commit to user
100 “Kapasitas produksi PDAM sini masih kurang, masih belum
memenuhi kebutuhan air selama 24 jam. Kadang ada yang pagi itu seret, kadang malam yang seret. Kapasitas produksi
dari sumur dalam juga berkurang karena diambil terus airnya, dari kita, dari masyarakat juga yang masih pakai sumur
dangkal. Kan ada yang berpikir lebih hemat pakai sumur dangkal, biaya bulanannya hanya rekening listrik, yang pakai
pompa air itu kan… terus mungkin kualitas air sumurnya itu bagus, mungkin…”wawancara 8 April 2011
Dengan demikian, pemakaian sumur dangkal oleh masyarakat menjadi tantangan bagi PDAM dalam upayanya meningkatkan
kapasitas air yang diproduksi oleh PDAM. Penyebabnya adalah pemakaian air secara langsung melalui sumur dangkal oleh
masyarakat tidak ada batasannya. Berbeda dengan pemakaian air
oleh pelanggan yang jam operasinya tidak maksimal sampai 24 jam.
b. Kualitas sumber air tercemar oleh limbah industri
Dari uraian pada bagian sebelumnya, PDAM saat ini tengah mengembangkan usaha peningkatan kapasitas produksi dengan
memanfaatkan Sungai Bengawan Solo yang diolah terlebih dahulu melalui IPA Jurug. Namun, hal tersebut mendapatkan kendala dari
industri-industri domestik di Kota Surakarta yang umumnya berupa industri rumah tangga penghasil batik. Pembuatan batik-batik
tersebut menghasilkan limbah kimia karena bahan pewarna yang digunakan untuk membatik terbuat dari bahan kimia. Tidak jarang
pembuangan limbah tersebut tanpa diolah terlebih dahulu, dan bahkan ada yang membuangnya langsung ke sungai. Sehingga tidak
commit to user
101 dapat dipungkiri air yang diproduksi dengan pengolahan air belum
terjamin kualitasnya. Kondisi kualitas sumber air berpengaruh pada kerja IPA dimana
dalam kondisi kekeruhan air yang tinggi akan menyebabkan penyumbatan pada screen intake. Yaitu seperti yang diutarakan oleh
Bapak Tri Atmojo Sukomulyo, ST, M.Si selaku Kepala Bidang Produksi sebagai berikut :
“Di Solo ada beberapa industri rumah tangga, batik itu ya….. Mereka itu kurang memperhatikan kaidah lingkungan,
maksudnya gini.. bahan-bahan mereka itu kan umumnya berbahan kimia, batik tulis, cap, warnanya itu kan kimia. Terus
limbah dari industri mereka buang ke sungai, bahkan ada yang mencuci batiknya itu langsung di sungai. Hal-hal seperti itu kan
jadi gangguan buat memaksimalkan pelayanan kita dari segi kualitas air yang didistribusikan ke konsumen. Apalagi kita
nggak punya mata air, dan sekarang lagi usaha pakai air Bengawan Solo, meski diolah dulu, tapi kalau tingkat
pencemarannya tinggi, kita juga nggak bisa optimal. Air yang keruh …eee.. tingkat kekeruhannya tinggi, di atas standar, itu…
pada angka 15 skala TCU, akan menyumbat screen intake IPA kita.”wawancara 8 April 2011
Untuk memperkuat hal tersebut, berikut sajian data kualitas air
Sungai Bengawan Solo yang berdasarkan kandungan logam dari anak-anak Sungai Bengawan Solo :
commit to user
102
commit to user
103
c. Harga beli energi tinggi dan ketidakstabilan pasokan energi