Variabel Penelitian Validitas METODOLOGI PENELITIAN

Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dari populasi di atas dan berdasarkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipilih dua kelas yang digunakan sebagai sampel yang akan dijadikan subjek dalam penelitian ini. Dari kedua kelas tersebut, satu kelas dipilih sebagai kelas kontrol dan satu kelas yang lain dijadikan sebagai kelas eksperimen. Dalam pengambilan sampel, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen, diambil berdasarkan teknik Cluster Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Pada teknik ini populasi diberi kesempatan yang sama dijadikan sampel . Tetapi, karena dalam populasi tersebut berstrata tidak sama maka pengambilan sampelnya menggunakan stratified random sampling. Kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas X-2 sepuluh dua, sedangkan kelas kontrol yang digunakan adalah kelas X-3 sepuluh tiga.

3.3 Variabel Penelitian

Teori variabel menurut Sugiyono 2010:60: Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbemtuk apa apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini diambil dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sugiyono 2010:61 menjelaskan bahwa variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 1. Variabel bebas : Penerapan metode pembelajaran IMPROVE berbasis multimedia interaktif. 2. Variabel terikat : Peningkatan Intrapersonal Intelligences siswa. Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. Prosedur ini berfungsi sebagai acuan dalam keterlaksanaan penelitian yang terstruktur dan mudah sehingga memperoleh hasil yang baik dan sesuai tujuan penelitian di lapangan. Secara umum, prosedur penelitian yang dilakukan adalah studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur berarti kegiatan yang berkaitan dengan pencarian dan penggalian informasi mengenai metode IMPROVE, multimedia interaktif, dan intrapersonal intelligences. Dengan informasi tersebut, maka dapat dijadikan acuan untuk mencari keterkaitan antara metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dengan peningkatan intrapersonal intelligences . Studi lapangan yaitu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data yang menggambarkan tentang suatu masalah keadaan dan gejala di lapangan. Kegiatan dalam studi lapangan adalah tahap pre test, tahap pelaksanaan pembelajaran, dan tahap post test. Setelah semua tahap dari studi lapangan berlangsung, maka selanjutnya adalah tahap analisis data, uji hipotesis dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan uraian tersebut, adapun alur dari pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Persiapan

1. Identifikasi permasalahan mengenai materi ajar SMA Sekolah Menengah Atas serta permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. 2. Menentukan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian. 3. Studi literatur mengenai metode pembelajaran IMPROVE, multimedia interaktif dan Intrapersonal Intelligences. 4. Menentukan materi ajar yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran dalam penelitian. Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5. Menyusun instrumen pembelajaran, meliputi RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, media pembelajaran multimedia interaktif, lembar observasi, soal pre test dan post test serta alat dan bahan lainnya yang berhubungan dengan pembelajaran. 6. Judgement intrumen-instrumen pembelajaran tersebut kepada dosen dan guru. 7. Melakukan perbaikan instrumen jika ada instrumen yang kurang tepat. 8. Melakukan uji coba instrumen berupa soal pre test dan post test pada kelas X sepuluh lain di SMA Negeri 4 Cirebon. 9. Menganalisa hasil uji coba instrumen, meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 10. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. 11. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. 12. Menghubungi guru TIK tempat dilaksanakannya penelitian SMA Negeri 3 Cirebon untuk penyesuaian materi ajar dan mengetahui kondisi kelas. 13. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan

1. Memberikan pre test kepada kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Hasil dari pre test ini juga akan digunakan sebagai pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan. 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pembelajaran dilakukan di laboratorium komputer. Pada kelas eksperimen digunakan metode pembelajaran IMPROVE berbasis multimedia interaktif, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran secara konvensional, yaitu kegiatan belajar Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu mengajar dengan metode ceramah, diskusi dan praktek serta menggunakan media pembelajaran satu arah. 3. Pelaksanaan metode pembelajaran IMPROVE berbasis multimedia interaktif disesuaikan dengan tujuh tahapan metode IMPROVE yang kemudian disesuaikan pula oleh indikator-indikator intrapersonal intelligences- nya. Ketujuh tahapan tersebut secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: a. Introducing the New Concept; pada tahapan ini siswa diberi pengenalan awal mengenai konsep materi dan sub materi jaringan komputer yang akan dipelajari. Pengenalan konsep ini menggunakan video yang ada dalam multimedia pembelajaran interaktif. b. Metacognitif Question; pada tahap ini siswa diberi rangsangan tentang pengetahuannya melalui pertanyaan-pertanyaan metakognitif. c. Practicing; merupakan tahapan di mana siswa mulai menggali konsep-konsep mengenai jaringan komputer. Dalam tahapan ini, siswa membentuk kelompok 3-4 orang untuk kemudian mendiskusikan permasalahan yang ada dalam lembar kerja kelompok. Setelah itu mengungkapkan hasil diskusi kelompoknya di hadapan kelas. Selain itu, dalam tahapan ini pada pertemuan kedua terdapat praktikum langsung menyusun kabel jaringan. d. Reviewing and Reducing Difficulties; siswa mengungkapkan permasalahan yang tidak dapat diselesaikannya ataupun kesulitan yang dihadapinya baik kepada guru maupun temannya. e. Obtaining Mastery; merupakan tahapan di mana siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan materi yang dipelajari pada hari yang sama untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi. Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu f. Verification; dari hasil evaluasi dapat dilihat siswa mana yang telah menguasai materi dan siswa mana yang belum berdasarkan pencapaian batas kelulusan. g. Enrichment; pengayaan pada tahap ini dilakukan jika siswa masih tetap belum mencapai batas kelulusan setelah mengulang kembali materi yang ada pada multimedia pembelajaran sebanyak satu kali. 4. Memberikan post test kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Post test dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengukur peningkatan hasil belajar kognitif siswa.

3.4.3 Tahap Akhir

1. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut. 2. Tahap analisis data dilakukan untuk membandingkan data hasil pre test sebelum diberi perlakuan dengan hasil post test yang kemudian dibandingkan dengan data hasil pre test dan post test kelas kontrol. 3. Tahap uji hipotesis dilakukan penarikan kesimpulan untuk menolak atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. 4. Tahap penarikan kesimpulan untuk menarik kesimpulan penelitian berdasarkan hasil uji hipotesis.

3.5 Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati ” Sugiyono, 2010: 148. Fenomena yang dimaksud tersebut secara spesifik merupakan variabel penelitian. Jadi, intrumen penelitian dibuat untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam menganalisis permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal pre test, soal post test , Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, angket dan media pembelajaran. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jaringan Komputer. RPP dibuat Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu untuk tiga kali pertemuan untuk satu kompetensi dasar, masing-masing 2x45 menit. Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

3.5.1 Tes Hasil Belajar

Tes ini diberikan baik pada awal pembelajaran pre test sebelum sampel diberikan perlakuan dan pada akhir pembelajaran post test setelah sampel diberikan perlakuan. Tes yang dilakukan pada awal pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan tes pada akhir pembelajaran dilakukan bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Kedua macam tes ini berbentuk pilihan ganda dengan jumlah masing-masing 20 dua puluh soal. Kedua soal ini berbeda namun satu tipe. Tes ini berisi tentang tes kemampuan ranah kognitif. Sebelum instrumen tes ini digunakan dalam kelas penelitian, instrumen tes ini diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran masing- masing butir soal. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas dari setiap butir soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan ranah kognitif siswa. Sehingga dari hasil uji instrumen tersebut dapat diketahui apakah instrumen tes tersebut layak digunakan dalam penelitian atau tidak. Berikut langkah pengolahan data hasil uji coba instrumen:

a. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto 2010:211, “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan ”. Oleh karena itu, untuk mengetahui kevalidan instrumen tes ini maka dilakukan uji validitas untuk mengetahui validitas setiap butir soal. Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Untuk menghitung koefisien validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson dengan angka kasar raw score dari Arikunto 2010: 213, yaitu: …………. 1 Keterangan: r xy = koefisien validitas item yang dicari N = jumlah subyek X = skor responden untuk tiap item Y = total skor tiap responden dari seluruh item Selanjutnya koefisien validitas yang diperoleh diintepretasikan ke dalam kategori-kategori menurut Guilford Ruseffendi, 2005 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas Nilai r xy Interpretasi r xy ≤ 0,00 Tidak valid 0,00 r xy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah 0,20 r xy ≤ 0,40 Validitas rendah 0,40 r xy ≤ 0,60 Validitas sedang 0,60 r xy ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,80 r xy ≤1,00 Validitas sangat tinggi

b. Reliabilitas

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 3 44

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA DALAM MATA PELAJARAN TIK.

3 10 35

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 40

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 43

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING BERBANTU MULTIMEDIA MENGGUNAKAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

2 7 47

PENERAPAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MATA PELAJARAN TIK(TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA.

1 4 45

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBASIS SOCIAL NETWORKING DAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOMOTOR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 53

PENERAPAN DRILL METHOD BERBANTU MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK).

0 1 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMP.

2 10 48

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

1 1 5