dipublikasikan. Saifuddin, A.B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontasepsi. Jakarta: Bina Pustaka. Samarwan, U. 2000. Analisis Presepsi, Prilaku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pandangan Tradisional. Bandung: LIPI Sarwono, S.W. 1976. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : PT. Bulan Bintang. Sendjaja, S.D. 1999, Pengantar Komunikasi. Jakarta: Departemen Pendidikan Moch Wildan Ramadhan, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TIONGHOA TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAWASAN PECINAN KOTA BANDUNG TAHUN 1970-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setiono, B.G. 2003. Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: Elkasa. Sjamsuddin, H. 2007. Metodologi Sejarah. Jakarta: Penerbit Ombak. Skober, T.R. 2006. Orang Cina Di Bandung, 1930-1960 Merajut Geliat Siasat Minoritas Cina. Konferensi Nasional Sejarah VIII. Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Soewarso, T. dkk. 1995. Persepsi Tentang Etos Kerja Kaitannya Dengan Nilai Budaya Masyarakat. Semarang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Sugihartono. 1996. Prilaku Seksual Remaja Pada Siswa SMU Di Kota Madya Yogyakarta. Laporan Penelitian Fakultas Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Suliyati, T. Tanpa tahun. Studi Gender pada Masyarakat Tionghoa Di Daerah Pecinan Semarang. Skripsi. Tidak Diterbitkan, Program Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang. Supardan, D. 2009. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Suryadinata, L. 1984. Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta: Grafiti Perss. Suryadinata, L. 1988. Kebudayaan Minorotas Tionghoa Di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Suryadinata, L. 1999. Etnis Tionghoa Dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: Pustaka LP3ES. Thoha, M. Tanpa tahun. Birokrasi Pembangunan Desa Partisipasi Rakyat. Makalah Lepas. Tubbs, S.L. Moss, S. 1980. Human communication. New York: Random House. Vasanty, P. 2004. Kebudayaan Orang Tionghoa Di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Walgito B. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Wiknjosastro. dkk. 1977 Family Planing In Rural West Java. Jakarta: Universitas Indonesia. WAWANCARA Wawancara tanggal 1 Januari 2015, Iih Suryana Unit Pelaksana KB-PLKB tahun 1990 di Kecamatan Sumur Bandung. Moch Wildan Ramadhan, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TIONGHOA TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAWASAN PECINAN KOTA BANDUNG TAHUN 1970-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Wawancara tanggal 22 April 2015, Ali Jambas, ketua R.W. 01 Kelurahan Braga di tahun 1986. Wawancara tanggal 04 Juni 2015, Marga wanita Tionghoa di Kelurahan Baraga dan seorang ibu rumah tangga pengguna KB Mandiri di tahun 1995. Wawancara tanggal 15 September 2015, Inggrit Suherman wanita Tionghoa di Kelurahan Braga, seorang wirausaha dan ibu rumah tangga. Wawancara tanggal 28 September 2015, Susilawati wanita Tionghoa di Kelurahan Braga dan seorang ibu rumah tangga. INTERNET BKKBN. 2012. Sejarah BKKBN. [Online]. Tersedia di: http:riau.bkkbn.go.idViewProfil.aspx?ProfilID=31.html. Diakses 18 Maret 2015. Skinner, G.W. 1963. The Chinese Minority. [Online]. Tersedia di: http:neumann.43i.orgsarlitochinese_fam.html. Diakses 24 November 2014. Moch Wildan Ramadhan, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TIONGHOA TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAWASAN PECINAN KOTA BANDUNG TAHUN 1970-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian, sekaligus memberikan analisis terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti jawaban dari permasalahan yang telah dikaji, simpulan tersebut adalah sebagai berikut :

5.1 Simpulan

Di daerah Pecinan Kota Bandung yang terletak di Jalan Pecinan Lama, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Terdapat kelompok masyarakat etnis Tionghoa yang tinggal berkelompok disana membentuk sebuah komunitas kawasan Pecinan. Pecinan di Kota Bandung merupakan peninggalan dari masa Kolonial Hindia Belanda. Pada masa Kolonial Hindia Belanda masyarakat etnis Tionghoa yang merupakan masyarakat pendatang telah di eksklusifkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda menempatkan etnis Tionghoa diatas pribumi. Sehingga proses identifikasi etnis pendatang itu cenderung berjalan lambat terhadap pribumi. Hingga Indonesia merdeka, kecurigaan diantara keduanya masih tetap mengakar. Di dalam masa pembangunan ini, patutlah kita memikirkan untuk mengerahkan segala potensi yang ada pada bangsa Indonesia. Di dalam menghadapi suku-suku bangsa dan golongan minoritas yang banyak terdapat di Indonesia ini, pemerintah Indonesia perlu memperhatikan potensi-potensi yang ada pada suku-suku bangsa atau golongan-golongan Tionghoa di Indonesia. Masalah yang pertama-tama dihadapi adalah masalah integrasi dari golongan itu. Hal ini penting untuk menjalin kerjasama yang harmonis antara golongan ini dengan orang Indonesia lainnya. Di Indonesia, proses integrasi antara suku-suku bangsa memang sudah dimulai, tetapi masih terlampau lambat, antara lain karena kurang pengetahuan dan toleransi terhadap kebudayaan dari suku-bangsa atau golongan lain yang dihadapi dan karena perasaan superioritet pada individu-individu dari satu golongan terhadap golongan yang Moch Wildan Ramadhan, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TIONGHOA TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAWASAN PECINAN KOTA BANDUNG TAHUN 1970-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lain. Bila sifat itu terus dipelihara maka akan sangat berbahaya untuk kelangsungan persatuan bangsa. Karena sikapnya yang superioritet demikian masyarakat Tionghoa yang ada di kawasan Pecinan Kota Bandung kurang terbuka dengan lingkungan sekitarnya. Sikap partisipasi mereka terhadap program-program pemerintah yang ada dilingkungannya kurang di tanggapi secara serius. Dalam hal ini, khususnya program keluarga berencana yang gencar diusahakan pemerintah saat itu. Pemerintah Presiden Soeharto tahun 1967 mencanangkan bahwa perlu adanya program pemecahan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB nasional. Keputusan itu sekaligus tindak lanjut dari kesepakatan internasional dalam Deklarasi Kependudukan PBB 1967 New York. Keluarga berencana dalam arti membatasi kelahiran perlu dilaksanakan di daerah yang padat penduduknya, sedangkan bagi daerah yang masih luas tanahnya, KB berarti merencanakan kelahiran demi kesehatan ibu dan anak serta kesejahteraan keluarga. Dan KB juga merupakan salah satu jalan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Pemerintah merasa program keluarga berencana ini sangat erat kaitanya dengan sarat pembangunan ekonomi. Akan tetapi yang terjadi adalah golongan etnis Tionghoa ini lebih peduli terhadap bisnis dan usahanya saja. Sikap eksklusif mereka telah membatasi proses integrasi bangsa didalamnya, khususnya antara Tionghoa dan pribumi. Semakin lama mereka untuk terbuka terhadap yang lain, maka kecurigaan diantara keduanya semakin menguat pula. Kedudukan politik mereka juga di Indonesia kurang strategis. Sejarah Indonesia menggambarkan bahwa masyarakat etnis Tionghoa ini lebih mengutamakan bisnis daripada kepentingan politik, kecuali kepentingan politik itu menyangkut usaha dan bisnisnya. Mereka mendukung siapapun peminpinnya selama kepentingan- kepentingan ekonomi dan usahanya tidak terusik. Sikap tersebut didasari pula karena rasa nasionalisme mereka terhadap pemerintahan Indonesia yang lemah. Mereka masih ada kecenderungan menganggap bahwa mereka masih bagian dari negeri leluhurnya. Mereka menganggap dirinya di bumi Indonesia hanya sebagai kelompok pendatang, dan hanya sementara. Kelompok yang masih berfikiran seperti itu adalah para golongan Tionghoa totok yang umumnya fanatisme terhadap negeri leluhurnya masih kuat. Adapun diantara mereka yang sikap politiknya sebagian telah berpihak terhadap pemerintah Indonesia adalah golongan Tionghoa peranakan yang umumnya lahir di